Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Kendaraan Mogok di Rel Kereta Api dan Cara Mengatasinya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI
Pengendara motor masih terlihat melawan arus di perlintasan kereta api Mangga Dua Raya, perbatasan antara Jakarta Utara dengan Jakarta Pusat. Lokasi ini merupakan tempat terjadinya tabrakan antara pengendara motor dengan KRL pada Senin (5/12/2022) lalu.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kecelakaan antara kendaraan truk dan kereta api beberapa kali terjadi.

Mayoritas bermula karena kendaraan mogok di rel kereta api.

Paling baru, sebuah truk terhantam kereta api Brantas rute Jakarta Pasarsenen-Blitar di perlintasan Jalan Madukoro Raya, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/7/2023) malam.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, kecelakaan dipicu oleh truk yang mogok saat melintasi rel kereta api.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta tersebut menabrak truk yang berhenti di tengah rel hingga truk terseret beberapa meter dan menyebabkan ledakan api.

"Sopir dan kernet sempat melompat untuk meminta bantuan petugas kereta api. Jadi tidak menerobos, tapi mogok di atas rel kereta api," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Selasa.

Kejadian serupa juga terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Km 81+0/1 petak jalan antara Blambangan Pagar-Kalibalangan, Kabupaten Lampung Utara, Lampung.

Diberitakan Kompas.com, Rabu (19/7/2023), kecelakaan terjadi ketika truk bermuatan tebu mendadak berhenti di tengah perlintasan kereta api.

Lantas, mengapa mesin kendaraan mati saat melintas rel?

Baca juga: Berkaca dari Kecelakaan KA Brantas di Semarang, Ini Aturan Lewat di Pelintasan Kereta Api


Penyebab kendaraan mogok di rel kereta api

Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Jayan Sentanuhady menjelaskan, ada banyak faktor yang menyebabkan kendaraan mogok di rel kereta api.

"Bisa banyak faktor. Yang paling sering itu lebih ke panik biasanya," ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (19/7/2023).

Menurut Jayan, penyebab utama kendaraan, baik truk maupun mobil mogok saat melintas rel kereta api adalah karena sopir kurang piawai.

"Kalo saya (penyebabnya) lebih ke masalah skill. Mestinya kalau lewat rel menggunakan gir rendah, misal 1 (case mobil manual)," terang dia.

Jayan menuturkan, mesin kendaraan akan mati apabila pengemudi menggunakan gir 3 atau 4 saat melintasi rel kereta.

"Kalau mobil sudah mati, proses selanjutnya adalah panik. Ini yang jadi masalah," kata Jayan.

Dilansir dari Kompas.com (2022), berikut beberapa faktor yang menyebabkan mesin mati saat di rel kereta api:

  • Adanya problem pada mesin secara mekanikal.
  • Mesin tidak menyala lantaran pengemudinya panik ketika akan menyalakan kembali mesin.
  • Kendaraan terjebak di tengah-tengah rel sehingga tak bisa melewati rel.

Baca juga: KA Brantas Tabrak Truk di Semarang, KAI: Perjalanan Kereta Api Sudah Normal Kembali

Apakah ada magnet di rel kereta api?

Mesin kendaraan yang mati saat melintasi rel kereta api kerap dikaitkan dengan adanya magnet yang disebut efek elektromagnetik.

Namun, Jayan menegaskan bahwa efek elektromagnetik tidak berkaitan dengan mesin yang mati saat melintasi rel.

"Orang sering bilang karena efek elektromagnetik, dan lain-lain. Tapi menurut saya bukan. Karena dari jutaan mobil yang melintas yang macet hanya 1 dan 2 mobil saja," ungkap dia.

Hal yang sama juga disampaikan oleh VP Public Relations KAI Joni Martinus.

"Enggak ada kaitannya (antara kendaraan mogok dan magnet)," kata Joni kepada Kompas.com, Rabu.

Joni mengatakan, mesin kendaraan mati di rel kereta api bergantung pada faktor berikut ini:

  • Kepiawaian sopir saat mengemudikan kendaraan ketika melintas rel
  • Kedisiplinan dan kepatuhan pengendara dalam mematuhi rambu-rambu ketika mendekati jalur rel di perlintasan sebidang
  • Kondisi kendaraan.

Baca juga: Viral, Video Detik-detik KA Brantas Tabrak Truk di Semarang

Tips aman berkendara saat melewati rel

Untuk menghindari mesin kendaraan mati saat melitas rel, Jayan membagikan beberapa tips, di antaranya:

  1. Gunakan gigi rendah 1 atau 2 bila menggunakan mobil manual.
  2. Sebelum melintas, pastikan di seberang rel sudah muat untuk satu mobil. Hal ini untuk menghindari mobil berhenti lama di atas rel supaya pengemudi tidak panik.

Sementara itu, Joni mengimbau agar pengemudi kendaraan selalu mematuhi rambu-rambu saat melintasi rel.

"Kami ingatkan kembali bahwa tata cara melintas di perlintasan sebidang adalah berhenti di rambu tanda "STOP", tengok kiri-kanan. Apabila telah yakin "AMAN", baru bisa melintas," terang Joni.

Joni menambahkan, palang pintu, sirene, dan penjaga perlintasan adalah alat bantu keamanan semata.

"Alat utama keselamatannya ada di rambu-rambu lalu lintas bertanda "STOP" tersebut," kata dia.

Di sisi lain UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, pasal 114 mengatur bahwa:

"Pada perlintasan sebidang antara jalur KA dan jalan, pengemudi wajib:

a. Berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup dan/atau ada isyarat lain.
b. Mendahulukan kereta api, dan
c. Memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel."

Apabila penguna jalan raya tidak mematuhi aturan tersebut, ada sanksi hukum sebagaimana tertera pada aturan UU No: 22 tahun 2009, pasal 296.

"Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor pada perlintasan antara kereta api dan jalan yang tidak berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah ditutup, dan/atau ada isyarat lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 114 huruf a dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)." bunyi aturan tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi