Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Perbedaan Rumput JIS dengan Rumput Standar FIFA?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Firzie A. Idris
Perbedaan rumput JIS dnegan rumput stadion bersandar FIFA.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Rumput Jakarta International Stadium (JIS) menjadi sorotan di tengah kemungkinan tempat tersebut akan menjadi lokasi Piala Dunia U17.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, rumput JIS tidak memenuhi standar FIFA.

Karenanya, ada rencana rumput JIS bakal diganti dengan rumput yang berstandar FIFA.

"Kondisi rumput (JIS) sekarang (belum sesuai standar FIFA) menurut ahlinya yang evaluasi 22 stadion termasuk yang memasang rumput GBK untuk Asian Games. Jelas ini tidak masuk dalam standar FIFA kalau dengan kondisi sekarang," kata Basuki, dilansir dari Kompas.com, Selasa (4/7/2023). 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa perbedaan rumput JIS dengan rumput standar FIFA?

Baca juga: Alasan FIFA Tunjuk Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17


Rumput JIS

Diberitakan Kompas.com, rumput JIS menggunakan rumput hybrid. Rumput ini merupakan jenis rumput yang pertama kali digunakan di stadion Indonesia.

Rumput hybrid merupakan perpaduan antara rumput sintetis dengan rumput alami.

Standar pemakaian rumput JIS disebut merupakan rekomendasi FIFA, termasuk campuran rumput sintetis dan alami hingga ketebalannya.

Komposisi rumput hybrid JIS meliputi 5 persen rumput sintetis berjenis limonta dari Italia dan 95 persennya rumput alami berjenis Zoysia matrella dari Boyolali, Jawa Tengah.

Berikut beberapa alasan rumput hybrid digunakan di stadion JIS:

Baca juga: Catatan soal Infrastruktur JIS yang Dikeluhkan Usai Konser Dewa 19

Rumput stadion standar FIFA

Dilansir dari Panduan stadion sepak bola FIFA, pemilihan rumput lapangan sepak bola pada dasarnya disesuaikan dengan kebutuhan dan sumber daya masing-masing.

Terdapat tiga jenis rumput yang bisa menjadi pilihan, yaitu:

Menurut FIFA Natural Turf Guidelines, penggunaan rumput alami harus dicocokkan dengan iklim di wilayah yang ada.

Misalnya, rumput di musim dingin, yang harus mampu beradaptasi di daerah yang lebih dingin, umumnya tumbuh paling baik pada suhu tanah antara 16 dan 24 derajat Celsius.

Sementara rumput musim hangat harus dapat beradaptasi dengan daerah tropis dan tumbuh paling baik pada suhu antara 27 dan 35 derajat Celsius.

Baca juga: GBK Dipakai Konser Coldplay, Ini Profil JIS, Calon Venue Piala Dunia U-17 2023

FIFA juga mengizinkan penggunaan rumput pitch hibrida. Pitch hibrida adalah serat sintetis yang ditambahkan ke rumput alami dengan tujuan untuk penguatan.

Pitch hibrida menjadi semakin umum dan dalam beberapa kasus menjadi persyaratan sebuah stadion agar mendapat predikat standar FIFA.

Rumput hibrida ini disarankan bagi stadion yang digunakan sebagai lingkungan multiguna.

Tapi di stadion yang lebih kecil atau kurang intensif digunakan, lapangan rumput alami lebih disarankan.

Dilansir dari laman FIFA, FIFA juga mengakui penggunaan rumput sintetis. Hal ini karena ketahanannya pada cuaca dan penggunaan yang lebih intens.

Rumput sintetis bisa menjadi alternatif terbaik dibanding rumput alami.

Bahkan, rumput sintetis telah ada selama beberapa dekade dan telah digunakan dalam olahraga yang berbeda.

Hanya lapangan sintetis yang telah diuji di laboratorium dan sesuai dengan kriteria pengujian dari Program Kualitas FIFA yang dinyatakan berstandar FIFA.

Untuk mengidentifikasi lapangan rumput sepak bola, FIFA memberikan tanda FIFA QUALITY pada lapangan yang memenuhi standar.

Selain itu, FIFA juga memberikan tanda FIFA QUALITY PRO pada lapangan yang dipastikan memiliki performa permainan tertinggi untuk sepak bola tingkat profesional.

Baca juga: Jadwal Piala Dunia U17 Bentrok dengan Coldplay, Kemenparekraf: Konser Tetap On Schedule

Permasalahan rumput JIS

Dilansir dari Kompas.com, Chairman Karya Rama Prima (KaerPe) Qamal Mustaqim mengungkapkan permasalahan yang ada pada rumput Jakarta International Stadium (JIS).

Qamal Mustaqim selaku ahli rumput stadion yang ikut serta dalam inspeksi arena untuk Piala Dunia U17 mengatakan bahwa masalah rumput JIS ada pada media dan kebutuhan sinar Mataharinya yang kurang.

"Rumput jenisnya japonica, cuma ditanam di karpet sintetis. Ini masalahnya. Medianya dangkal jadi akar tidak tembus ke bawah. Rumput itu makhluk hidup butuh sinar dan air," ucapnya di JIS, Selasa (4/7/2023).

"Air tidak terpenuhi karena akarnya dangkal. Matahari tidak cukup. Ini rumput butuh Matahari penuh 8 jam sehari," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi