Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Antibiotik Harus Dihabiskan? Berikut Penjelasannya

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Ilustrasi mikroorganisme penghasil antibiotik
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Antibiotik merupakan jenis obat yang secara khusus digunakan untuk melawan infeksi akibat bakteri.

Umumnya, dokter akan menganjurkan mengonsumsi antibiotik sampai habis sesuai resep yang diberikan.

Hal itu bukan tanpa sebab.

Baca juga: Viral Obat Sakit Kepala Untuk Rebus dan Bikin Empuk Daging, Apa Bahayanya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut penjelasan mengapa antibiotik harus dihabiskan sesuai resep yang diberikan oleh dokter:

Alasan antibiotik harus dihabiskan

Dokter spesialis penyakit dalam RSUD Sawah Besar, Jakarta, Andi Khomeini Takdir Haruni mengatakan, bakteri akan resistansi antibiotik jika obat tersebut tidak dihabiskan sesuai resep.

“Itu juga berlaku jika konsumsi antibiotik tidak sesuai jadwalnya, serampangan sesuka hati ketika ingin minum,” kata Andi kepada Kompas.com, Selasa (25/7/2023).

Adapun resistansi antibiotik merupakan kondisi ketika antibiotik sudah tidak ampuh lagi dalam membunuh bakteri.

Sehingga menurutnya, pengobatan yang sudah dijalani sebegitu lamanya akan sia-sia karena bakteri masih ada di dalam tubuh dan penyakit akan terus berlangsung.

“Antibiotik itu obat yang diresepkan kalau kita menemukan indikasi bakteri,” ungkapnya.

Oleh karena itu, bagi masyarakat yang mengalami penyakit yang tidak kunjung sembuh, sebaiknya periksa ke dokter.

“Range-nya bervariasi (untuk memeriksakan penyakit ke dokter), minimal lima hari, rata-rata tujuh sampai 10 hari tergantung sakitnya apa,” tutupnya.

Baca juga: Obat Diabetes Digunakan untuk Menurunkan Berat Badan, Adakah Efek Sampingnya?


Senada, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati mengatakan, antibiotik harus dihabiskan sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter.

“Prinsipnya adalah untuk mencegah resistansi bakteri terhadap antibiotik,” kata Zullies kepada Kompas.com, Selasa (25/7/2023).

Zullies menyarankan untuk memperhatikan konsumsi antibiotik beberaapa kali sehari agar tepat frekuensi dan durasi pemakaiannya.

Hal itu dikarenakan setiap obat mempunyai sifat atau tingkat kekuatan yang berbeda-beda.

“Obat yang eliminasinya cepat membutuhkan frekuensi lebih kerap dalam sehari, dibandingkan dengan obat yang eliminasinya lama,” ucapnya.

“Jadi antibiotik ada yang diberikan satu kali sehari, dua kali sehari, atau tiga kali sehari,” paparnya.

Baca juga: Penyalahgunaan Obat Tramadol dalam Aksi Tawuran, Obat Apa Itu dan Apa Efeknya?

Dampak bakteri yang resistansi antibiotik

Ia menjelaskan, antibiotik merupakan obat yang bekerja untuk membunuh bakteri dalam kurun waktu tertentu. Hal itu untuk memastikan bakteri benar-benar terbasmi secara menyeluruh.

“Jika digunakan hanya separuh, yang terbunuh baru bakteri-bakteri yang lebih lemah dan mungkin masih menyisakan bakteri yang hidup,” jelasnya.

Sehingga, terkadang pasien atau penderita sudah merasa membaik dan tidak menghabiskan antibiotiknya.

“Jika antibiotik dihentikan, bisa jadi masih ada bakteri-bakteri yang tertinggal dan justru lebih kuat,” ungkapnya.

“Jika bakteri sudah resistn, maka ketika ada infeksi lagi mungkin akan membutuhkan antibiotik yang lebih kuat lagi,” lanjutnya.

Baca juga: Penyalahgunaan Obat Tramadol dalam Aksi Tawuran, Obat Apa Itu dan Apa Efeknya?

Selain itu, ia menerangkan bahwa pengobatan akan menjadi semakin lama atau justru gagal karena bakteri sudah terlanjur resistan terhadap antibiotik yang diresepkan.

“Sehingga harus ganti obat yang lebih poten (manjur) dan biasanya lebih mahal,” terangnya.

Apabila terlalu banyak konsumsi antibiotik karena pengobatannya tidak segera selesai, hal itu dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti ginjal.

“Perlu diingat, antibiotik hanya diindikasikan (digunakan) pada infeksi karena bakteri,” tuturnya.

"Semua antibiotik itu obat keras dan harus dengan resep dokter," tandasnya.

Baca juga: Tak Pakai Obat, Ini Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi secara Alami

Tips BIJAK konsumsi antibiotik

Untuk mengendalikan atau mencegah terjadinya resistensi antibiotik, masyarakat dapat menerapkan BIJAK.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), berikut rincian penerapan BIJAK:

B: Beli antibiotik hanya dengan resep dokter

Antibiotik termasuk golongan obat keras. Jangan gunakan resep lama meskipun gejala penyakitnya dirasakan sama dengan sakit yang sebelumnya.

I: Ikuti petunjuk penggunaan antibiotik dari dokter

Ikuti aturan pemberian, seperti dosis atau takaran, berapa kali pemberian per hari, dan lama waktu antibiotik tersebut harus dihabiskan.

Perhatikan juga keutuhan kemasan, petunjuk penyimpanan, dan tanggal kedaluwarsa.

J: Jeli dan bertanya kepada dokter apakah ada obat antibiotik dari resep yang telah diberikan.

Tanyakan apa penyebab penyakit kepada dokter. Jika diberikan antibiotik, tanyakan bagaimana petunjuk konsumsinya.

A: Awasi penggunaan antibiotik di rumah

Jangan berikan antibiotik Anda kepada keluarga atau orang lain, meskipun gejala penyakitnya sama.

Habiskan antibiotik meski gejala penyakit sudah menghilang.

K: Konsultasikan ke dokter jika sakit lebih dari tiga hari.

Batuk, demam, dan pilek tidak perlu minum antibiotik. Minumlah obat pereda gejala, istirahat, dan konsumsilah makanan bergizi.

Jika dalam tiga hari belum ada perbaikan, segera konsultasikan ke dokter.

Baca juga: Ramai soal Perempuan Tak Sengaja Minum Obat Kuat Pria, Adakah Efeknya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi