Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film Oppenheimer Dikecam dan Dituduh Penistaan Agama di India

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Universal Pictures
Aktor Cillian Murphy berperan sebagai J. Robert Oppenheimer dalam film terbaru karya Christopher Nolan.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Film Oppenheimer yang disutradarai Christopher Nolan mendapat kecaman di India atas tuduhan penistaan agama.

Kecaman tersebut karena dalam salah satu adegan film tersebut, Oppenheimer dan kekasihnya Tatlock melakukan hubungan seksual sambil membaca ayat-ayat dari kitab suci agama Hindu, Bhagavad Gita.

Film Oppengeimer dianggap menistakan agama Hindu, dan Nolan dituntut menghapus adegan tersebut dari film. Tagar seperti #BoycottOppenheimer dan #RespectHinduCulture juga menjadi tren di India.

Seperti diketahui, agama Hindu merupakan kepercayaan mayoritas penduduk negara di Asia Selatan tersebut.

Film Oppenheimer sebelumnya rilis perdananya di India pada Jumat (21/7/2023). Sementara rilis di Indonesia pada Rabu (19/7/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam film biografi ini, aktor Cillian Murphy berperan sebagai J. Robert Oppenheimer. Ia disebut sebagai "Bapak Bom Atom" sekaligus ilmuwan di era Perang Dunia II. Sementara Florence Pugh berakting menjadi kekasih Oppenheimer, Jean Tatlock.

Baca juga: Siapa Robert Oppenheimer, Bapak Bom Atom dalam Film Terbaru Christopher Nolan?


Adegan kontroversial di Oppenheimer

Dilansir dari Variety (23/7/2023), Christopher Nolan telah menyatakan filmnya akan menampilkan adegan seks telanjang antara Oppenheimer dan Tatlock selama 15 menit.

Adegan tersebut menunjukkan Tatlock berhenti di tengah berhubungan badan, pergi ke rak buku, mengambil Bhagavad Gita, lalu meminta Oppenheimer membacanya.

Oppenheimer membaca kalimat "Saya menjadi kematian, perusak dunia," dari kitab itu.

Diketahui Oppenheimer tertarik terhadap kitab suci agama Hindu tersebut. Ia mempelajari bahasa Sanskerta yang konon dipengaruhi oleh Bhagavad Gita.

Di kemudian hari, Oppenheimer akan mengutip kalimat tersebut dalam sebuah wawancara ketika bom pertama buatannya meledak pada 16 Juli 1945.

Bom atom tersebut digunakan untuk menghancurkan Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang.

Baca juga: Kisahkan Pembuat Bom Atom, Oppenheimer Bakal Tayang di Jepang?

 

Kecaman warga India

Sebagai mayoritas penganut agama Hindu, warga India mengecam adegan dan film tersebut. Protes salah satunya datang dari Komisaris Informasi Pemerintah India, Uday Mahurkar.

Menurutnya, adegan itu mengganggu agama Hindu. Ia bahkan menyerukan adegan tersebut dihapus dari film.

“Kami tidak tahu motivasi dan logika di balik adegan yang tidak perlu dalam kehidupan seorang ilmuwan ini. Tapi ini adalah serangan langsung terhadap kepercayaan agama dari satu miliar umat Hindu yang toleran,” jelas Mahurkar, seperti diberitakan India Today, Selasa (24/7/2023).

Mahurkar juga mempertanyakan keputusan Badan Pusat Sertifikasi Film yang bertugas memberikan izin terbit film dalam menyetujui adegan tersebut.

Ia meminta Nolan untuk menjunjung tinggi martabat kitab suci Hindu serta mendesak agar adegan itu dihapus secara global.

Di media sosial, warganet turut mengecam adegan tersebut. Bahkan, orang-orang memboikot  Oppenheimer melalui #BoycottOppenheimer. Mereka juga mengkritik Hollywood karena tidak mampu menggambarkan agama Hindu secara positif dan akurat.

Baca juga: Bukan Hanya Oppenheimer, Berikut 5 Film Terbaik Karya Christopher Nolan

Kitab Bhagavad Gita

Sementara itu, Bhagavad Gita yang berarti "Firman Tuhan" merupakan kitab berisi 700 ayat dalam bahasa Sansekerta. Kitab ini muncul sekitar abad pertama Sebelum Masehi.

Isinya menceritakan kisah Dewa Krishna dan Arjuna menjelang perang di medan Kurusetra zaman Mahabharata. Saat itu, keduanya berdialog terkait dilema moral yang dirasakan di tengah peperangan.

Kitab ini memuat pesan moral tentang hidup bagi manusia. Tulisannya dirangkai dengan bahasa sangat indah sehingga menarik minat banyak pencinta sastra.

Dikutip dari Bussiness Today, Minggu (23/7/2023), ayat asli yang dikutip Oppenheimer bertuliskan, “Aku adalah waktu yang perkasa, sumber kehancuran yang muncul untuk memusnahkan dunia. Bahkan tanpa partisipasi Anda, para prajurit yang berbaris dalam pasukan lawan akan lenyap”.

Penulis Devdutt Pattnaik pernah menjelaskan bahwa terjemahan yang Oppenheimer kutip dari kitab itu ternyata salah. Kalimat tersebut bahkan tidak tertulis di buku.

"Yang benar mengatakan 'kaal-asmi', yang berarti 'Akulah waktu, perusak dunia'. Jadi, terjemahannya sendiri salah. Ini bukan 'Aku adalah kematian'. Ini adalah waktu, waktu adalah penghancur dunia," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi