Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kutu di Bulu Mata Disebut Berfungsi Memakan Sel Kulit Mati, Benarkah?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@AbudiAlsagoff
Tangkapan layar twit soal kutu yang hidup di bulu mata
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan yang menginformasikan ada kutu hidup di bulu mata manusia, ramai di media sosial Twitter.

Dibuat oleh akun Twitter ini, Sabtu (24/6/2023), pengunggah menuliskan bahwa setiap hari makhluk lembut ini akan memakan kulit mati di wajah.

Tampak dalam unggahan, sebuah kutu di bawah mikroskop yang telah diperbesar 50.000 kali.

Kutu ini disebut akan keluar pada malam hari saat pemilik tubuh tertidur. Sementara jantan dan betinanya, akan melakukan pembuahan di kulit wajah, serta meletakkan 20-24 telur di setiap folikel rambut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Fungsi kutu beludru ini adalah memakan kulit mati di wajah Anda sehingga dapat diperbaharui setiap hari, yang berarti ia melakukan perawatan alami saat Anda tidur," tulisnya.

Hingga Senin (26/6/2023) sore, twit soal kutu di bulu mata ini telah menuai lebih dari 1,5 juta tayangan, 16.100 suka, dan 5.000 twit ulang dari warganet.

Lantas, benarkah ada kutu yang hidup di bulu mata dan membantu membersihkan sel kulit mati di wajah?

Baca juga: Ramai soal Jamur Ringworm, Apa Obatnya?


Tungau hidup di bulu mata dan wajah

Spesialis Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, dr Ismiralda Oke Putranti membenarkan, terdapat hewan yang hidup di bulu mata.

Hewan tersebut, seperti pada unggahan, bernama Demodex folliculorum dan normal hidup di dalam folikel rambut termasuk bulu mata.

"Tungau yang lain namanya Demodex brevis," kata Oke, saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/6/2023).

Lantaran memang normal hidup di folikel rambut, tungau-tungau tersebut sebenarnya tidak mengganggu manusia.

Sebaliknya, mereka justru membantu membersihkan kotoran di dalam folikel rambut, kulit mati, minyak, serta debu yang menempel pada kulit dan rambut.

"Karena ukurannya sangat kecil, sekitar 0,2-0,4 milimeter dan di dalam folikel rambut. Tapi tidak di setiap folikel rambut kita ada tungaunya ya," ungkapnya.

Oke melanjutkan, dibandingkan di bulu mata, tungau ini lebih banyak mendiami kulit area wajah manusia.

Baca juga: Ramai soal Cleopatra dalam Neflix Diperankan Wanita Kulit Hitam, Bagaimana Aslinya?

Tungau bisa sebabkan masalah

Menurut Oke, pada kondisi tertentu, jumlah tungau di wajah dan folikel rambut dapat berlebihan dan memicu masalah kesehatan.

Biasanya, meningkatnya jumlah tungau disebabkan kebersihan wajah yang kurang baik serta konsumsi obat-obatan steroid dalam jangka panjang.

"Adanya penyakit kronis seperti kanker, HIV/AIDS di mana sistem imunitas menurun, jumlah tungau akan meningkat," ujarnya.

Banyaknya jumlah tungau Demodex tentu akan menimbulkan reaksi peradangan pada kulit, termasuk memicu kondisi rosasea dan dermatitis perioral.

"Terjadi peradangan pada kulit dan folikel rambut, sehingga kulit akan tampak bintil-bintil kemerahan dan gatal," kata Oke.

Oke pun mengatakan, apabila mendapati masalah kesehatan seperti kasus di atas, jangan segan untuk berkonsultasi ke spesialis kulit dan kelamin maupun dermatologi dan venereologi.

"Segera ke dokter SpKK atau SpDV untuk memastikan penyakitnya dan rencana terapi yang sesuai," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi