KOMPAS.com - Mayoritas paus pembunuh atau Orcinus orca di Laut Pasifik Kanada dan Amerika Serikat yang terancam punah, menderita penyakit kulit.
Penelitian yang diterbitkan oleh Public Library of Science pada Rabu (28/6/2023) menunjukkan, 99 persen dari populasi orca mengalami penyakit kulit.
Dilansir dari The Seattle Times, para peneliti telah menganalisis foto sebanyak 20.000 penampakan orca yang diperoleh selama 2004-2016.
Hasil analisis menunjukkan, paus orca memiliki lesi menyerupai bercak abu-abu yang muncul semakin banyak dari waktu ke waktu.
Bercak warna abu dengan titik berwarna hitam itu memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi.
Para ilmuwan meneliti lekukan pada kulit orca itu lambat laun mengalami perubahan warna.
Sebenarnya, kemunculan lesi pada paus orca bukan sesuatu hal yang baru.
Ahli biologi satwa liar National Oceanic and Atmospheric Administration Brad Hanson mengatakan, lesi pada kulit orca itu telah diketahui cukup lama.
Baca juga: Fakta Orca, Mengapa Disebut Paus Pembunuh?
Dugaan penyebab lesi pada kulit orca
Kendati demikian, belum diketahui penyebab kemunculan lesi tersebut.
Para peneliti menduga bahwa kemunculan lesi berwarna abu-abu bisa disebabkan beberapa faktor, seperti lingkungan, perubahan iklim, dan tingkat radiasi ultraviolet.
Di sisi lain, aktivitas manusia dan efek polutan organik yang terus menerus terjadi juga berpengaruh pada kemunculan lesi ini.
Peneliti lainnya menduga, lesi pada kulit orca muncul karena adanya bakteri, jamur, atau virus tertentu.
Sedangkan dugaan lain mengatakan, bahwa lesi tersebut muncul karena penurunan sistem kekebalan orca dalam menghadapi penyakit.
Namun, belum ada data yang cukup mumpuni untuk menjawab asumsi-asumsi tersebut.
Lantas, apa bahaya penyakit kulit itu bagi orca?
Baca juga: Saat Sekelompok Orca Menyerang Kapal dan Mengikutinya hingga ke Pelabuhan...
Bahaya lesi pada orca
Para ilmuwan belum bisa mengungkap secara pasti dampak penyakit kulit yang muncul di kulit orca.
Namun, mereka khawatir kemunculan lesi itu berdampak pada kondisi tubuh, kesehatan, dan kekebalan tubuh orca yang jadi menurun.
Dilansir dari The Guardian, lesi merupakan gejala serius dan berdampak pada kesehatan orca.
Lesi ini juga memengaruhi sistem kekebalan orca dan bisa berakibat pada kemandulan sehingga membahayakan populasi orca yang terancam punah.
Namun, peneliti tidak menemukan korelasi antara kemunculan lesi dengan potensi kematian.
Direktur Sains dan SeaDoc Society, Joseph Gaydos menduga lesi tersebut merupakan gejala dari penderitaan orca.
"Kami mulai melihat menungkinan sistem kekebalan yang berkaitan dengan kemunculan lesi ini. Ada kemungkinan besar keadaan bisa semakin memburuk," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.