Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan Situs Mirip Stonehenge Berusia 4.500 Tahun, Berfungsi sebagai Kalender Matahari

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Monumen prasejarah yang terkenal Stonehenge
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Para arkeolog menemukan situs berusia 4.500 tahun di Belanda yang dikenal dengan "Stonehenge of the Netherlands" karena memiliki bentuk yang mirip dengan Stonehenge di Inggris.

Dilansir dari IFL Science, situs tersebut terletak 45 mil atau sekitar 76 km sebelah timur Rotterdam, dekat Kota Tiel di lokasi pembangunan taman industri. 

Dari situs tersebut, para arkeolog menemukan gundukan pemakaman dan parit yang berukuran empat kali lapangan sepak bola.

Mereka menilai situs tersebut merupakan tempat religius yang dibangun agar matahari bersinar langsung melalui lorong-lorong tertentu di gundukan pemakaman utama pada titik balik matahari musim dingin dan musim panas.

Menurut pernyataan dari Kotamadya Tiel, orang-orang dimakamkan di tempat suci itu selama 800 tahun. Ini terlihat dari sisa-sisa gundukan tanah, parit, ladang pemakaman datar, dan pertanian ditemukan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Arkeolog Temukan Liontin Penis Berusia 42.000 Tahun, Penggambaran Alat Kelamin Manusia Paling Awal di Dunia

Gundukan menyimpan jasad dari 1200 SM

Peneliti mengatakan, gundukan terbesar dari tiga gundukan tersebut menyimpan sisa-sisa jasad pria, wanita, dan banyak anak-anak yang meninggal antara tahun 2500 SM dan 1200 SM.

Peneliti mengungkapkan bahwa ada lebih dari 80 orang ditemukan di situs tersebut. Beberapa di antaranya dikuburkan dan beberapa lainnya dikremasi.

Selain itu, peneliti juga mencatat bahwa orang-orang yang meninggal di tempat tersebut pasti memainkan peran penting dalam ritual.

Baca juga: Arkeolog Jepang Temukan Rumah Pertama Conan the Barbarian alias Bangsa Kimmeri

Gundukan pemakaman berfungsi sebagai kalender

Peneliti mengatakan, meskipun tempat suci ini tidak memiliki batu-batu besar seperti Stonehenge, namun tampaknya gundukan pemakaman terbesar berfungsi sebagai kalender yang membantu orang menandai pergerakan Matahari.

"Sebagai contoh, artefak berharga, seperti mata tombak perunggu, dikuburkan di tempat di mana sinar matahari menyentuh tanah melalui lubang di tempat suci," kata peneliti dikutip dari Live Science.

"Melacak titik balik Matahari adalah penting untuk festival keagamaan, misalnya, untuk menghitung waktu tanam dan panen," tambahnya

Kemungkinan besar hari-hari khusus matahari dirayakan dan sebuah ladang di situs tersebut mungkin berfungsi sebagai tempat untuk pertemuan-pertemuan meriah.

Selain itu, tim peneliti juga menemukan lubang-lubang dan sisa-sisa tiang dan ember.

Tampaknya lubang-lubang tersebut menampung air yang menunjukkan bahwa mereka terlibat dalam ritual pembersihan.

Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Romawi Langka di London, Inggris, Apa Isinya?

Temuan lainnya di situs mirip Stonehenge di Belanda

Para peneliti mengatakan, mereka menemukan situs tersebut di sebuah kawasan industri yang dikenal sebagai kawasan bisnis Medel pada akhir 2016 dan menghabiskan satu tahun berikutnya untuk menggalinya.

Selama waktu itu, mereka menemukan lebih dari 1 juta temuan dari Zaman Batu, Zaman Perunggu, Zaman Besi, Kekaisaran Romawi, dan Abad Pertengahan.

Para peneliti membutuhkan waktu enam tahun untuk menganalisis dan menyatukan temuan-temuan tersebut, yang meliputi artefak tembikar, tulang, lempung (tanah dan tanah liat), batu, batu api, dan kayu.

"Jarang sekali para arkeolog mendapat kesempatan untuk menggali begitu banyak medan di sekitar gundukan pemakaman," ungkap peneliti.

"Sekarang jelas betapa uniknya penemuan dan tempat suci ini," tambahnya.

Selain itu, pada bagian tertua dari gundukan pemakaman, para arkeolog menggali makam seorang wanita dan menemukan manik-manik kaca dari Mesopotamia (Irak modern).

Manik-manik ini merupakan manik-manik kaca tertua yang diketahui di Belanda. Hal ini juga sekaligus mengungkapkan bahwa orang-orang di wilayah tersebut 4.000 tahun yang lalu memiliki kontak dengan budaya yang jaraknya hampir 3.100 mil (5.000 kilometer).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi