Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat EMU "Red Komodo" dan CIT "Doctor Yellow" Kereta Cepat Digandengkan, Apa Tujuannya?

Baca di App
Lihat Foto
INSTAGRAM.com/@brithyanugroho_a
Tangkapan layar foto memperlihatkan Electric Multiple Unit (EMU) yang dijuluki Red Komodo dan Comprehensive Inspection Train (CIT) atau kereta inspeksi berjuluk Doctor Yellow digandengkan.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Unggahan foto yang memperlihatkan Electric Multiple Unit (EMU) yang dijuluki "Red Komodo" dan Comprehensive Inspection Train (CIT) atau kereta inspeksi berjuluk "Doctor Yellow" digandengkan ramai di media sosial.

Foto itu salah satunya dibagikan akun Instagram @brithyanugroho_a pada Minggu (25/6/2023).

"Red Komodo feat Doctor Yellow. KCIC400AF dan KCIC400AF Comprehensive Inspection Train (CIT) saat melakukan uji coba bersama dalam 1 rangkaian," demikian narasi yang dituliskan pemilik akun.

Kompas.com telah mendapatkan izin dari pemilik akun untuk menggunakan fotonya dan menampilkannya dalam pemberitaan ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Benarkah Kecepatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Kalahkan Shinkansen?

Baca juga: Naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung Gratis 3 Bulan, Mulai Kapan?

Akun Instagram resmi Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), @keretacepat_id, kemudian mengunggah ulang foto tersebut.

Pihak KCJB menuliskan, kereta cepat bisa berjalan bergandengan dengan kecepatan yang sama.

"Dengan ini kapasitas penumpang KCJB bisa bertambah dari 601 penumpang jadi 1.202. Semuanya bisa jadi 2x!" tulis @keretacepat_id.

Baca juga: Uji Coba Kereta Cepat Jakarta Bandung Melaju 350 Kpj, Kapan Mulai Beroperasi?

Lantas, apa tujuan digandengkannya EMU dan CIT KCJB tersebut?

Penjelasan KCIC

Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, penggandengan EMU dan CIT KCJB merupakan rangkaian dari testing dan commisioning.

Eva menyebutkan, rangkaian yang digandengkan dalam rangka menguji kemampuan prasarana KCJB, yaitu CIT atau kereta inspeksi dan EMU atau kereta penumpang.

"Penggabungan ini bertujuan untuk memastikan bahwa prasarana KCJB mulai dari jalur rel, persinyalan, kelistrikan, dan komunikasi mampu melayani dua rangkaian kereta cepat sekaligus," ujarnya, kepada Kompas.com, Rabu (28/6/2023).

Sehingga pada kondisi tertentu, rangkaian KCJB dapat digabungkan untuk meningkatkan kapasitas angkut, terlebih saat momen seperti mudik atau libur panjang.

Dia menjelaskan, satu rangkaian KCJB terdiri dari 8 kereta penumpang dengan total kapasitas tempat duduk sebanyak 601 kursi.

Baca juga: Kereta Cepat Jakarta Bandung Tembus 300 Kpj, Bekasi Tegalluar Tak Sampai 45 Menit

Jumlah tempat duduk menjadi 1.202

Dengan penggandengan dua rangkaian KCJB, maka total panjang rangkaiannya menjadi 16 kereta sehingga jumlah tempat duduk yang tersedia menjadi 1.202.

"Berdasarkan data, pengujian berjalan lancar dengan waktu tempuh dari Bekasi menuju Tegalluar ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit," kata Eva.

Eva menuturkan, KCIC bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kini tengah mempersiapkan izin operasi KCJB.

Sebagai informasi, KCJB adalah layanan kereta api cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang akan beroperasi dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam.

KCJB memiliki jalur sepanjang 142,3 kilometer dengan 13 terowongan dan akan melayani 4 stasiun pemberhentian, yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.

Baca juga: Koin Berdiri Tak Goyang Saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung Melaju 180 Km/Jam, KCIC Ungkap Penyebabnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi