Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta dan Dugaan Pemuda Inses dengan Ibunya Selama 11 Tahun, Wali Kota Bukittinggi Dilaporkan ke Polisi

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Pemkot Bukittinggi
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kasus dugaan inses antara seorang pemuda berusia 28 tahun dengan ibunya di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat terus berlanjut.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa Wali Kota Bukittinggi Erman Safar dilaporkan ke Polresta Bukittinggi atas dugaan pencemaran nama baik.

Laporan itu dibuat oleh EY, ibu yang diduga melakukan hubungan sedarah dengan anaknya pada Senin (26/6/2023).

EY menyampaikan bahwa Erman sudah menyebarkan berita bohong atau hoaks soal inses antara dirinya dengan anak laki-lakinya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adapun, dugaan inses antara ibu dengan pemuda di Bukittinggi mencuat usai Erman membeberkan kasus ini saat sosialisasi pencegahan pernikahan anak di Rumah Dinas Wali Kota, Rabu (21/6/2023).

Berikut fakta dan dugaan pemuda inses dengan ibunya di Bukittinggi.

Baca juga: Tim Forensik Kesulitan Tes DNA 7 Bayi Hasil Inses yang Dibunuh di Banyumas, Ini Penyebabnya

1. Berawal dari pengakuan Wali Kota Bukittinggi

Pria 28 tahun yang diduga melakukan inses dengan ibunya disebut sudah melakukan hubungan sedarah selama 11 tahun. Tepatnya saat ia masih duduk di bangku SMA.

Erman mengatakan, pemuda tersebut kini sedang menjalani karantina di Pusat Rehabilitasi Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Agam Solid.

"Ada anak yang sekarang sudah berusia 28 tahun, lagi kita karantina. Anak itu sejak SMA sudah berhubungan badan dengan ibunya," kata Erman, dikutip dari Kompas.com.

Terpisah, Sukendra Madra dari LSM Ganggam Solidaritas-IPWL Agam Solid menyampaikan, pemuda tersebut sudah dikarantina selama 7 bulan.

IPWL Agam Solid yang menjadi tempat karantina berada di bawah binaan Kementerian Sosial (Kemensos).

Baca juga: 7 Bayi Hasil Inses di Banyumas Dikubur Hidup-hidup? Ini Kata Dokter Forensik

2. Dikarantina usai keluarga melapor

Lebih lanjut, Sukendra menjelaskan bahwa pihaknya mengarantina pemuda yang diduga melakukan inses dengan ibunya setelah mendapat laporan dari keluarga pelaku.

Keluarga meminta supaya pemuda itu direhabilitasi karena sudah berani mengancam menggunakan senjata.

"Anak ini bisa kami karantina, karena ada laporan dari keluarga. Mereka meminta untuk direhab. Sebab, anak ini sudah mulai mengancam dengan senjata tajam juga," kata Sukendra.

Baca juga: Ramai soal Kasus Inses Ayah dan Anak di Banyumas, Ini Bahayanya

3. Diduga alami gangguan jiwa

Sukendra juga menyampaikan, pemuda yang diduga inses dengan ibunya memiliki gejala gangguan kejiwaan.

Ia mengatakan, ada gangguan pada microsensorik di otaknya yang terungkap melalui pemeriksaan dengan metode khusus.

Pemuda tersebut sempat ditanyai oleh pihak IPWL Agam Solid seputar aktivitasnya sehari-hari, namun ia lupa dalam waktu yang cepat lalu ingat kembali.

Baca juga: Mengaku Ingin Kaya, Ayah di Banyumas Inses dengan Anak sejak 2013, lalu Bunuh 7 Bayinya

4. Pernah kecanduan lem

Sukendra menambahkan, gangguan kejiwaan yang dialami pemuda itu diduga disebabkan oleh lem dan narkotika.

Sukendra mengatakan bahwa pemuda tersebut mengaku sudah menggunakan lem sejak bangku SMP.

"Akibatnya itu, microsensorik otaknya jadi terganggu," katanya.

Baca juga: Curhat Anak di Banyumas Inses dengan Ayah Kandung hingga Lahirkan 7 Bayi lalu Dibunuh, Sempat Diancam dengan Golok

5. Nyaris berbuat tak senonoh kepada adiknya

Dilansir dari Kompas.com, terungkap fakta lain bahwa pemuda yang diduga inses dengan ibunya juga hampir berhubungan badan dengan adiknya.

Tetapi, ajakan pemuda tersebut ditolak oleh sang adik sehingga pelaku melakukan hubungan sedarah dengan ibunya.

"Dia jawab, tak enak dengan sang adik sebab sering ditolak dan dimarahi. Makanya lebih mau dengan ibunya saja," tutur Sukendra.

Baca juga: Sosok Rudi yang Inses dengan Anak Kandungnya, Dikenal Sebagai Dukun, Bunuh 7 Bayi Agar Kaya Raya

6. Wali Kota Bukittinggi dilaporkan ke polisi

Setelah kasus dugaan inses menyebar ke publik, EY selaku ibu yang diduga melakukan hubungan sedarah dengan anaknya melaporkan Erman ke polisi.

EY mengatakan, Erman seharusnya bertanya kepada dirinya sebelum membeberkan kasus dugaan inses ke publik.

Ia juga mengaku keberatan dengan cerita yang disebarkan oleh sang wali kota dan berharap kasus ini bisa segera diselesaikan supaya nama baik keluarga dapat dipulihkan.

"Kami sekeluarga merasa sangat dirugikan, isu itu (inses) kan merusak nama pribadi, pencemaran nama baik, agama, keluarga kami, ekonomi kami," ujar EY, dikutip dari Kompas.com.

Selain EY, kakak si pemuda juga ikut membantah bahwa ibunya melakukan hubungan sedarah dengan adiknya.

Baca juga: Soal Inses Ibu Anak, Warga Ikut Laporkan Walkot Bukittinggi ke Polisi

7. Wali Kota Bukittinggi telah dihubungi polisi

Terkait laporan EY kepada polisi, Erman mengaku bahwa dirinya telah dihubungi oleh Polresta Bukittinggi yang menyelidiki kasus itu.

Selain dilaporkan oleh EY, lembaga adat di Bukittinggi juga melaporkan sang wali kota atas tuduhan penyebaran berita bohong.

"Saya beberapa waktu kemudian sudah hubungi Polresta Bukitinggi untuk ditindak secara hukum," tuturnya, dikutip dari Kompas.com.

"Sampai saat ini kasus masih penyelidikan. Belum ada keterangan Polresta Bukittinggi, ini hoaks, ini bohong, sampai hari ini," tambahnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi AKP Fetrizal mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus dugaan inses antara pemuda dengan ibunya.

Tetapi, polisi masih mengalami kesulitan ketika memeriksa pemuda tersebut karena ia diduga mengalami gangguan jiwa.

"Terduga pelaku telah kami interogasi, apakah benar memang ada inses dengan ibu kandungnya. Namun, keterangan yang diberikan berubah-ubah dan tak jelas," imbuhnya, dikutip dari Kompas.com.

(Sumber: Kompas.com/Penulis: Perdana Putra | Editor: Rachmawati, Muhammad Syahrial, David Oliver Purba, Michael Hangga Wismabrata).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi