Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Siswa Kelas 1 SD Meninggal Usai Diduga Dipukuli Kakak Kelas

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/kjpargeter
Ilustrasi garis polisi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Siswa kelas 1 SD asal Kota Medan, Sumatera Utara berinsial B (8) meninggal setelah diduga dipukuli oleh kakak kelasnya.

Sebelum meninggal, B sempat mengadu kepada ibunya, Yusraini, setelah pulang sekolah tentang perbuatan tersebut.

Yusraini mengatakan, setelah B mengaku dipukuli oleh kakak kelasnya, korban mengalami sakit di sekujur tubuh.

Tak hanya itu, putranya juga mengalami trauma dan mengigau ketika tidur sebelum dilarikan ke rumah sakit (RS) lalu meninggal dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Motif Siswa SMP di Temanggung Bakar Sekolahnya Sendiri, Kini Jadi Tersangka

Berikut sejumah fakta terkait kasus tersebut:

Baca juga: Viral, Video Driver Ojol Dipukuli Usai Turunkan Penumpang, Bagaimana Kejadiannya?

1. Mengaku kesakitan dan wajahnya pucat

Pada Kamis (22/6/2023), setelah pulang sekolah, B mendatangi lapak jualan milik ibunya di depan Masjid Raya Al-Mashun, Medan.

Yusraini menjelaskan, ketika datang B mengaku kesakitan dan wajahnya dalam kondisi pucat.

B kemudian mengaku dipukuli oleh kakak kelasnya sembari menangis kepada ibunya.

"Kami, kan jualan di Masjid Raya, Kota Medan, dia (korban) datang, berkata 'Mak, B dipukul' sambil menangis, dia sampai pucat (mukanya)," katanya, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Viral, Video Pocong Ditangkap dan Dipukuli Warga Demak, Kapolres: Motifnya Menakuti Warga

2. Terduga pelaku pemukulan merupakan tetangga sendiri

Lebih lanjut, Yusraini mengatakan bahwa kakak kelas yang disebut B melakukan pemukulan merupakan tetangganya sendiri.

Melihal hal itu, ia mengadukan perbuatan tak terpuji tersebut kepada orangtuanya secara langsung.

Kendati demikian, orangtua terduga pelaku justru membantah buah hatinya memukuli B.

Meski dibantah, Yusraini meyakini bahwa B tidak berbohong jika ia telah dipukuli kakak kelasnya.

"Si anak ini (pelaku bilang) mana ada pukul si B, tapi aku pun nggak mau ribut-ribut (sama orang tuanya). Cuma aku mau ngasih tahu (ke bapaknya)," imbuh Yusraini.

Baca juga: Apa Alasan Nadiem Makarim Hapus Tes Calistung Masuk SD?

3. Pelaku diduga berjumlah 5 orang

Yusraini menyampaikan bahwa kakak kelas yang diduga memukuli anaknya berjumlah 5 orang.

Ia juga mengaku merasa terpukul karena kehilangan B yang merupakan anak pertamanya.

"(Pelakunya) dekat-dekat sini juga pak, tapi orangnya nggak bisa kita sebutkan pak, nanti merumitkan masalah," ujarnya.

"Saya maafkan siapa pun yang menjahati anak saya itu, Pak, tapi saya gak ikhlas sakit hati ini, Pak," tambah Yusraini.

Baca juga: Kronologi Bocah SD Dianiaya Kakak Kelas di Sukabumi, Korban Sempat Sebut Nama Pelaku Sebelum Meninggal

4. Korban mengalami demam

Yusraini juga menerangkan, B yang mengaku dipukuli kakak kelasnya sempat merasakan demam dan sering mengingau ketika tidur.

B sebenarnya sudah dibawa oleh keluarga ke tukang kusuk untuk mengatasi kondisinya, namun korban tidak segera pulih.

"Semenjak dipukul itu, anak itu macam ketakutan, sudah gitu, waktu tidur malam sering ketakutan, kayak trauma gitu," jelas Yusraini.

Ia menambahkan, anaknya juga tidak mau makan dan enggan menunjukkan bagian tubuh yang terasa sakit.

"Semenjak dipukul B tidak mau makan cuma mau minum, sakit badan semua katanya, tapi B tidak bilangnya di bagian mana," tutur Yusraini, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Dianiaya Kakak Kelas, Siswi SMA di Sumsel Patah Tulang Rusuk

5. Korban dilarikan ke RS

Kondisi B yang tidak kunjung membaik mendorong keluarga untuk membawa korban ke RS Madani pada Selasa (27/6/2023).

Kendati demikian, B tidak dapat ditangani karena pihak RS menolak biaya pengobatan dengan BPJS lantaran yang bersangkutan disebut sebagai korban penganiayaan.

B selanjutnya dibawa ke RS Pirngadi Medan namun nyawanya tidak tertolong setelah mendapat perawatan.

Korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk diotopsi sebelum dimakamkan di TPU Jalan Brigjend Katamso, Medan.

Baca juga: Kisah Firmansyah, Anak SD yang Viral Usai Disebut Pindah ke SLB karena Di-bully

6. Penganiayaan tidak terjadi di lingkungan sekolah

Soal dugaan pemukulan yang dialami B, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Laksamana Putra Siregar mengakui bahwa ia telah mengetahui peristiwa tersebut.

Namun, pihaknya mengeklaim bahwa penganiayaan yang dialami korban tidak terjadi di lingkungan sekolah berdasarkan hasil pemeriksaan sementara.

Laksamana juga menyampaikan, pihaknya berencana memanggil wali kelas dan orangtua siswa supaya peristiwa serupa tidak terulang.

"Tentunya ini pembelajaran bagi kami di Dinas Pendidikan. Ke depan kami akan melakukan upaya-upaya preventif, seperti parenting meeting dan hal lain sebagainya," katanya, dikutip dari Tribun.

Baca juga: 5 Fakta Pemukulan Sopir Bus Transjakarta

7. Kasus dugaan pemukulan telah ditangani polisi

Terpisah, Kapolsek Medan Kota Kompol Selvin Trianingsih mengatakan bahwa kasus dugaan pemukulan terhadap B telah dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polrestabes Medan.

Polisi juga sudah mendatangi rumah B dan lokasi yang diduga menjadi tempat korban dianiaya.

Di sisi lain, polisi telah meminta keterangan dari beberapa warga untuk mengungkap kasus tersebut.

Baca juga: Korban Pelecehan dan Bully Sering Dilaporkan Balik, Ini Kata LPSK

(Sumber: Kompas.com/Penulis: Rahmat Utomo | Editor: Michael Hangga Wismabrata | Riska Farasonalia).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi