Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamur Ini Bisa Mengubah Semut Menjadi “Zombie”

Baca di App
Lihat Foto
Medium.com
Ilustrasi semut terinfeksi Ophiocordyceps unilateralis
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Ophiocordyceps unilateralis yang juga disebut cordyceps atau jamur semut-zombi dapat menjadikan semut menjadi seperti zombi.

Bukan tanpa alasan nama jamur semut-zombi disematkan. Nama tersebut berkaitan dengan kemampuannya mengendalikan dan membuat perilaku tidak biasa pada semut.

Oleh sebab itu, infeksi jamur ini mengingatkan pada zombi di film-film.

Dikutip dari Medium, jamur ini akan menginfeksi dan menyebabkan kematian pada serangga, khususnya semut.

Saat menginfeksi, jamur O. unilateralis akan tumbuh di dalam tubuh dan memanipulasi perilaku semut. Kendati demikian, jamur ini tidak menginfeksi manusia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, organ semut akan dimakan oleh jamur saat memanipulasi perilakunya dan kemudian mencari inang baru lainnya.

Sebuah studi menunjukkan, jamur ini telah menginfeksi semut selama 48 juta tahun terakhir yang lalu.

Kendati demikian, semut juga memberikan tindakan pencegahan agar tidak terinfeksi jamur ini.

Semut menggunakan teknik “kekebalan sosial” untuk menghadapi O. unilateralis.

Untuk mencegah seluruh koloni terinfeksi, semut yang terinfeksi dikeluarkan secara paksa dari sarangnya.

Para ilmuwan telah menemukan 200 spesies O. unilateralis yang dapat menginfeksi berbagai spesies dari laba-laba hingga ulat.

Baca juga: Seorang Wanita di AS Tewas Setelah Menginjak Semut Api di Rumahnya

Siklus hidup jamur di dalam semut

Dikutip dari Britannica, jamur O. unilateralis memulai siklus hidupnya sebagai spora lengket di dasar hutan yang dapat menyebar terbawa angin.

Jika spora menempel pada tubuh semut tukang kayu yang sedang lewat, ia akan menumbuhkan hifa infektif (untaian seperti benang) untuk menembus kerangka luar serangga.

Setelah berhasil masuk ke dalam tubuh semut, jamur tumbuh dan memanipulasi perilaku semut.

Pada akhirnya, semut akan mengarah di lokasi yang hangat dan lembab di dekat tanah, tempat jamur menyebarkan spora.

Semut yang terinfeksi umumnya tidak responsif terhadap rangsangan eksternal, termasuk semut lainnya.

Pada akhirnya, semut akan mengarah di lokasi yang hangat dan lembab di dekat tanah, tempat jamur menyebarkan spora di dasar hutan, di mana gerakannya menjadi tidak terarah dan tanpa tujuan.

Kendati demikian, ketika semut hampir sepenuhnya mati, dia akan diarahkan untuk memanjat tanaman yang tidak tinggi dan secara permanen mengunci rahang bawahnya untuk menempel dengan kuat pada tanaman.

Cengkeraman rahang yang kuat ini selaras dengan tingkat infeksi dan merupakan tindakan terakhir semut.

Setelah itu, semut akan mati dan jamur selesai memakan tubuhnya dari dalam ke luar.

Jamur akan muncul dari pangkal kepala semut untuk melepaskan lebih banyak spora dan menginfeksi semut baru.

Baca juga: Viral, Foto Semut Bisa Menyemburkan Air, Spesies Apakah Itu?

Mekanisme jamur memengaruhi semut

Penelitian tentang mekanisme di balik jamur zombi semut menunjukkan, organisme tersebut akan mengaktifkan dan menekan gen semut tertentu selama infeksi yang akan mengubah dan mengendalikan perilakunya.

Misalnya, jamur menekan sejumlah gen semut yang kemungkinan besar terlibat dalam respons kekebalan dan stres sehingga menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan di dalam tubuh serangga.

Sel jamur diketahui menyerang serat otot tubuh inang dan dapat memengaruhi gen yang terlibat dalam metabolisme triptofan, menyebabkan tremor dan perilaku menggigit.

Meskipun sel-sel jamur tampaknya tidak memasuki otak semut secara langsung, jamur mengeluarkan sejumlah senyawa yang berperan sebagai neuromodulasi terutama asam guanobutyric dan sphingosine.

Senyawa-senyawa itu akan dikeluarkan di dekat sistem saraf pusat dan perifer inangnya.

Selain itu, jamur ini juga memiliki kandungan racun yang cukup tinggi berupa bakteri yang tidak biasa.

Bakteri itu dapat merusak sinyal kimiawi yang berfungsi untuk semut berkomunikasi dengan anggota sarang lainnya.

Baca juga: Berapa Jumlah Semut di Dunia? Ini Jawaban Menurut Studi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi