KOMPAS.com - Potret rumput lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta yang mengalami kerusakan dan dipenuhi sampah menjadi perbincangan warganet baru-baru ini.
Hal tersebut bermula dari unggahan video singkat yang ditayangkan akun Instagram ini pada Selasa (27/6/2023).
Dalam video dapat dilihat bahwa rumput GBK yang biasanya terlihat hijau dan rata berubah menjadi berlubang dan bergaris.
Tak hanya itu, rumput GBK juga dipenuhi sampah yang bercederan, mulai dari tengah sampai ke pinggir lapangan, tepatnya di saluran drainase.
"Kondisi Stadion Utama Gelora Bung Karno," tulis pengunggah.
Baca juga: GBK Dipakai Konser Coldplay, Ini Profil JIS, Calon Venue Piala Dunia U-17 2023
Diprotes warganet
Warganet yang melihat video rumput GBK mengalami kerusakan dan dipenuhi sampah kemudian menyayangkan kondisi ini.
Sebagian dari mereka menduga rumput GBK rusak setelah lapangan stadion ini digunakan untuk Perayaan Bulan Bung Karno pada Minggu (25/6/2023).
Diketahui, acara tersebut digelar oleh PDI-Perjuangan dan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"GBK ( GLORA BUAT KAMPANYE)," kata @bosan*********.
"Abis acara banteng ya," tulis akun @hspal*****.
"Gausah pada julid, itu stadion punya bapaknya," timpal akun yang lain.
Lantas, apa kata pengelola GBK soal video kerusakan rumput dan lapangan yang dipenuhi sampah?
Baca juga: Kata PSSI dan LIB soal Rumor Duel Persija Vs PSM Batal di GBK
Penjelasan pengelola GBK
Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek (PPK) GBK Rakhmadi Afif Kusumo buka suara soal beredarnya video rumput GBK mengalami kerusakan dan dipenuhi sampah.
Ia mengatakan, video tersebut direkam dan diviralkan pada malam hari setelah suatu acara selesai digelar.
Kendati demikian, sampah yang berserakan sudah dibersihkan dan rumput yang sempat rusak telah mendapat perawatan supaya kondisinya pulih.
"Mengenai kebersihan itu dilaksanakan dengan sangat baik sebenarnya," kata Rakhmadi kepada Kompas.com, Rabu (28/6/2023).
"Tapi, diviralkan pada saat malam hari waktunya begitu (acara) selesai udah divideokan begitu saja," tambahnya.
Baca juga: Benarkah Pembukaan Piala Dunia U-17 Tidak Bisa Dilaksanakan di GBK? Ini Kata PSSI
Rumput GBK rusak usai Perayaan Bulan Bung Karno?
Saat dikonfirmasi lebih lanjut soal penyebab kerusakan rumput di GBK, Rakhmadi tidak memberikan penjelasan secara gamblang.
Pun, ketika didesak apakah rumput mengalami kerusakan setelah Perayaan Bulan Bung Karno, ia juga tidak mau berbicara banyak.
Ia hanya berujar bahwa setiap acara yang menggunakan lapangan GBK maka rumputnya harus dilindungi menggunakan grass cover.
"Begitu itu (grass cover) dibuka kita langsung rawat, bagusin kembali, dan kebersihan juga," ujar Rakhmadi.
"Kita laksanakan sesuai SOP (standar operasional prosedur) yang ada di sini (GBK)," sambungnya.
Baca juga: Emiliano Martinez di GBK: Dulu Menang Telak, Kini Nyaris Jadi Korban Lemparan Maut Arhan
Panitia Perayaan Bulan Bung Karno bertanggung jawab atas kebersihan
Saat disinggung soal Perayaan Bulan Bung Karno, Rakhmadi menyampaikan bahwa panitia sudah bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan ketika acara.
Bahkan, kata Rakhmadi, panitia juga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta dan Octopus untuk pengelolaan sampah.
Kerja sama antara panitia dengan 2 pihak tersebut dimaksudkan untuk melakukan pemisahan sampah.
"Sampai sejauh itu mereka menyiapkan (penanganan sampah di GBK)," papar Rakhmadi.
Baca juga: GBK Terang Benderang, PLN Klaim Layani Laga Indonesia Vs Argentina Tanpa Kedip
Kondisi rumput telah pulih
Dalam foto yang diterima Kompas.com, Rabu (28/6/2023), rumput GBK yang sebelumnya dinarasikan mengalami kerusakan telah pulih dan dibersihkan dari sampah.
Rakhmadi menjelaskan, proses pemulihan rumput melibatkan beberapa tahapan supaya lapangan dapat digunakan untuk menghelat pertandingan.
Proses yang ia maksud meliputi pemupukan, penyiraman, dan mowing atau pemotongan rumput.
"Ada cutting pakai mesin supaya dia (rumput) sehat kembali pokoknya. Semua mengikuti spec-nya mengikuti FIFA," ujar Rakhmadi.
"Kami juga bekerja sama dengan expert-expert di bidang rumput," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.