Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan Batu Mineral Berusia 150 Juta Tahun dari Era Jurassic, Diduga Berasal dari Perut Reptil Laut Besar

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Gumpalan mineral berusia 150 juta tahun menjadi batu perut tertua di dunia.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah batu dari dalam perut yang berusia 150 juta tahun menjadi fosil tertua yang diketahui dari jenisnya setelah ditemukan di sebuah pantai di Inggris.

Fosil yang berbentuk seperti kepalan tangan ini 59 juta tahun lebih tua dari fosil batu yang berasal dari perut makhluk hidup lain yang pernah ditemukan sebelumnya.

Dalam penemuan yang sangat langka, para peneliti telah mengidentifikasinya sebagai batu perut tertua di dunia yang berasal dari akhir periode Jurassic.

Batu yang ditemukan di luar kerangka itu hampir tidak mungkin untuk dijabarkan secara pasti berasal dari hewan tertentu.

Namun berdasarkan ciri-ciri khas, Nigel Larkin, ahli paleontologi dan peneliti tamu di School of Biological Sciences di University of Reading, memiliki beberapa ide.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dari ukuran, dan mengingat batu ini ditemukan di tanah liat dari era Jurassic atas, mengindikasikan bahwa batu ini kemungkinan besar terbentuk di dalam perut reptil laut besar seperti ichthyosaurus, plesiosaurus, pliosaurus, atau buaya," katanya dikutip dari IFL Science.

"Batu itu bukan berasal dari dinosaurus karena dinosaurus hidup di darat, tapi ini tetap merupakan penemuan yang sangat menarik dan langka," tambahnya.

Batu langka tersebut diambil oleh ahli paleontologi terkenal, Dr Steve Etches MBE di Kimmeridge, Dorset.

Ketika Larkin menemukannya, dia mulai curiga bahwa dilihat dari bentuknya, batu itu mungkin berasal dari biologis dan bukan hasil dari proses geologi, seperti yang disarankan oleh para ahli fosil lainnya.

Sejak saat itu, ia menerbitkan sebuah penelitian dengan menggunakan kata-kata Larkin sendiri "obyek misterius yang sangat aneh ini".

Baca juga: Misteri Air Terjun Blood Falls Antartika yang Berwarna Merah Darah Terungkap, Ilmuwan Jelaskan Penyebabnya

Terbentuk di saluran pencernaan

Fosil batu biologis ini merupakan sejenis endapan mineral yang mirip dengan kelainan patologis lainnya seperti batu kandung kemih dan batu ginjal.

Tidak seperti gastrolit (kerikil-kerikil kecil di lambung reptil), batu ini adalah benda mineral yang terbentuk secara alami di dalam tubuh makhluk hidup, mulai dari manusia hingga ichthyosaurus.

"Kami bahkan telah menemukan batu empedu di dalam perut mumi Mesir, tapi mereka tetap jarang ditemukan dalam catatan fosil," kata Larkin.

Salah satu penjelasan untuk kelangkaan fosil ini adalah karena mereka telah ditemukan tapi tidak diidentifikasi dengan benar.

Dikutip dari Express, identitas endapan mineral khusus ini ditemukan berkat bantuan Dr Ivan Sansom, Dosen Senior Palaeobiologi di University of Birmingham, yang melakukan analisis mikroskopis terhadap batu tersebut.

Struktur dan komposisi mineralnya mengindikasikan bahwa batu tersebut terbentuk di saluran pencernaan.

Selain mengidentifikasi usianya yang sangat tua, peneliti juga menegaskan bahwa pertumbuhan mineral ini tidak hanya terjadi pada hewan darat, tetapi juga bisa ditemukan di lingkungan palaeo laut.

Penemuan ini juga menjadi pijakan pertama kalinya, bahwa spesimen semacam itu ditemukan di Inggris.

Temuan lengkap dari penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Geologists' Association.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi