Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bahaya Daging Sapi yang Terkena Antraks, Jangan Dimakan meski Dimasak Matang

Baca di App
Lihat Foto
FREEPIK/MDJAFF
Ilustrasi daging sapi.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Warga Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta meninggal dunia setelah mengonsumsi daging sapi yang mati terkena bakteri antraks.

Sementara 87 orang lainnya juga positif terkena antraks akibat makan daging yang sama.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengungkapkan, warga mengonsumsi tiga sapi yang sudah mati dan dikubur.

"Yang dikonsumsi ada tiga sapi. Sudah sakit mati, kemudian suruh kubur secara SOP (standard operating procedure). Sudah kita kuburkan, ada yang sama masyarakat yang digali," katanya, dilansir dari Kompas.com, Rabu (5/7/2023).

Sementara itu, hasil penelusuran dinas peternakan juga mengungkapkan terdapat 6 sapi dan 6 kambing yang terkonfirmasi antraks di Padukuhan Jati, Gunungkidul sejak November 2022 lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apakah aman mengonsumsi daging hewan yang terkena antraks meski sudah dimasak matang?

Baca juga: 5 Fakta Kasus Antraks di Gunungkidul: Warga Konsumsi Sapi yang Sudah Dikubur, 87 Orang Positif


Penjelasan Kementan: tidak aman

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian (Kementan) RI Syamsul Ma'arif mengungkapkan, daging hewan yang positif antraks tidak boleh dikonsumsi meski telah dimasak matang.

"Begitu ada hewan mati kena antraks dibuka, itu bakterinya langsung membuat spora yang tahan bertahun-tahun dengan suhu berapapun. Kalau direbus aman nggak? Tidak aman dan bisa berbahaya," jelasnya dalam konferensi pers secara daring, Kamis (6/7/2023).

Syamsul menjelaskan, daging sapi yang terkena antraks akan langsung membentuk spora begitu mengalami perubahan iklim atau lingkungan.

Ini terjadi saat daging tersebut dibuka dari dalam tubuh sapi positif antraks.

Spora tersebut lalu akan menjaga bakteri antraks agar tetap bertahan hidup dari perubahan apapun, baik secara fisik maupun kimia.

"Jangankan direbus, membuka (daging) saja sudah tidak boleh," tambahnya.

Baca juga: Bahaya Antraks, Bakteri Mampu Bertahan di Suatu Lokasi Selama Puluhan Tahun

 

Cara penularan antraks ke manusia

Syamsul menekankan, daging hewan yang positif antraks juga tetap berbahaya meskipun tidak dikonsumsi.

"Kontak yang paling berbahaya melalui hirupan spora. Spora begitu dihirup, dalam waktu 24 jam itu langsung menyebabkan kematian," ujarnya.

Sebaliknya, ia menjelaskan, orang yang mengonsumsi daging berbakteri antraks umumnya akan menunjukkan gejala seperti diare berdarah atau muntah-muntah berdarah.

Gejala ini membuat orang tersebut memiliki waktu untuk mendapatkan penanganan kesehatan.

Meski begitu, Syamsul mengungkapkan bahwa penularan terbesar antraks terjadi lewat kontak fisik melalui kulit.

"Sebanyak 95 persen kasus antraks pada manusia dalam bentuk kontak fisik melalui kulit, dan itu bisa langsung sampai ke otak sehingga menyebabkan meningiitis," jelas dia.

Jika sampai terkena antraks, Syamsul menyarankan agar penderita segera mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan atau dirujuk ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi