Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkahan "Emas Terapung" Senilai 550.000 Dollar AS Ditemukan dalam Perut Paus Sperma

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Martin Prochazkacz
Paus sperma adalah mamalia laut raksasa yang memiliki ciri unik yakni kepalanya yang sangat besar. Ukuran kepala paus sperma mencapai hampir setengah dari tubuhnya.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Sebuah bongkahan besar langka, "floating gold" atau "emas terapung" telah ditemukan di dalam perut seekor paus sperma yang mati terdampar di pulau La Palma, Spanyol.

Dilansir dari laporan The Guardian, Selasa (4/7/2023), bongkahan itu disebut sebagai ambergris. 

Ambergris merupakan bahan lilin yang dikeluarkan oleh paus sperma ketika mereka menelan bahan yang tidak dapat dicerna, seperti paruh cumi-cumi.

Penemuan ambergis ini berawal saat seorang peneliti kesehatan hewan di University of Las Palmas, Antonio Fernandez Rodriguez sedang mencari tahu apa penyebab paus sperma itu mati.

Ia memutuskan untuk mencari tahu penyebabnya dengan menggali ke dalam bangkai paus sperma tersebut. Namun, siapa sangka Rodriguez justru menemukan potongan sesuatu yang tersangkut di usus paus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa itu ambergris?

Baca juga: Saat Sekelompok Orca Menyerang Kapal dan Mengikutinya hingga ke Pelabuhan...

Apa itu ambergris?

Ambergris adalah zat langka dan sering dikenal sebagai emas terapung yang sudah digunakan beradab-abad lalu untuk membuat parfum dan dapat dijual dengan harga ribuan dollar AS per pon.

Zat langka ini digunakan dalam pembuatan parfum karena dapat membantu aroma menempel pada kulit seseorang.

Meskipun alternatif sintetis lain telah ditemukan, beberapa perusahaan masih menggunakannya untuk wewangian tertentu.

Sementara itu, potongan ambergris yang ditemukan Rodriguez di Kepulauan Canary tersebut memiliki berat sekitar 21 pon (9,5 kilogram) dan dapat dijual dengan harga sekitar 500.000 Euro atau 550.000 dollar AS.

"Yang saya keluarkan adalah batu berdiameter sekitar 50-60 cm dengan berat 9,5 kg," katanya.

Baca juga: 99 Persen Paus Orca Alami Penyakit Kulit, Apa Dampaknya?

Penyebab paus sperma mati

Dilansir dari Live Science, Rodriguez menduga ambergris tersebut yang tampaknya telah memecahkan usus paus dan menyebabkan kematian pada hewan itu hingga membuatnya terdampar.

Hanya 1 hingga 5 persen paus sperma (Physeter macrocephalus) yang ditemukan memiliki ambergris. Sekresi dari saluran empedu diyakini melapisi benda-benda yang tidak dapat dicerna dan telah dimakan oleh hewan tersebut.

Biasanya paus memuntahkan benda-benda ini, tetapi terkadang tidak. Ini karena ambergris membantu melindungi organ-organ paus dari benda-benda tajam.

Paus sperma adalah salah satu spesies yang paling dicari dalam industri perburuan paus di masa lalu dan perburuan yang berlebihan menyebabkan populasinya menurun drastis.

Namun, meskipun populasi paus sperma global tampaknya telah stabil sejak menurunnya perburuan paus pada akhir abad ke-20, spesies ini masih dianggap rentan.

Baca juga: Rentetan Serangan Orca pada Kapal di Spanyol, antara Aksi Balas Dendam atau Permainan ala Paus

Paus sperma dilindungi

Paus sperma diberi perlindungan tingkat tertinggi di bawah Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah, sebuah perjanjian internasional yang melarang penjualan berbagai spesies yang terancam punah dan bagian-bagiannya.

Namun, karena ambergris dianggap sebagai produk limbah hewan, ia tidak tercakup dalam perjanjian tersebut dan legal untuk dijual di banyak negara.

Kendati demikian, Amerika Serikat, Australia, dan India telah melarang perdagangan ambergris sebagai bagian dari larangan perburuan dan eksploitasi paus.

Sementara itu, di Uni Eropa, yang mencakup Kepulauan Canary, perdagangan ambergris legal.

Rodriguez berharap dapat menjual bongkahan yang baru ditemukan ini dan menggunakan hasilnya untuk membantu para korban letusan gunung berapi 2021 di La Palmas.

Letusan gunung berapi itu telah menghancurkan beberapa bagian dari pulau tersebut dan menyebabkan kerugian 929 juta dollar AS.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi