Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Ada Kontrasepsi untuk Kucing Tanpa Perlu Kebiri, Seperti Apa Bentuknya?

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/Gustavo Fring
Proses steril kucing adalah operasi reguler untuk menjaga kucing tetap sehat dan membuatnya tidak berkembang biak tanpa kontrol.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sterilisasi atau kebiri kucing merupakan upaya untuk menekan populasi kucing yang tak terkendali.

Selain menekan populasi, sterilisasi juga menurunkan tingkat stres saat musim kawin, serta risiko penyakit pada kucing.

Namun, di masa depan, tindakan ini dapat menjadi pilihan kedua lantaran studi terbaru menemukan potensi adanya metode kontrasepsi nonbedah untuk kucing.

Tim peneliti yang dipimpin ahli biologi reproduksi Harvard University, David Pepin, telah mengembangkan metode kontrasepsi terapi gen yang aman untuk mengendalikan populasi kucing.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Apa yang ditemukan dalam studi ini benar-benar bisa mengatasi masalah overpopulasi kucing liar," ujar Direktur Penelitian Hewan Cincinnati Zoo & Botanical Garden, Bill Swanson, dikutip dari CNN.

Baca juga: Ramai soal Kucing Jadi Galak Setelah Sterilisasi, Apa Penyebabnya?


Bentuk kontrasepsi nonbedah pada kucing

Studi metode kontrasepsi kucing ini bermula dari temuan David Pepin tentang hormon yang ada di folikel ovarium, lapisan sel di sekitar sel telur mamalia.

Untuk mempelajari fungsi hormon lebih lanjut, tim peneliti pun menyuntikkan gen produksi hormon ke tikus betina.

"Sangat mengejutkan, itu pada dasarnya mematikan sebagian besar aktivitas ovarium pada hewan pengerat dan membuat mereka benar-benar tidak subur," kata Pepin.

Dari penemuan itu, Pepin dan rekan-rekan berpikir untuk mencoba mengembangkan alat kontrasepsi nonbedah pada hewan mamalia seperti kucing dan anjing.

Tim peneliti kemudian bekerja sama dengan organisasi nirlaba Michelson Found Animals Foundation yang berbasis di California, Amerika Serikat.

Dilansir dari laman National Geographic, para peneliti bekerja dengan sembilan ekor kucing betina untuk menguji dampak hormon pada mamalia ini.

Sejumlah enam kucing menerima suntikan gen hormon, sedangkan tiga lainnya mendapat suntikan tanpa kandungan gen.

Gen yang telah disuntikkan terintegrasi ke dalam DNA sel otot kucing dan terus memompa hormon selama bertahun-tahun.

Kondisi tersebut menghambat perkembangan folikel, sehingga kantong kecil ini tidak pernah melepaskan sel telur untuk pembuahan.

Baca juga: Ramai soal Video Kucing Bermain Kodok, Dokter Ungkap Bahayanya

Kucing tidak hamil setelah kawin

Sayangnya, penyelidikan lebih lanjut memperlihatkan masih ada folikel aktif yang masih mampu memproduksi estrogen dalam jumlah mendekati normal.

"Beberapa folikel masih aktif, tetapi tidak matang seperti biasanya, mereka kerdil," ujar Pepin.

Kendati demikian, selama kurun waktu percobaan, folikel kucing yang telah disuntikkan gen hormon benar-benar "mereda".

Sementara itu, dalam uji coba kawin antara dua kucing yang telah mendapat suntikan dengan kucing jantan subur, tampak pengobatan hormon ini telah menghentikan kesuburan.

Pasalnya, dua kucing tersebut tidak ada yang mengalami kehamilan. Sebaliknya, tiga kucing tanpa suntikan gen memiliki dua hingga empat anak setelah kawin.

Kondisi tersebut membuktikan, meski kadar estrogen tampak normal, suntikan gen hormon berdampak pada penghambatan ovulasi dan menyebabkan kemandulan.

"Kami sangat optimistis bahwa ini akan menjadi produk yang berguna. Akan tetapi itu tentu tidak akan terjadi dalam satu atau dua tahun ke depan," ungkap Swanson.

Menurut dia, studi yang terbit dalam Nature Communications ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi