KOMPAS.com – Berada di Antartika, kabin atau pondok Damoy diyakini sebagai ruang tunggu paling terpencil di dunia.
Selama puluhan tahun kabin kayu tersebut difungsikan sebagai ruang tunggu, gerbang masuk ke Antartika.
Dikutip dari Telegraph, lebih dari satu dekade setelah diselamatkan dari pembongkaran, sebuah tim tukang kayu konservasi menuju benua yang diselimuti es itu pada akhir tahun 2022.
Hal tersebut mereka lakukan untuk memperbaiki Damoy dan mengembalikannya ke warna oranye terang seperti sedia kala.
Bangunan kayu itu terletak di tepi barat Pulau Wiencke, Semenanjung Antartika, dan berfungsi sebagai ruang tunggu bagi para peneliti.
Para peneliti akan menghabiskan waktu di Damoy, menunggu cuaca di Antartika menjadi cerah dan memungkinkan mereka untuk pergi lebih jauh ke tengah benua beku itu.
“Ini adalah sebuah kotak dengan dua kamar, 15 tempat tidur susun di dalamnya dan sebuah dapur kecil dengan satu kompor besar, dan hanya itu saja,” kata salah satu tukang kayu yang tengah memperbaiki pondok Damoy, Sven Habermann.
“Jadi orang-orang kadang menyebutnya 'penjara', karena mereka bisa saja terjebak di sana selama beberapa minggu," sambungnya.
Baca juga: Tembus Minus 98 Derajat Celsius, di Mana Letak Area Terdingin di Bumi?
Penerbangan menuju Damoy
Habermann mengatakan, penerbangan menuju Damoy menggunakan gletser sebagai jalur landasan pesawat.
Pesawat akan menggunakan lereng bawah gletser untuk lepas landas dengan harapan bisa terbang sebelum menabrak pantai berkerikil.
"Ini benar-benar seperti Indiana Jones," ucap Habermann.
Habermaan sendiri bersama Martin Herrmann berada di Antartika untuk memperbaiki dan mengecat pondok itu selama enam minggu.
"Musim ini cukup singkat, tapi untungnya kami memiliki 24 jam cahaya, jadi hari kerja kami akan sangat panjang dan tujuh hari dalam seminggu,” tutur Habermann.
“Jadi kami berdua mudah-mudahan, jika cuaca memungkinkan, dapat melakukan banyak pekerjaan,” lanjutnya.
Perbaikan ini dilakukan setelah 18 bulan persiapan yang melelahkan oleh UK Antarctic Heritage Trust, termasuk analisis warna cat khusus, yaitu warna oranye otentik yang diperlukan untuk mengecat pondok.
Baca juga: Saat Suhu Kota Terdingin di Dunia Turun hingga Minus 50 Derajat Celsius...
Sudah lama tidak digunakan
Selama dua dekade lebih, saat masih aktif digunakan, pondok kayu ini dijuluki sebagai "tempat kelahiran ilmu iklim Inggris".
Habermann meyakini, para peneliti yang memelopori ilmu iklim pasti pernah menghuni Damoy.
Kabin yang terletak hampir sendirian di Damoy Point ini tidak lagi digunakan setelah pesawat yang lebih canggih dan teknologi prakiraan cuaca yang lebih baik memungkinkan penerbangan langsung ke pangkalan penelitian.
Kemudian tempat ini menjadi rusak yang diperparah dengan iklim Antartika yang sangat keras.
Pada tahun 2007, ada usulan untuk menghancurkannya, namun malah ditetapkan sebagai situs bersejarah dan monumen di bawah Perjanjian Antartika.
Baca juga: Hujan Abadi di Mawsynram, Daerah Paling Basah di Dunia
Perlengkapan di Damoy
Kabin Damoy tetap menjadi memori bagi banyak peneliti, dengan interior yang dibiarkan sama persis seperti pada hari terakhir penggunaannya.
Di dalamnya terdapat banyak sekop dan beliung untuk menggali di awal musim panas.
Selain itu, di dalam kabin tersebut juga terdapat peralatan untuk naik kereta luncur yang ditarik anjing serta kaleng-kaleng makanan yang belum dibuka.
Untuk melindungi gubuk dari kelembapan berlebih yang dapat mempercepat kerusakan, kedua tukang kayu tersebut tidak tidur di dalam gubuk, melainkan berkemah dengan tenda di sekitarnya.
Hal itu bertujuan agar gubuk tersebut dapat dilestarikan sebagai museum.
Wisatawan dapat mengikuti tur dengan pemandu ke Damoy, meski ada peraturan ketat yang berlaku untuk semua kunjungan ke Antartika.
Damoy Point berjarak kurang dari satu mil atau 1,6 km dari Port Lockroy, situs warisan lain yang dikelola oleh Trust dan merupakan pintu gerbang utama bagi wisatawan Antartika.
Baca juga: Mengenal Gurun Lut Iran, Tempat Terpanas di Muka Bumi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.