Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Dampak Buruk Terlalu Banyak Tidur bagi Kesehatan

Baca di App
Lihat Foto
FREEPIK/SENIVPETRO
Ilustrasi tidur.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Tidur adalah waktu saat tubuh memperbaiki dan memulihkan diri. Untuk itu, memiliki cukup waktu untuk tidur sangat penting untuk kesehatan.

Apabila seseorang kurang tidur atau terlalu sedikit istirahat, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, baik itu fisik maupun mental.

Dikutip dari Premier Health, jumlah tidur yang dibutuhkan setiap orang bervariasi tergantung pada usia, tingkat aktivitas, kesehatan umum, dan kebiasaan gaya hidup. 

Meskipun kebutuhan tidur berbeda dari waktu ke waktu dan dari orang ke orang, para ahli biasanya merekomendasikan agar orang dewasa tidur antara tujuh dan sembilan jam setiap malam.

Namun tahukah Anda, tidur berlebihan juga dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 5 Jenis Gangguan Tidur yang Perlu Diwaspadai, Apa Saja?

Masalah medis terkait dengan tidur berlebihan

Dilansir dari amerisleep, para peneliti baru-baru ini melihat bagaimana kebiasaan yang berbeda terhubung dengan kesehatan fisik dan mental.

Selain itu, tidur berlebihan juga dikaitkan dengan tingkat kematian dan penyakit yang lebih tinggi serta hal-hal seperti depresi.

Penelitian kemudian menghubungkan kebiasaan tidur lebih lama dengan:

1. Gangguan fungsi otak dan kesehatan mental

Tidur memainkan peran penting dalam otak. Sebab otak membersihkan produk sampingan limbah, menyeimbangkan neurotransmiter, dan memproses ingatan saat istirahat, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Para peneliti menemukan, kinerja kognitif pada tiga permainan yang berbeda semuanya memuncak ketika orang tidur sekitar tujuh jam dan memburuk ketika mereka beristirahat lebih lama atau lebih sedikit.

Penelitian lain juga menemukan gangguan memori dan penurunan fungsi kognitif dengan tidur yang lebih lama.

Selain itu, penelitian lain menunjukkan, terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur dikaitkan dengan peningkatan faktor risiko penyakit alzheimer.

Sementara itu, penelitian di Spanyol menemukan orang yang tidur terlalu lama dapat meningkatkan risiko terkena demensia.

2. Depresi dan kesehatan mental

Tidur berlebihan dianggap sebagai gejala potensial depresi. Sementara banyak orang dengan depresi melaporkan insomnia, sekitar 15 persen cenderung tidur berlebihan.

Orang dengan durasi tidur yang lama juga lebih mungkin mengalaminya depresi yang terus-menerus atau gejala kecemasan dibandingkan dengan orang yang tidur normal.

Sebuah studi juga menunjukkan tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak tampaknya meningkatkan heritabilitas genetik dari gejala depresi dibandingkan dengan orang yang tidur normal.

Baca juga: Benarkah Tidur Siang Singkat Bisa Membuat Tubuh Segar Kembali?

3. Peningkatan faktor peradangan

Peradangan kronis dalam tubuh dikaitkan dengan peningkatan risiko segala sesuatu mulai dari diabetes, penyakit jantung, serta penyakit alzheimer.

Faktor gaya hidup tertentu seperti merokok, obesitas, dan infeksi yang berkepanjangan dapat menyebabkan peradangan. Selain itu, kurang tidur atau terlalu banyak tidur juga dapat menjadi faktor yang berperan.

Peradangan dalam tubuh diukur dengan kadar sitokin, disebut protein C-reaktif atau CRP..

Satu studi membandingkan kadar CRP dan durasi tidur pada sekelompok besar orang dewasa, menemukan bahwa laki-laki dan perempuan yang tidur lama memiliki kadar yang lebih tinggi.

4. Peningkatan rasa sakit

Sering kali orang akan lebih banyak beristirahat saat merasakan sakit. Tetapi, penelitian menunjukkan, dalam beberapa kasus terlalu banyak tidur dapat memperburuk gejala rasa sakit.

Misalnya, nyeri punggung dapat memburuk karena terlalu sedikit aktivitas atau terlalu banyak menghabiskan waktu di tempat tidur.

Sementara itu, tidur dalam posisi yang salah dapat memperparah nyeri punggung. Selain itu, tidur berlebihan juga dikaitkan dengan tingkat sakit kepala yang lebih tinggi.

Baca juga: Warganet Sebut Tidur Siang Saat Haid Bisa Sebabkan Darah Putih Naik, Ini Kata Dokter

5. Gangguan kesuburan

Sebuah penelitian terhadap wanita Korea yang menjalani terapi fertilisasi in vitro mendapati wanita yang tidur tujuh hingga delapan jam memiliki peluang terbaik untuk hamil.

Tidur sedang memiliki tingkat kehamilan tertinggi (53 persen) dibandingkan dengan mereka yang tidur enam jam atau kurang (46 persen) dan mereka yang tidur 9-11 jam (43 persen).

Penulis studi menyarankan tidur di luar rentang normal dapat mempengaruhi hormon dan siklus sirkadian, mengganggu kesuburan.

6. Gangguan toleransi glukosa

Toleransi glukosa mengacu pada kemampuan tubuh untuk memproses gula dan gangguan toleransi glukosa yang dikaitkan dengan resistensi insulin.

Selain itu, kondisi ini juga merupakan faktor risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Sebuah studi di Kanada dengan 276 orang selama enam tahun menemukan, orang dengan durasi tidur panjang dan pendek lebih mungkin mengembangkan gangguan toleransi glukosa dan diabetes selama rentang waktu tersebut dibandingkan dengan orang yang tidur normal (20 persen berbanding 7 persen).

Baca juga: Jangan Tidur Jam 10 Malam, Ini Waktu Tidur yang Ideal dan Cara Mengaturnya

7. Peningkatan berat badan

Menggunakan data yang sama dengan penelitian Kanada enam tahun sebelumnya, peneliti juga menemukan hubungan antara penambahan berat badan dan tidur.

Orang yang tidur pendek dan lama mengalami kenaikan berat badan lebih banyak daripada orang yang tidur normal selama periode enam tahun (1,98 kg dan 1,58 kg) dan lebih cenderung mengalami kenaikan berat badan yang signifikan.

8. Risiko penyakit jantung lebih tinggi

Menggunakan informasi dari National Health and Nutrition Examination Survey (NAHNES), para peneliti mengaitkan tidur pendek dan panjang dengan risiko penyakit jantung koroner dan stroke yang lebih tinggi.

Studi tersebut menemukan, orang yang tidur lebih dari delapan jam per malam, dua kali lebih mungkin mengalami angin duduk dan nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah dan 10 persen lebih mungkin terkena penyakit jantung koroner.

Baca juga: 5 Minuman untuk Membantu Tidur, Apa Saja?

9. Risiko stroke lebih tinggi

Sebuah studi baru-baru ini dari para peneliti Universitas Cambridge melihat data dari sekitar 9.700 orang Eropa selama 11 tahun.

Orang yang tidur lebih dari delapan jam 46 persen lebih mungkin mengalami stroke selama masa studi setelah disesuaikan dengan faktor komorbiditas.

Orang yang durasi tidurnya meningkat selama penelitian memiliki risiko stroke empat kali lebih tinggi daripada orang yang tidur secara konsisten.

Ini menunjukkan tidur lebih lama bisa menjadi gejala penting atau tanda peringatan risiko stroke.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi