Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Ini Ciri-ciri Daging Terkontaminasi Antraks

Baca di App
Lihat Foto
Jarun Ontakrai
Ilustrasi antraks
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kasus antraks belakangan kembali muncul di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sejauh ini, tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan puluhan lainnya dinyatakan positif antraks.

Antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri zoonosis bernama Bacillus anthracis dan bisa menular dari hewan ke manusia.

Kasus ini bermula ketika warga menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang mati.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kronologi Puluhan Warga di Gunungkidul Terkena Antraks

Lantas, bagaimana ciri daging yang terkontaminasi antraks?

Daging berwarna gelap

Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Nanung Danar Dono mengatakan, daging terkontaminasi antraks biasanya berwarna agak kehitaman.

"Karena bakteri tadi berada di pembuluh darah, jadi sedikit merusak pembuluh darah di situ, sehingga menyebabkan daging gelap," kata Nanung kepada Kompas.com, Minggu (9/7/2023).

Selain itu, antraks pada sapi juga bisa dilihat dari limpa yang berwarna gelap dan rapuh.

Baca juga: Sempat Mewabah di Gunungkidul, Ini Bahaya Antraks bagi Manusia dan Hewan Ternak

Baca juga: Muncul Lagi di Gunungkidul, Apa Itu Antraks?

Warna gelap dan rapuh ini menjadi ciri khas dari daging hewan yang terinfeksi antraks.

"Kalau hewan mati karena antraks itu penampilan limpanya seperti terbakar, jadi gelap, rapuh dan seperti terbakar," jelas dia.

"Itulah kenapa kalau ibadah kurban, dokter hewan ngecek itu dua organ, hati sama limpa. Hati untuk mengecek apakah ada cacing hatinya, limpa apakah ada antraksnya," sambungnya.

Baca juga: Apakah Penyakit Antraks Bisa Menular Antarmanusia?

Bahaya spora antraks

Dalam aturannya, Nanung menegaskan bahwa hewan sakit dilarang untuk disembelih.

Khusus untuk hewan terinfeksi antraks, bahkan bisa menular ke manusia. Ini berbeda dari penyakit sapi lainnya, seperti penyakit mulut dan kuku (PMK).

Meski bakteri antraks bisa mati ketika dimasak pada suhu 56 derajat, Nanung menyebutkan spora antraks masih bisa bertahan.

"Karena spora itu tahan panas dan disinfektan. Ketika hewan disembelih, darah keluar dan bakteri yang ada di darah tadi bertemu udara, maka akan membentuk spora," ujarnya.

"Spora itu yang bisa ke mana-mana, bisa ikut aliran sungai, mengendap di tanah," sambungnya.

Bahkan dalam sebuah studi di Afrika Selatan, spora bakteri antraks bisa bertahan hingga 250 tahun.

Baca juga: Antraks Menyebar di Gunungkidul, Ini Penyebab, Gejala dan Pencegahannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi