Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Kerusuhan di Perancis, Dipicu oleh Kematian Remaja 17 Tahun

Baca di App
Lihat Foto
AFP/STEFANO RELLANDINI
Polisi forensik memeriksa bagian depan Hotel du ville yang terbakar di Garges-les-Gonesse, utara Paris pada 29 Juni 2023, menyusul kerusuhan dua hari setelah seorang bocah lelaki berusia 17 tahun ditembak di dada oleh polisi dari jarak dekat. berkisar di Nanterre, pinggiran barat Paris. Protes kekerasan pecah di Prancis pada dini hari tanggal 29 Juni 2023, ketika kemarahan tumbuh atas pembunuhan polisi terhadap seorang remaja, dengan pasukan keamanan menangkap 150 orang dalam kekacauan yang membuat pengunjuk rasa berpakaian balaclava membakar mobil dan menyalakan kembang api. Nahel M., 17, ditembak di dada dari jarak dekat pada 27 Juni 2023 pagi dalam sebuah insiden yang memicu kembali perdebatan di Prancis tentang taktik polisi yang telah lama dikritik oleh kelompok hak asasi atas perlakuan terhadap orang-orang di pinggiran kota berpenghasilan rendah, terutama etnis minoritas.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Dalam beberapa waktu terakhir, Perancis dilanda kerusuhan di berbagai kota. Kerusuhan terjadi di Paris, Marseille, Dijon, Lyon, dan Toulouse.

Kerusuhan paling besar berada di ibu kota Paris, di mana berdekatan dengan lokasi awal mula kejadian.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (29/6/2023), kerusuhan tersebut terjadi atas respons terhadap penembakan fatal aparat kepolisian kepada seorang remaja keturunan Maroko dan Aljazair bernama Nahel M.

Baca juga: Spesifikasi Jet Tempur Rafale Buatan Perancis yang Dilirik Indonesia

Insiden yang menewaskan remaja 17 tahun itu memicu kembali perdebatan di Perancis soal cara polisi yang telah lama dikritik oleh kelompok hak asasi manusia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Kami muak diperlakukan seperti ini. Ini untuk Nahel, kami Nahel,” ucap dua pemuda yang menyebut diri mereka sebagai “Avengers” saat mengikuti aksi protes di Paris.

Para pengunjuk rasa meluncurkan kembang api ke arah polisi antihuru-hara, ketika aparat menembakkan proyektil flashball untuk mencoba membubarkan massa.

Selain itu, ada pula pengunjuk rasa yang melakukan vandalisme dengan menuliskan kalimat “Vengeance for Nahel” di gedung dan halte bus.

Baca juga: Mengenal Revolusi Perancis dan Faktor yang Menyebabkannya

Baca juga: Siapa Hadis Najafi, Perempuan Iran yang Tewas dalam Demonstrasi Mahsa Amini?

Duduk perkara kerusuhan

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (30/6/2023), kerusuhan tersebut berawal ketika petugas polisi menembak mati Nahel M di Nanterre, kota kelas pekerja di pinggiran barat Paris, Perancis pada Selasa (27/6/2023) malam.

Remaja 17 tahun itu ditembak pada jam sibuk, di mana banyak orang berlalu lalang dan lalu lintas sedang ramai.

Awalnya, Nahel gagal berhenti setelah Mercedes AMG yang dikendarainya terlihat di jalur bus. Kemudian dua petugas polisi mengejar mobil itu dalam kemacetan jalanan.

Saat mobil hendak kabur, seorang petugas melepaskan tembakan dari jarak dekat melalui jendela pengemudi.

Baca juga: Pemicu dan Kronologi Kerusuhan di Babarsari Yogyakarta

Nahel kemudian tewas karena satu tembakan di lengan kiri dan dadanya, sebagaimana diungkapkan oleh jaksa penuntut umum Nanterre, Pascal Prache.

Lebih lanjut, petugas tersebut juga mengakui sudah melepaskan tembakan mematikan.

Petugas itu mengatakan kepada penyelidik, dia ingin mencegah pengejaran mobil karena khawatir orang lain akan terluka setelah remaja tersebut diduga melakukan beberapa pelanggaran lalu lintas.

Pengacara petugas Laurent-Franck Lienard menuturkan, kliennya telah mengarahkan tembakan ke bawah di bagian kaki pengemudi.

Namun peluru tembakan itu terbentur, kemudian mengarah mengenai dada Nahel.

“Dia harus dihentikan, tapi jelas (petugas) tidak ingin membunuh pengemudi (Nahel),” kata dia.

Lienard menambahkan, penahanan terhadap kliennya ditujukan untuk menenangkan kerusuhan yang terjadi.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan Mako Brimob 8 Mei 2018, Tragedi yang Tewaskan 5 Polisi dan 1 Tahanan Teroris

(Sumber: Kompas.com/Irawan Sapto Adhi, Tito Hilmawan Reditya | Editor: Irawan Sapto Adhi, Tito Hilmawan Reditya)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi