Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Hama, Australia Akan Basmi Kucing Liar dengan Racun

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi kucing liar (Pexels/?nstastudyom).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pemerintah Australia berencana membasmi kucing-kucing liar menggunakan racun. Hal itu karena mereka menilai kucing liar sebagai hama.

Dikutip dari NewsWeek, Australia berencana membunuh kucing-kucing liar dengan alasan agar kelangsungan spesies asli binatang Australia tetap lestari.

"Kucing-kucing liar ini sangat merusak hewan-hewan asli," kata Menteri Lingkungan Hidup Australia Barat, Reece Whitby.

Dianggap mengancam spesies asli Australia

Kucing liar dianggap bertanggung jawab pada kepunahan lebih dari 24 jenis spesies asli Australia serta dituding mengancam 100 spesies lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencananya kucing liar akan dibunuh dengan gel beracun. Rencana meracuni kucing dengan penggunaan teknologi baru ini disampaikan oleh pemerintah pada Selasa (27/6/2023) lalu.

"Kucing liar ada di mana-mana di komunitas kami," kata Whitby dikutip dari WAToday.

Ia mengatakan, kucing liar telah hidup baik taman nasional, pertanian, gurun, lahan basah dan hutan.

"Kita berbicara tentang predator besar yang disetel dengan halus untuk menjadi mesin pembunuh sehingga mereka mengambil korban yang mengerikan pada hewan asli kita," kata dia. 

Baca juga: Mengenal Kucing Pasir, Kucing Penyendiri yang Sulit Dilacak

Felixer grooming trap

Australia berencana meracuni para kucing menggunakan Felizer grooming trap, yakni sebuah jebakan kucing yang akan menyemprot kucing dengan semacam gel beracun.

Jika ada kucing yang terjebak, kucing tersebut diprediksi akan menjilati tubuhnya yang sudah terkena gel yang mengandung racun 1080 atau sodium fluoroacetate. Selanjutnya, kucing akan mati keracunan.

Jebakan Felixers memiliki tenaga surya dan menggunakan laser serta kamera untuk mengetahui apakah hewan yang melintas adalah kucing liar atau bukan.

Jebakan ini hanya akan menyemprotkan racun jika target memiliki bentuk dan gaya berjalan seperti kucing.

Alat tersebut bekerja maksimal dengan diletakkan di area yang kerap dilewati kucing seperti pagar rumah.

"Dalam ribuan pengujian, alat ini mampu mengidentifikasi kucing liar dengan benar dan bukan hewan asli," kata Whitby.

Whitby juga menyebut, spesies asli Australia juga memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap racun tersebut dibandingkan kucing.

Felixers selama ini berguna ketika dipakai di daerah di mana umpan dan senjata api tidak memungkinkan untuk digunakan. Selain itu, alat ini mahal dan tidak cocok dipakai dalam skala besar.

Pemerintah baru-baru ini menyetujui teknologi ini untuk diluncurkan dalam skala luas setelah bertahun-tahun menguji metode tersebut.

Strategi lima tahun memusnahkan kucing liar menggunakan Felixers ini diperhitungkan dengan mempertimbangkan pemasangan umpan yang akan dipasang di sejumlah negara bagian.

Alat nantinya akan ditempatkan di daerah-daerah di mana spesies alami terancam punah.

Kucing liar dianggap merusak

Kucing liar dianggap sebagai spesies tunggal paling merusak di Australia. 

Diperkirakan setiap 24 jam, kucing liar di Australia membunuh sekitar 3 juta mamalia, 1,7 juta reptil, 1 juta burung, 2,8 juta invertebrata dan 337.000 katak.

Seekor kucing liar yang berkeliaran di semak-semak diperkirakan mampu membunuh lebih dari 700 hewan kecil dalam setahun.

Baca juga: Waspada, Kenali 7 Ciri Kucing Peliharaan Merasa Kesepian Berikut Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi