Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Festival Penis Kanamara Matsuri, Tradisi Sakral di Jepang

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Kanamara Mitsuri adalah festival penis yang sakral dan bersejarah di Jepang. Ini sejarahnya
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kanamara Matsuri adalah sebuah festival unik untuk menghormati penis atau alat kelamin pria yang digelar setiap tahun di Jepang.

Festival Kanamara Matsuri diselenggarakan di Kota Kawasaki setiap musim semi, tepatnya pada Minggu pertama April.

Dilansir dari laman Japan Travel, karnaval yang kerap dijuluki sebagai festival penis ini menuai daya tarik wisatawan dan menjadi salah satu perayaan musim semi terpopuler.

Pada saat perayaan, wisatawan akan disuguhkan dengan tiga kuil portabel berbentuk penis yang dibawa dengan riang dalam pawai.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan hanya itu, beberapa makanan dan barang-barang pun dibuat menyerupai alat kelamin pria untuk memeriahkan perayaan festival.

Meski terkesan aneh, kegiatan tahunan di kuil Kanayama Kawasaki ini sebenarnya memiliki sejarah cukup sakral.

Baca juga: Pria Jepang Melamar Pacarnya dengan Tulisan Marry Me di Google Maps


Sejarah festival Kanamara Matsuri

Dikutip dari Kompas.com (2/4/2022), Kanamara Matsuri secara kasar diterjemahkan menjadi "Festival Lingga Baja".

Festival ini bertujuan untuk menghormati dewa Shinto Kanayama-hiko dan dewi Kanayama-hime, yang dikaitkan dengan seni metalurgi dan kesehatan seksual.

Sejarah festival Kanamara Matsuri sendiri dimulai pada periode Edo (1603-1867) di kawasan Kawasaki.

Kala itu, Kawasaki masih menjadi kawasan penginapan di sepanjang Tokaido, jalan utama yang menghubungkan ibu kota timur Edo ke Kyoto.

Cerita yang beredar, seperti menurut Travel Magazine Matcha, para pekerja wanita di penginapan, baik sebagai pelayan maupun pekerja seks komersial, sering datang ke Kuil Kanamaya.

Di sana, para pekerja wanita memohon doa agar senantiasa dilindungi dari penyakit dan kesialan.

Tak hanya di masa lalu, orang-orang yang menderita penyakit menular seksual pada zaman modern juga terus datang ke kuil pada malam hari untuk berdoa.

Kondisi ini yang kemudian mendorong masyarakat Kuil Kanayama untuk memulai sebuah festival yang dapat dinikmati siapa saja pada siang hari, tanpa diskriminasi.

Baca juga: Apa Itu Randoseru, Tas Kotak yang Dipakai Anak Sekolah di Jepang?

 

Versi lain, festival disebut dimulai pada 1977 di Kuil Kanayama dengan tujuan merayakan dan mengucapkan terima kasih atas kesuburan para pria.

Dilansir dari Kompas.com (5/4/2016), akar festival ini diyakini sudah ada sejak abad ke-17, dari kisah iblis bergigi tajam yang jatuh cinta kepada seorang gadis.

Tergila-gila kepada gadis itu, sang iblis merampok kebahagiaan sang gadis dengan cara yang sungguh mengerikan.

Hingga akhirnya, seorang pandai besi membuat sebuah penis baja yang dapat mematahkan gigi taring sang iblis.

Replika penis dari baja itu pun membuat sang iblis musnah, sehingga sang gadis bebas dan bisa hidup bahagia.

Baca juga: Bagaimana Kehidupan Sehari-hari Samurai Jepang Zaman Dahulu?

Jadi ajang edukasi seksual

Kini, setiap festival Kanamara Matsuri, orang-orang bersuka ria termasuk pekerja seks dan kelompok LGBTQ.

Perayaan ini bukan hanya memperlihatkan arak-arakan alat kelamin pria, tetapi juga momen untuk memberikan edukasi seks dan perlindungan diri.

Bahkan, setiap tahunnya, Kuil Kanayama pun menyumbangkan hasil dari festival musim semi ini untuk penelitian penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.

Pawai turut diikuti acara yang dikenal sebagai "mochi nage". Acara ini melibatkan pendeta Shinto yang berdiri di atas perancah tinggi, memberkati kue beras, dan melemparkannya ke kerumunan.

Orang yang berhasil menangkap salah satu kue beras dipercaya akan membawa berkah kesuburan.

Selain itu, para wisatawan juga bisa menjelajah di dalam ruang pameran Kuil Kanayama untuk melihat gambar, benda suci, serta buku yang merinci tradisi seksualitas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi