Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bergabung sejak: 30 Nov 2022

Dosen Hubungan Internasional, Universitas Sebelas Maret

Diplomasi Olahraga Erick Thohir

Baca di App
Lihat Foto
YouTube/PSSI TV
Tangkapan layar Ketuan Umum PSSI Erick Thohir saat konferensi pers PSSI, Sabtu (24/6/2023).
Editor: Egidius Patnistik

ERICK Thohir ditetapkan menjadi Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam Kongres Luar Biasa pada 16 Februari 2023. Sejak itu, dia telah berhadapan dengan berbagai persoalan sepak bola Indonesia.

Saat dia ditetapkan jadi ketum PSSI, lembagai itu berada dalam situasi sulit karena menghadapi kenyataan bahwa Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Batalnya Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan itu tentunya menimbulkan kerugian besar.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan, kerugian atas batalnya Piala Dunia U-20 2023 FIFA di Indonesia mencapai Rp 3,7 triliun. Itu belum termasuk kerugian lain seperti biaya renovasi stadion.

Baca juga: Diplomasi Olahraga Berlanjut, Pyogyang Kirim Tim Pingpong ke Seoul

Perlahan tetapi pasti, Erick Thohir mulai memberikan gebrakan terhadap persepakbolaan Indonesia dengan melalukan upaya diplomasi dengan berbagai pihak. Dalam studi hubungan internasional, hal ini sering dikenal dengan istilah sport diplomacy atau diplomasi olahraga.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stuart Murray (2020) dalam tulisan berjudul "Sports Diplomacy: History, Theory, and Practice" menjelaskan, diplomasi olahraga merupakan istilah baru yang menggambarkan praktik lama.

Hal itu dipahami sebagai kekuatan unik olahraga untuk mendekatkan orang, bangsa, dan komunitas melalui kecintaan bersama pada kegiatan fisik. Praktik itu dapat dipahami pula sebagai upaya untuk memajukan negara, khususnya yang berkaitan langsung dengan olahraga.

Nikita Bokserov (2023) menyebutan, jenis diplomasi itu menggunakan kemampuan atlet, pejabat olahraga, dan kompetisi olahraga untuk menciptakan citra negara yang menarik bagi publik asing.

Bagi masyarakat Indonesia, sepak bola merupakan salah satu olahraga yang paling digemari. Bahkan, berdasarkan laporan yang dikeluarkan Ipsos, proporsi masyarakat Indonesia yang menyukai sepak bola mencapai 69 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi di dunia.

Dengan demikian, batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tentu menjadi kekecewaan tersendiri bagi pecinta sepak bola Indonesia. Tidak Diberi Sanksi Berat

Kendati demikian, Indonesia patut bersyukur karena mampu terhindar dari sanksi berat FIFA terkait batalnya perhelatan tersebut. Berdasarkan pengalaman tahun 2015, sangat terbuka kemungkinan bahwa Indonesia memperoleh sanksi berat karena dianggap telah melanggar statuta FIFA.

Namun, Erick Thohir rupanya bisa melakukan negosiasi sehingga Indonesia terhindar dari sanksi pembekuan dan hanya memperoleh sanksi administratif. Hal ini merupakan salah satu awal baik bagi Erick sebagai Ketum PSSI.

Setelah peristiwa tersebut, Timnas Sepak Bola Indonesia juga menunjukkan perubahan ke arah positif, terutana saat mampu menjuarai cabang olahraga itu di SEA Games 2023 di Kamboja sejak terakhir juara 32 tahun lalu.

Terobosan lain adalah ketika Erick Thohir menghadirkan tim yang merupakan Juara Piala Dunia pada edisi terakhir, Argentina, untuk menjadi lawan Indonesia dalam FIFA Matchday. Meski akhirnya menelan kekalahan 0-2, hal itu tetap menjadi suatu pengalaman berharga bagi Timnas Indonesia yang pada waktu itu menempati peringkat 149 dunia.

Baca juga: Ketika Presiden Jokowi Puji PSSI Era Erick Thohir Saat Cek Venue Piala Dunia U17...

Kehadiran Argentina dapat dikatakan sebagai keberhasilan Erick Thohir dalam berdiplomasi dengan Asociación del Fútbol Argentino (AFA) atau federasi sepak bola Argentina, sehingga Timnas mereka yang berpredikat peringkat satu dunia bersedia hadir sebagai lawan Timnas Indonesia.

Tak sampai di situ, Indonesia kemudian juga ditunjuk FIFA menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17, menggantikan Peru yang mundur sebagai tuan rumah. Hal ini merupakan kabar gembira khususnya bagi pecinta sepak bola Indonesia.

Penunjukkan itu diharapkan dapat menggantikan atau setidaknya mengurangi kerugian yang terjadi akibat pembatalan event sebelumnya. Momentum itu membangkitkan kembali gairah sepak bola di Indonesia, setelah sempat turun beberapa waktu lalu.

Jika menariknya ke konteks yang lebih luas, dampak dari gebarakan Erick Thohir tersebut tentunya tidak hanya dirasakan di bidang sepak bola, tetapi juga pada sektor lain khususnya sektor ekonomi dan pariwisata. Pakar ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda menyebut, perputaran uang dari Piala Dunia U-17 di Indonesia dapat mencapai Rp 1,02 triliun.

Pendapat tersebut masuk akal, mengingat event tersebut dapat menarik pendukung atau fans sepak bola dari berbagai negara peserta untuk datang ke Indonesia, yang sekaligus dapat bertindak sebagai wisatawan mancanegara.

Berbagai terobosan lain telah dilakukan Erick Thohir. Dilansir dari laman resmi PSSI, Erick Thohir menggandeng Ernst & Young, firma jasa profesional multinasional yang berpusat di London, Inggris, untuk melakukan audit forensik sebagai upaya membenahi manajemen keuangan PSSI.

PSSI juga menjalin kerja sama dengan Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) dan Deutsche Fussball Liga (DFL) atau Liga Sepak Bola Jerman yang dituangkan melalui nota kesepahaman (MoU). Hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kualitas kompetisi domestik.

Sejumlah hal itulah yang disebut sebagai diplomasi olahraga, bahwa selain dapat memajukan olahraga, langkah yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau mampu berkontribusi pada kepentingan nasional. Ditambah lagi, Indonesia memiliki potensi budaya dan wisata yang beragam, sehingga momentum Piala Dunia U-17 dapat dimanfaatkan sebagai langkah untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara.

Hal itu bisa menjadi sinergi antara sektor sehingga menghasilkan multiplier effect.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi