Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNP Diusir Warga Usai Sindir Lokasi KKN Tak Ada Air

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar akun Twitter @Heraloebss
Sekelompok mahasiswa UNP diusir dari lokasi KKN usai menyindir fasilitas di tempat mereka berkegiatan.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) diusir dari lokasi kuliah kerja nyata (KKN) usai menyindir fasilitas di tempat mereka berkegiatan.

Mereka menyebut lokasi KKN tidak ada air sehingga mandi di musala dan harus bayar saat mengontrak. 

Lokasi mereka menjalankan KKN disebutkan berada di Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumatera Barat.

Baca juga: Mahasiswa Tidak KKN Disebut Tidak Napak Bumi, Benarkah? Ini Kata Pengamat Pendidikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video sindiran viral di media sosial

Video sindiran sejumah mahasiswa tersebut diunggah di Instagram dan kemudian tersebar di media sosial.

Salah satu akun Twitter yang menayangkan ulang video mahasiswa UNP menyindir fasilitas di lokasi KKN adalah akun ini pada Selasa (27/6/2023).

"Kalian libur semester? Mana maen, KKN-lah. KKN kalian di mana? Tanah Datar, Limapuluh Kota? Bungus lah, air nggak ada, mandi di musala. Diusir? Ngontrak bayar pula," kata salah satu mahasiswa dalam video.

Buntut dari video tersebut, mereka harus angkat kaki dari lokasi KKN dan mendapat kecaman dari banyak warganet.

Lantas, apa kata UNP soal mahasiswanya diusir dari lokasi KKN?

Baca juga: Buntut Sindir Warga di Sekitar Lokasi KKN, Mahasiswa UNP Kena Sanksi

Penjelasan UNP

Sekretaris UNP Erianjoni mengatakan, pihaknya menyayangkan video mahasiswa yang menyindir fasilitas di lokasi KKN.

Ia mengatakan, hal seperti itu seharusnya disampaikan ke dosen pembimbing lapangan (DPL).

Erianjoni juga mengatakan, UNP mempunyai wadah komunikasi agar mahasiswa bisa berkomunikasi, yaitu Unit Pelaksana Pusat KKN.

"Ini memang keliru. Mahasiswa kami harus diberi pembelajaran, tidak semua harus semuanya lewat media sosial. 'Kan ada wadah komunikasinya, DPL, dan Unit Pelaksana KKN," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Mahasiswanya Diusir Usai Bikin Video Sindir Fasilitas KKN, UNP: Etika Komunikasi Mereka Buruk

Mahasiswa dinilai belum bisa memahami masyarakat

Lebih lanjut, Erianjoni juga mengatakan, mahasiswa yang baru-baru ini viral di media sosial belum siap memahami masyarakat dan daerah setempat.

Ia menambahkan, UNP berdialog dengan Camat Bungus Teluk Kabung soal ulah mahasiswa yang menyindir fasilitas di lokasi KKN.

Pihaknya juga memproses peristiwa tersebut dan memindahkan mahasiswa yang bersangkutan ke daerah lain.

"Jadi, ya mereka (warga) tak terima, mereka (mahasiswa KKN) posting di media sosial kekecewaannya karena harapan yang diharapkan tak terjadi," ucap Erianjoni.

"Fasilitas yang mereka harapkan tidak dapat, sementara mereka harus bayar. Barangkali anak KKN ini juga cemburu di daerah lain ada yang tidak bayar," tambahnya.

Baca juga: Mahasiswa KKN UNP Diusir Warga Usai Bikin Video Mana Maen Kritik Fasilitas Minim

 

Mahasiswa telah dijatuhi sanksi

Erianjoni mengatakan, mahasiswa yang diusir oleh warga di Bungus Teluk Kabung telah mendapatkan sanksi berupa pemindahan lokasi KKN.

Sanksi tersebut, kata Erianjoni, telah sesuai dengan kesalahan yang mereka perbuat dan UNP telah membicarakan masalah ini dengan masyarakat setempat.

"Masalahnya sudah clear hari ini," ujar Erianjoni, dikutip dari Kompas.com, Senin (26/6/2023).

Ia menambahkan, sanksi berupa pemindahan lokasi membuat mahasiswa yang berada di tempat baru harus mengulang kegiatan KKN dari awal.

Erianjoni juga menyampaikan, UNP telah meminta maaf atas ulah mahasiswanya di Bungus Teluk Kabung.

"Sekali lagi, sanksi pemindahan lokasi KKN ini sudah merupakan sanksi tepat akibat ulah mereka sendiri," jelasnya.

Baca juga: Warganet UGM Vs UI Ribut soal KKN, Universitas Indonesia Buka Suara

(Sumber: Kompas.com/Perdana Putra | Editor: Michael Hangga Wismabrata, David Oliver Purba)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi