Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Puluhan Warga di Gunungkidul Terkena Antraks

Baca di App
Lihat Foto
istimewa Dokumentasi DPP
Petugas Mengubur Sapi Mati di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kasus antraks dilaporkan menjangkiti puluhan warga Kelurahan Candirejo, Kapanewon Semono, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat antraks. Sementara Data Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah warga yang meninggal sebanyak tiga orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty menuturkan, kasus ini bermula ketika warga menyembelih dan mengonsumsi sapi yang sudah mati.

"Dia (warga yang meninggal) ikut menyembelih dan mengkonsumsi. Sapinya kondisinya sudah mati lalu disembelih," kata Dewi, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (4/7/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Muncul Lagi di Gunungkidul, Apa Itu Antraks?

Warga yang meninggal itu dibawa ke RSUP Sardjito pada Sabtu (1/4/2023).

Pihak Dinkes Gunungkidul baru menerima laporan adanya warga meninggal di RSUP Sardjito pada Senin (4/7/2023).

Menerima laporan itu, Dinkes Gunungkudul bersama Satgas One Health dari Kapanewon Semanu langsung bergerak untuk melakukan penelusuran.

Baca juga: Antraks Menyebar di Gunungkidul, Ini Penyebab, Gejala dan Pencegahannya


Baca juga: Sempat Mewabah di Gunungkidul, Ini Bahaya Antraks bagi Manusia dan Hewan Ternak

Kontak langsung dengan hewan antraks

Dari hasil penelusuran, sebanyak 125 orang diketahui melakukan kontak langsung dengan hewan ternak yang mati karena antraks.

Setelah dilakukan pemeriksaan, Dewi menyebutkan, sekitar 85 orang dinyatakan positif antraks.

"18 orang yang bergejala mulai dari luka, ada yang diare hingga pusing," jelas dia.

Kendati demikian, tidak ada warga lain yang harus dirawat di rumah sakit karena gejala antraks.

Menurutnya, proses surveilans juga masih berjalan selama 2 kali masa inkubasi atau 120 hari sejak laporan diterima.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Wabah Antraks Serang Rusia, 62 Orang Meninggal

Kepada masyarakat, Dewi mengimbau agar tidak mengonsumsi daging hewan ternak yang sudah mati secara sembarangan.

"Kalau ada ternak mati karena sakit atau mati mendadak kemudian disembelih itu sebaiknya jangan dilakukan dikonsumsi atau dibagikan ke masyarakat. Edukasi ini yang paling penting," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sudah ada 93 pasien yang dinyatakan positif antraks.

Nadia menuturkan, kasus antraks di Gunungkidul merupakan kasus perdana tahun ini.

"Sejauh ini baru kasus di Gunungkidul yang terjadi pada tahun ini dengan total 93 positif serologi dan kami masih melakukan penyelidikan epidemiologi," kata Nadia, dikutip dari Antara.

Baca juga: Tanda-tanda Kucing Terkena Rabies, Apa Saja?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi