KOMPAS.com - Cendekiawan muslim Emha Ainun Najib alias Cak Nun dilarikan ke rumah sakit (RS) setelah mengalami pendarahan otak.
Kabar bahwa budayawan berusia 70 tahun tersebut dirawat di RS dikonfirmasi oleh istri Cak Nun, Novia Kolopaking.
Dalam pesan yang beredar di WhatsApp, Kamis (6/7/2023), Cak Nun disebutkan sedang menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta.
Cak Nun dilarikan ke RS setelah ia tidak sadarkan diri. Setelah mendapat perawatan, diketahui bahwa ia mengalami pendarahan otak.
"Iya, betul kurang sehat," kata Novia, dikutip dari Kompas.com Kamis (6/7/2027).
Lantas, apa itu pendarahan otak serta bagaimana gejala dan cara mencegahnya?
Baca juga: Dirawat di RSUP Sardjito karena Kelelahan, Kondisi Cak Nun Mulai Membaik
Apa itu pendarahan otak?
Dilansir dari Hermina, pendarahan otak seperti dialami Cak Nun adalah salah satu jenis penyakit stroke. Kondisi ini disebut sebagai brain hemorrhage.
Pendarahan otak terjadi ketika pembuluh darah pada otak pecah sehingga menyebabkan iritasi di jaringan otak dan pembengkakan.
Ketika kondisi tersebut terjadi, darah akan menggumpal dan menggenang. Selanjutnya, gumpalan darah bisa menekan jaringan otak.
Saat gumpalan itu menekan jaringan otak, aliran darah di sekitar otak akan terpengaruh dan menjadi tidak encer.
Aliran darah yang demikian menyebabkan sel otak tidak memperoleh oksigen yang berakibat pada sel otak rusak dan mati.
Orang yang mengalami kondisi tersebut memerlukan perawatan secepat mungkin karena mereka bisa mengalami kelumpuhan permanen.
Namun, tidak menutup kemungkinan orang yang pernah mengalami pendarahan otak dapat pulih dan tidak mengalami kelumpuhan.
Baca juga: Jangan Salah Pilih, Ini Jenis Olahraga untuk Meningkatkan Kesehatan Otak
Penyebab pendarahan otak
Sementara itu, dikutip dari Siloam, pendarahan otak disebabkan oleh beberapa faktor.
Berikut penyebab pendarahan otak:
- Cedera kepala.
- Kelainan pembuluh darah.
- Hipertensi.
- Aneurisma atau penonjolan pembulih darah yang lemah di otak.
- Tumor otak.
- Aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah arteri karena penumpukan plak kolesterol di pembuluh darah.
- Amyloid angiopathy atau kelainan dinding pembuluh darah karena penuaan dan hipertensi.
- Gangguan hati.
Baca juga: 10 Makanan Terbaik untuk Meningkatkan Dopamin Otak
Gejala pendarahan otak
Perlu diketahui bahwa gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam bergantung pada lokasi dan tingkat keparahannya.
Gejala yang ditimbulkan akibat kondisi tersebut cenderung berkembang secara tiba-tiba dan dapat memburuk.
Lantas, apa saja gejala pendarahan otak? Berikut penjelasannya sebagaimana dilansir dari WebMD.
- Sakit kepala secara tiba-tiba.
- Kejang tanpa riwayat kejang sebelumnya.
- Pelemahan pada lengan dan kaki.
- Merasa mual atau muntah.
- Lesu.
- Penglihatan terganggu.
- Kesemutan.
- Mati rasa.
- Sulit berbicara atau memahami pembicaraan.
- Sulit menelan.
- Sulit menulsi dan membaca.
- Tangan mengalami tremor.
- Kehilangan koordinasi.
- Kehilangan keseimbangan.
- Indera perasa tidak normal.
- Kesadaran menurun.
Baca juga: 6 Manfaat Daun Murbei yang Jarang Diketahui, Baik untuk Jantung, Otak, dan Kulit
Cara mencegah pendarahan otak
Meski pendarahan otak bukanlah kondisi yang bisa disepelekan, hal ini bisa dicegah dengan beberapa cara.
Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut cara mencegah pendarahan otak:
- Mengelola tekanan darah.
- Menurunkan kadar kolesterol.
- Menurunkan berat badan bila bobot berlebih.
- Batasi alkohol.
- Berhenti merokok.
- Makan makanan sehat.
- Berolahraga secara teratur.
- Mengatur kadar gula darah jika menderita diabetes.
Baca juga: Cak Nun Terbaring Dirawat di RSUP Sardjito, Progress: Mohon Doanya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.