Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Air Jadi Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Elon Musk: Hal Paling Konyol

Baca di App
Lihat Foto
Business Insider
Direktur Eksekutif (CEO) Tesla Inc, Elon Musk kembali menempati posisi orang terkaya di dunia pasca meningkatnya saham Tesla.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Polemik karya Aryanto Misel, Niku Banyu alias Nikuba, sebuah alat yang diklaim mampu mengonversi air menjadi bahan bakar penggerak motor, masih berlanjut.

Terbaru, Aryanto Misel mengaku diundang ke Milan, Italia untuk mempresentasikan inovasinya.

Diberitakan Kompas.com, Sabtu (15/7/2023), Aryanto disebut terbang ke Italia untuk memenuhi undangan perusahaan otomotif yang menjadi rekanan Ducati dan Ferrari.

Jauh sebelum polemik Nikuba, CEO kendaraan listrik Tesla, Elon Musk sempat menyampaikan pendapat soal konversi air menjadi bahan bakar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Penemu Nikuba Aryanto Misel Disebut Diundang ke Italia, Ini Kata BRIN


Elon Musk sebut bahan bakar air hal yang konyol

Melalui program "Financial Times Future of the Car Summit" pada 2022 silam, CNBC sempat menanyakan isu ini kepada Elon Musk.

Kala itu, Musk dengan tegas menjawab tidak. Bahkan, menurutnya, ide menggunakan air sebagai bahan bakar kendaraan merupakan sesuatu yang konyol.

"Penting untuk dipahami bahwa jika Anda menginginkan sarana penyimpanan energi, hidrogen adalah pilihan yang buruk," kata dia, dikutip dari CNCB (12/5/2022).

Menambah argumennya, Musk mengatakan bahwa bahan bakar hidrogen tidak dapat digunakan secara alami.

Perlu banyak energi untuk memisahkan unsur hidrogen dan oksigen yang terkandung dalam air (H2O).

Tak berhenti sampai di situ, hidrogen selanjutnya perlu "dipadatkan" dalam tekanan yang sangat tinggi agar dapat disimpan dalam sebuah tabung.

"Dan jika Anda harus mencairkan hidrogen, ya Tuhan. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk membuat hidrogen dan mengubahnya menjadi bentuk cair sangat mencengangkan," kata dia.

"Ini adalah hal paling konyol yang bisa saya bayangkan untuk penyimpanan energi," lanjutnya.

Baca juga: Ramai soal Nikuba, Mungkinkah Air Bisa Diubah Jadi Bahan Bakar?

Pada prinsipnya bisa, tetapi butuh energi besar

Di sisi lain, seperti dilansir dari Kompas.com (6/7/2023), pada prinsipnya air bisa dielektrolisis menjadi unsur hidrogen dan oksigen.

Selanjutnya, hidrogenlah yang akan menjadi bahan bakar untuk menggerakkan kendaraan bermotor.

Forum Guru Besar ITB menyatakan, untuk mengonversi energi tersebut, terdapat hukum temodinamika yang belum pernah terbantahkan oleh semua peristiwa di alam, yakni:

1. Hukum kekekalan

Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Namun dalam semua transformasinya, energi adalah tidak diciptakan dan tidak dimusnahkan.

2. Kecenderungan materi dan energi

Materi dan energi cenderung berubah dari teratur menjadi tidak teratur. Penyebarannya dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah secara spontan.

Dalam proses menghasilkan hidrogen dari air, ikatan kimia dari air perlu diputus. Namun, untuk memutus ikatan kimia air dibutuhkan energi yang besar.

Jumlah energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan atom hidrogen dengan oksigen pada air adalah sama dengan energi pembentukan (heat of formation) H2O, yaitu 285.820 kJ/k.mol, atau 15,8 MJ/kg.

Energi yang terkandung di dalam molekul hidrogen (H2) adalah nilai energi pembakaran (heat of combustion) yang nilainya kebetulan sama, yaitu 15,8 MJ/kg.

Berdasarkan beberapa publikasi penelitian, diketahui data empiris bahwa efisiensi energi melalui konversi elektrolisis air pada saat ini berkisar antara 40-80 persen.

Namun, jumlah energi itu menjadi kendala lantaran energi yang diperlukan untuk memecah air menjadi hidrogen dan oksigen bisa jadi lebih besar daripada energi yang dihasilkan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi