Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Lahar Semeru Sepanjang Januari hingga Juli 2023, Merusak Permukiman juga Jembatan

Baca di App
Lihat Foto
TikTok
Jembatan putus akibat banjir lahar dingin Semeru
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Jembatan perbatasan Lumajang-Malang via Ampelgading dilaporkan putus usai diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru, Jawa Timur, pada Jumat (7/7/2023).

Video aliran deras banjir lahar dingin Gunung Semeru yang merusak jembatan perbatasan Lumajang-Malang pun viral di media sosial.

Bahkan, video yang diunggah oleh akun TikTok @_yakuza96 sudah dilihat lebih dari 34.000 kali dan disukai lebih dari 1.300 pengguna hingga Sabtu (8/7/2023) sore.

"Jembatan perbatasan Lumajang_Malang putus diterjang banjir Jumat 7 Juli 2023," tulis pengguna akun TikTok tersebut.

Baca juga: Viral, Video Jembatan Perbatasan Lumajang-Malang Putus akibat Banjir Lahar Dingin, Ini Kata BPBD

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, informasi jembatan putus itu telah dikonfirmasi oleh Kepala Bidang Kedaruratan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Lumajang Atma Teguh Pambudi.

"Betul (jembatan putus karena banjir lahar dingin)," kata Teguh kepada Kompas.com, Jumat.

Ini bukanlah kali pertama banjir lahar dingin Semeru terjadi dan merusak prasarana umum seperti jembatan atau properti pribadi warga seperti rumah.

Sebelumnya, sudah terdapat beberapa kerusakan yang terjadi akibat banjir lahar dingin Semeru sepanjang Januari hingga Juli 2023.

Baca juga: Gunung Semeru Meletus, BNPB: Waspadai Potensi Banjir Lahar Dingin


Banjir Januari, merusak jembatan darurat

Dilansir dari Kompas.com, jembatan darurat yang menghubungkan Dusun Sumberlangsep dan Dusun Sumberkajar di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, dilaporkan jebol akibat banjir lahar Semeru, Minggu (29/1/2023).

Kerusakan tersebut menghambat akses sejumlah murid Sekolah Dasar (SD) yang harus menyeberangi Sungai Regoyo untuk datang ke sekolah.

Warga Dusun Sumberlangsep secara keseluruhan juga kesulitan untuk melakukan aktivitas di luar dusun.

Sebab, jalan lain yang biasa menjadi akses, seperti Jembatan Limpas, juga tidak bisa dilewati lantaran material pasir Gunung Semeru sudah menutupi badan jembatan.

Kepala SDN Jugosari 03, Yulianti mengatakan adanya banjir lahar hujan berdampak pada kehadiran siswa.

Dari puluhan siswa yang berasal dari Dusun Sumberlangsep, hanya sebagian saja yang masuk sekolah.

“Dari Sumberlangsep ada 38 siswa. Berkurang lebih dari separuh tidak masuk karena banjir kemarin cukup besar,” ujarnya.

Baca juga: 7 Fakta Erupsi Gunung Semeru, Timbun Rumah hingga Ribuan Orang Mengungsi

Permukiman warga terdampak banjir pada Maret 

Pada Maret 2023, banjir lahar Semeru menerjang permukiman warga di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Berdasarkan laporan Kompas.com (24/3/2023), banjir ketika itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB dengan amplitudo maksimal 39 milimeter.

Aliran banjir yang terjadi sangat besar, membuat beberapa rumah warga terdampak luberan banjir yang disertai material gunung seperti pasir, lumpur, dan batu.

Syamsul Arifin, Sekretaris Desa Sumberwuluh mengatakan bahwa ada lima rumah warga dan satu bangunan tempat ibadah yang terdampak banjir lahar Gunung Semeru ketika itu.

Baca juga: Banjir Lahar Gunung Semeru Terjang Permukiman Warga, 5 Rumah Terdampak

Juni 2023, alat berat tertimbun banjir lahar

Dilansir dari Kompas.com (7/6/2023), banjir lahar Semeru kembali terjadi pada Juni 2023.

Kali ini, dua unit alat berat dilaporkan tertimbun material pasir dan batu yang terbawa derasnya banjir di area pertambangan sekitar lereng gunung, Lumajang.

Erik, salah seorang warga setempat mengatakan, dua alat berat itu tertimbun usai diterjang banjir lahar dingin, Selasa (6/6/2023) sore.

Sekitar pukul 17.00 WIB, kata Eri, debit air yang menerjang sungai Besuk Kobokan meningkat. Beruntung, sudah tidak ada orang yang bekerja di tambang saat itu.

Kepala BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi selalu mengimbau agar warga yang bekerja di area tambang untuk segera menepi apabila cuaca sudah mendung.

Hal ini lantaran ancaman banjir lahar Gunung Semeru bisa terjadi kapan saja. 

(Sumber: Kompas.com/Nur Rohmi Aida, Miftahul Huda | Editor: Pythag Kurniati, Krisiandi, Inten Esti Pratiwi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi