KOMPAS.com - Yevgeny Prigozhin pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner Group mendeklarasikan pemberontakan terhadap pemerintah Rusia, Jumat (23/6/2023) malam.
Prigozhin menyatakan, pemberontakan ini dilakukan karena tentara Rusia menyerang kamp Wagner dan membunuh anak buahnya.
Dalam aksinya, Grup Wagner menguasai markas tentara Rusia di Kota Rostov-on-Don, Rusia.
Kelompok tersebut juga bergerak menuju Moskwa bahkan mampu mencapai lokasi yang hanya berjarak 199 kilometer dari ibu kota dalam waktu 24 jam.
Selama pemberontakan terjadi, pasukan Rusia mengetatkan keamanan sekitar ibu kota Moskwa.
Baca juga: Sejarah Wagner Group, Tentara Bayaran yang Kini Balik Menyerang Rusia
Baca juga: 5 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Apa Saja?
Kondisi Rusia selama pemberontakan Wagner terjadi
Dilansir dari Insider, Wagner Group menguasai markas besar tentara Rusia di Distrik Militer Selatan, Kota Rostov-on-Don, Rusia pada Sabtu (24/6/2023) pagi.
Markas ini penting bagi Rusia karena merupakan pusat komando dalam perang melawan Ukraina.
Puluhan tentara Wagner kemudian bergerak ke utara melalui Kota Voronezh dan menuju ibu kota Moskwa menggunakan mobil SUV dan tank.
Baca juga: Alasan Wagner Menghentikan Serangan di Rusia dan Kembali ke Pangkalan
Dikutip dari AP, warga sekitar Kota Rostov-on-Don dan wilayah Lipetsk, yang berada di jalan menuju Moskwa, tampak tidak terpengaruh oleh aktivitas tentara Wagner.
Bahkan, warga Rostov-on-Don tampak menyemangati pasukan Wagner.
Saat pasukan Wagner bergerak, pasukan Rusia yang dipersenjatai dengan senapan mesin mendirikan pos pemeriksaan di pinggiran Moskwa.
Tentara Rusia menyiapkan kendaraan lapis baja dan pasukan di tepi selatan kota, seperti diberitakan AP.
Baca juga: Mengapa Respons Dunia terhadap Konflik Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel Berbeda?
Sekitar 3.000 tentara dari Republik Rakyat Chechnya, wilayah federal Rusia, ditarik dari pertempuran Ukraina ke ibu kota pada Sabtu (24/6/2023) dini hari.
Tenrara Rusia juga menggali jalan raya untuk memperlambat pawai pasukan Wagner.
Dikutip dari Kyiv Independent, dua unit pasukan lintas udara dari Divisi Serangan Lintas Udara ke-76 Rusia tiba di Moskwa dengan pesawat angkut Il-76 untuk melindungi ibu kota.
Baca juga: Perbandingan Kekuatan Pasukan Wagner Vs Militer Rusia
Keadaan warga Rusia
Sayangnya, lokasi ini merupakan wilayah yang ramai akan turis.
Para turis tampak kecewa akibat penutupan ini meskipun mereka akhirnya mengetahui alasannya.
Sementara penduduk sekitar Moskwa dan wilayah yang dilewati pasukan Wagner terlihat terguncang.
Ada yang mempertimbangkan pindah ke kota lain, tidak ingin terlibat konflik politik, mengeluhkan reaksi pemerintah, bahkan mengutuk perang yang terjadi dengan Ukraina.
Selain itu, polisi berpakaian preman memeriksa dokumen orang-orang yang berada di pusat kota.
Baca juga: Alasan Wagner Menghentikan Serangan di Rusia dan Kembali ke Pangkalan
Akhir pemberontakan
Pasukan Wagner terlihat melakukan perjalanan di dekat Yelets, sebuah kota yang hanya berjarak sekitar 386 kilometer dari ibu kota Moskwa.
Konvoi mereka berusaha ditahan oleh tembakan helikopter tentara Rusia.
Akhirnya pada Sabtu (24/6/2023), Yevgeny Prigozhin memutuskan mundur dan memerintahkan pasukannya kembali ke markas mereka.
Dia mengatakan, tentara Wagner berhasil maju dalam jarak 199 kilometer dari Moskwa selama 24 jam terakhir.
Diberitakan CNA, langkah-langkah keamanan masih dilakukan di Moskwa pada Minggu (25/6/2023) meskipun lebih sedikit polisi yang berjaga.
Sementara warga mulai bersikap santai dan tidak merasa terancam meskipun nasib pasukan Prigozhin masih belum jelas.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Perang Rusia-Ukraina Dimulai
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.