KOMPAS.com - Video peristiwa kekerasan dan pemerkosaan terhadap dua wanita di Manipur, India menjadi viral usai beredar di media sosial.
Rekaman video berdurasi 26 detik tersebut menunjukkan dua wanita ditelanjangi dan diarak oleh sekelompok pria. Tak hanya mendapat kekerasan, kedua wanita itu juga diperkosa.
Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (22/7/2023), kejadian tersebut berlangsung pada 4 Mei 2023 di Manipur, negara bagian terpencil sebelah timur laut India.
Peristiwa ini terjadi di tengah kerusuhan antaretnis yang melibatkan suku mayoritas Meitei yang sebagian besar beragama Hindu dengan suku Kuki-Zo yang sebagian besar beragama Kristen. Kerusuhan dipicu tuntutan pengakuan suku Kuki-Zo dari suku Meitei.
Meski video aksi kejam tersebut baru viral di media sosial belakangan ini, kerusuhan antaretnis di Manipur telah pecah sejak awal Mei 2023.
Hingga bulan ini, diperkirakan lebih dari 140 orang tewas dan 60.000 orang mengungsi selama konflik.
Lalu, bagaimana duduk perkara munculnya konflik antara suku Meitei dan Kuki di Manipur, India?
Baca juga: Kasus 2 Wanita di India Diarak dan Diperkosa, Pelaku Baru Ditahan 2 Bulan Usai Kejadian
Awal konflik antaretnis di India
India memiliki sekitar 3,3 juta penduduk yang tersebar ke dalam beberapa kelompok etnis. Mayoritas warga berasal dari suku Meitei, sementara sekitar 43 persen lainnya berasal dari suku Kuki dan Naga.
Dilansir dari The Guardian Jumat (21/7/2023), negara bagian timur laut India yang ditempati suku-suku tersebut memang memiliki sejarah persaingan etnis, bahkan sebelum negara merdeka pada 1947.
Mereka saling menuntut kepemilikan tanah di India, perbedaan agama, serta perlawanan dengan pasukan keamanan. Kekerasan antarsuku sudah sering terjadi di India.
Ketegangan terbaru antara Meitei dan Kuki terjadi sejak Mei 2023. Kondisi ini muncul akibat pemerintah yang dikuasai Meitei dituduh mendiskriminasi Kuki.
Mereka disebut melakukan penggusuran paksa yang mengancam keamanan tanah Kuki.
Baca juga: PM India Kecam Kasus 2 Wanita Diarak Telanjang dan Dianiaya Massal
Kekerasan kemudian muncul setelah pengadilan pada Maret 2023 memutuskan Meitei berhak mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang sama dengan warga minoritas seperti Kuki.
Keputusan tersebut juga memungkinkan Meitei membeli tanah milik orang Kuki. Hal ini memicu ketakutan bahwa tanah, pekerjaan, dan peluang mereka akan diambil.
Kelompok mahasiswa Kuki kemudian mengadakan protes pada 3 Mei 2023 bertajuk Pawai Solidaritas yang diselenggarakan di distrik Churachandpur, Manipur, India. Aksi protes itu juga diikuti warga suku minoritas seperti Kuki, Naga, dan Zomis.
Diberitakan News18, pawai tersebut justru berakhir dengan insiden kekerasan antara Kuki dan Meitei. Kelompok bersenjata diduga menyerang warga Meitei.
Penduduk yang tidak terima lalu melakukan serangan balasan. Akibatnya, lebih dari 160 orang meninggal dan beberapa luka-luka.
Baca juga: Detik-detik Runtuhnya Jembatan yang Sedang Dibangun di India
Dampak konflik antaretnis
Meski memiliki perbedaan agama, konflik yang terjadi di Kuki dan Meitei bukan karena kepercayaan mereka. Namun, terjadi untuk mempertahankan wilayah.
Ini terlihat dengan senjata api, bunker, dan karung pasir yang dibuat sebagai pertahanan. Meitei berada di lembah dan Kukis di perbukitan
Konflik yang terus terjadi menyebabkan banyak desa terbakar dan lebih dari 250 gereja Kristen milik suku Kuki hancur. Diperkirakan lebih dari 140 orang tewas dan 60.000 warga mengungsi.
Sementara itu, sebuah rumor mengklaim wanita Meitei diperkosa dan dibunuh oleh warga Kuki. Informasi bohong itu membuat wanita Kuki menjadi sasaran balas dendam, termasuk pemerkosaan, penyiksaan, penyerangan, hingga pemenggalan kepala.
Internet di sana dimatikan oleh pihak berwenang Manipur sebanyak 18 kali sejak bentrokan terjadi.
Baca juga: India Bersih-bersih Sejarah
Reaksi pemerintah
Pemerintah dan polisi di India dinilai lamban dalam mengatasi konflik di Manipur yang terjadi sejak awal Mei 2023,
Setelah video kekerasan dan pemerkosaan terhadap dua wanita viral di media sosial, Perdana Menteri India Narendra Modi baru mengeluarkan pernyataan.
"(Insiden ini) mempermalukan India. Tidak ada kesalahan yang akan diampuni. Apa yang terjadi dengan putri-putri Manipur tidak akan pernah bisa dimaafkan," kata Modi, dikutip dari BBC, Jumat (21/7/2023).
Modi baru berbicara di hadapan publik pada Kamis (20/7/2023). Karena itu, ia dituduh membela Meitei yang sama-sama menganut Hindu dibandingkan Kuki yang beragama Kristen.
Tidak hanya pemerintah, peran polisi yang tidak segera menindak kekerasan di Manipur juga mendapatkan sorotan. Empat pria yang terlibat dalam video wanita diarak telanjang itu bahkan baru diamankan lebih dari 70 hari setelah penyerangan terjadi.
Mahkamah Agung mendesak pemerintah agar segera mengendalikan situasi di Manipur. Sementara warga Kuki meminta pejabat di Manipur yang berasal dari Meitei dicopot dari posisinya.
Baca juga: 7 Kecelakaan Kereta Api Terparah di India dengan Korban Ratusan Jiwa
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.