Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Akhirnya Memecahkan Rahasia Sebagian Aksara Kuno yang Ditemukan 70 Tahun Lalu

Baca di App
Lihat Foto
Encyclopædia Britannica
Cuneiform atau aksara paku peninggalan bangsa Sumeria.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Para peneliti berhasil menguraikan sebagian tulisan dari aksara Kushan yang selama ini menjadi misteri.

Aksara Kushan sendiri menjadi sebuah sistem penulisan yang membingungkan bagi para ahli bahasa sejak pertama kali ditemukan pada 1950-an.

Para peneliti menguraikan teks kuno tersebut menggunakan prasasti di permukaan batu yang ditemukan di dekat Ngarai Almosi di barat laut Tajikistan pada 2022.

Aksara kuno tersebut mencakup beberapa bagian dari bahasa yang telah punah yang dikenal sebagai bahasa Baktria.

"Kami telah menemukan apa yang disebut 'aksara Kushan' yang digunakan untuk merekam bahasa Iran Tengah yang sebelumnya tidak dikenal," kata penulis utama studi Svenja Bonmann, seorang ahli bahasa komparatif dari University of Cologne di Jerman dilansir dari Live Science, Kamis (20/7/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dengan kata lain, kami telah menguraikan aksara tersebut," tambahnya.

Baca juga: Peneliti Menemukan Air Tertua di Bumi yang Berusia Miliaran Tahun, Bagaimana Rasanya?


Tulisan sulit dipahami 

Bahasa Iran Tengah ini kemungkinan merupakan salah satu bahasa resmi Kekaisaran Kushan, yang terbentang di Asia Tengah dan barat laut India antara 200 SM dan 700 M.

Pada puncak kekuasaannya, pada abad kedua Masehi, Kekaisaran Kushan hidup berdampingan dengan Kekaisaran Romawi.

Pengembara Eurasia kuno yang awalnya menetap di Kekaisaran Kushan atau yang disebut "Tokharia" oleh para penulis Yunani, mungkin juga menggunakan bahasa tersebut.

Kemudian, oleh para peneliti diusulkan untuk disebut Eteo-Tokharia, "eteo" adalah awalan yang digunakan oleh para sarjana modern yang berarti benar atau asli.

"Naskah yang terkait dengan bahasa Kushan ini tetap sulit dipahami sebagian karena banyak teks yang tidak bertahan dalam perjalanan waktu," kata Bonmann.

"Sebagian besar dari apa yang ditulis pada saat itu mungkin direkam pada bahan organik, seperti daun pohon palem atau kulit pohon birch. Bahan organik terurai dengan sangat cepat, yang berarti hampir tidak ada yang tersisa," sambungnya.

Namun, karakter yang diukir di dinding gua dan dilukis di atas keramik telah bertahan di seluruh Asia Tengah dan memberikan petunjuk tentang bahasa Kushan.

Para arkeolog telah menemukan beberapa lusin prasasti sejak akhir 1950-an, sebagian besar di wilayah yang sekarang bernama Tajikistan, Afghanistan, dan Uzbekistan.

"Para peneliti telah mengerjakan hal ini selama beberapa dekade, sebagian besar di Perancis dan Rusia, tetapi mereka hanya mendapat sedikit keberhasilan," kata Eugen Hill, seorang profesor linguistik komparatif di University of Cologne yang tidak berpartisipasi dalam penelitian tersebut.

Baca juga: Peneliti Temukan 2.000 Mumi Kepala Domba Jantan di Kuil Ramses II, untuk Apa?

Aksara ditulis dengan bahasa Iran

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 12 Juli di jurnal Transactions of the Philological Society, Bonmann dan rekan-rekannya meneliti prasasti "bilingual" yang baru ditemukannya.

Para arkeolog kemudian menguraikan aksara Kushan dengan menggunakan metode yang sama dengan yang sebelumnya digunakan untuk menguraikan bahasa kuno lainnya.

"Skenario terbaiknya adalah memiliki teks paralel yang disebut bilingual atau trilingual yang menyajikan makna yang kurang lebih sama, namun dalam dua atau tiga aksara atau bahasa yang berbeda," kata Bonmann.

Dalam kasus ini, para peneliti mampu menemukan makna Kushan dengan menggunakan prasasti paralel dalam bahasa Baktria yang diukir di bebatuan yang ditemukan di Ngarai Almosi dan di Dast-i Nawur, di Afganistan pada 1960-an.

"Kami memiliki teks-teks paralel dan kami tahu bahwa elemen-elemen yang dikandungnya kemungkinan besar akan muncul dalam naskah kami," kata Bonmann.

"Selangkah demi selangkah, kami dapat membaca lebih banyak kata dalam bahasa Iran, sehingga menjadi jelas bahwa ini adalah bahasa Iran," sambungnya.

Kata-kata yang menyebut kaisar Kushan Vema Takhtu sebagai "raja di atas segala raja" dalam naskah-naskah dari Tajikistan dan Afganistan memberi petunjuk kepada para peneliti tentang nilai-nilai fonetik dari masing-masing karakter yang sampai saat itu masih menjadi misteri.

Selain itu, pengamatan mereka menunjukkan, aksara Kushan merekam sebuah bahasa yang berkembang di tengah-tengah antara bahasa Baktria dan bahasa yang dikenal sebagai bahasa Saka Khotan yang digunakan di China barat kuno.

Penemuan ini menjelaskan lebih dari setengah dari 25 hingga 30 tanda yang digunakan dalam aksara Kushan, menurut penelitian tersebut.

Tim peneliti berharap bahwa dengan meneliti kembali prasasti yang telah diketahui dan mencari lebih banyak contoh mereka dapat menguraikan karakter yang tersisa dan membaca aksara yang penuh teka-teki itu secara keseluruhan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi