Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Bobo, Majalah Anak-anak Pertama di Indonesia dengan Desain Berwarna

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar akun Twitter @laufeyski
Ilustrasi majalah Bobo edisi 50 tahun
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Warganet di media sosial ramai mengunggah majalah Bobo edisi 50 tahun yang baru saja mereka terima.

Mereka mengaku melakukan pre-order (PO) untuk majalah yang dicetak secara terbatas itu sejak Juni 2023.

Mayoritas warganet mengaku antusias ketika menerima majalah pesanannya itu. Menurut mereka, majalah Bobo menyimpan kenangan di masa kecil.

"It’s here!!! My childhood in a book. selamat 50 tahun, Bo! terima kasih atas masa kecil yang menyenangkan @majalah_bobo," tulis akun @indir****.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Seneng banget majalah bobo ku udah sampai. Saatnya bernostalgia saat kecil dahulu~~~," kata akun @nya*****.

"Sudah mendarat sejak kemarin @MajalahBobo terimakasih karena sudah menemani masa-masa SDku. Semoga selalu tetap eksis dan menjadi teman bermain dan belajar untuk anak-anak Indonesia. Anakku nanti masih bisa baca majalah bobo gak ya," ungkap @totalene*******.

Baca juga: Cara Dapatkan Majalah Bobo Edisi Koleksi Terbatas Spesial 50 Tahun

Sejarah majalah Bobo

Majalah Bobo edisi 50 tahun merupakan wujud perayaan majalah anak-anak itu yang tepat berusia 50 tahun pada 14 April 2023.

Dilansir dari Harian Kompas, sejarah majalah Bobo bermula dari gagasan PK Ojong dan Jakob Oetama.

Mereka terinspirasi dari konten khusus anak-anak di Harian Kompas pada 1965.

Keduanya lalu meminta Tineke Latumenten dan J Adi Subrata untuk mengembangkannya menjadi majalah.

Bekerja sama dengan majalah Bobo di Belanda, majalah Bobo versi Indonesia terbit untuk kali pertama pada 14 April 1973.

Baca juga: 50 Tahun Majalah Bobo, Teman Setia Anak-anak Lintas Generasi

Terjemahan majalah Bobo Belanda

Di awal penerbitan, sebagian besar isi majalah Bobo Indonesia sama dengan majalah Bobo Belanda.

Kontennya hanya merupakan alih bahasa dari majalah Bobo Belanda ke majalah Bobo Indonesia.

Dikutip dari buku Senjakala Bumi (2020) karya Sony Sukmawan, majalah Bobo versi Indonesia awalnya merupakan majalah serupa yang terbit di Belanda dengan penyesuaian isi.

Majalah Bobo versi Indonesia terbit seminggu sekali, sedangkan Bobo Junior yang merupakan adaptasi langsung dari Belanda terbit dua minggu sekali. Di Belanda, majalah Bobo terbit bulanan.

Penamaan para tokoh di majalah Bobo merupakan hasil adaptasi dari Bobo versi Belanda.

Tokoh Upik, misalnya, merupakan adaptasi dari tokoh Boemsi, dan tokoh Paman Gembul adaptasi dari Oom Siokop.

Sementara itu, nama tokoh Bobo versi Belanda tidak diubah di majalah versi Indonesia.

Dikutip dari Gramedia, pada saat itu, majalah Bobo merupakan salah satu majalah anak-anak yang pertama kali memiliki desain berwarna di Indonesia.

Edisi pertama majalah Bobo dijual dengan harga spesial, yaitu Rp 20.

Namun, mengikuti perkembangan zaman, harga majalah Bobo naik lantaran adanya inflasi.

Pada 1975, harga Bobo menjadi Rp 65. Lalu pada 1990-an harga majalah Bobo naik drastis menjadi Rp 1.200–Rp 1.500.

Baca juga: Majalah Bobo Rayakan Ulang Tahun ke-49 Bersama Anak-anak dan Pembaca Setia

Perkembangan majalah Bobo

Sejak terbit kali pertama pada 1973, majalah Bobo terus mengembangkan konten mereka.

Pada edisi pertama, Bobo memuat cerita bergambar "Keluarga Kelinci" yang dicetak berwarna.

Cerita bergambar lain, seperti "Cerita dari Negeri Dongeng", dicetak hitam-putih. "Cerita dari Negeri Dongeng" lantas dicetak berwarna juga di pertengahan 1973.

Lalu pada 1975, majalah ini membuat rubrik baru “Apa Kabar, Bo?” yang menampilkan surat, puisi, gambar kiriman pembaca.

Pada 1977, ada rubrik “Sahabat Pena”, serta “Pengetahuan” yang berisi cerita bergambar edukatif. Komik "Deni Manusia Ikan", "Juwita", dan "Si Sirik" juga terbit pertama kali di tahun 1977.

Di awal 2000-an, majalah Bobo membuat kegiatan untuk mewadahi minat dan bakat anak, antara lain lewat Bobo Young Journalist yang serupa pelatihan menjadi wartawan.

Ada pula Konferensi Anak Bobo yang menyeleksi dan mengumpulkan anak-anak dari berbagai daerah. Mereka lantas melakukan konferensi selama beberapa hari, dan berdialog dengan presiden dan menteri.

Hingga saat ini, Bobo masih terus beradaptasi, terutama di tengah perkembangan teknologi yang pesat.

Majalah Bobo mengembangkan sejumlah platform digital dan sniar (podcast) Dongeng Pilihan Orangtua.

Mereka juga menjalin kerja sama dengan Pickatale, aplikasi serupa perpustakaan besar untuk membaca dan mengeksplorasi bahan bacaan anak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi