Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dosen & Manajer Pengembangan Produk TI Telkom University
Bergabung sejak: 19 Jun 2023

Dosen Telkom University, Penulis Buku Kecerdasan Generatif Artifisial

Fajar AI, Senja Mesin Pencari, dan Masa Depan Periklanan: Pelajaran dari Drama Korea

Baca di App
Lihat Foto
Sharda University
apa itu artificial intelligence
Editor: Sandro Gatra

PERNAHKAH kita merasa bahwa dunia informasi bergerak dengan sangat cepat? Dulu, koran adalah sumber informasi utama kita. Namun, saat internet muncul awal abad ke-21, kita mulai beralih ke mesin pencari seperti Google.

Kini, seiring dengan kemajuan Artificial Intelligence (AI), mesin pencari sedang menghadapi tantangan serupa dengan yang dihadapi koran dahulu. Saat ini adalah senja bagi mesin pencari.

Pada masa ketika koran berjuang untuk tetap relevan di era internet, mereka mulai memasukkan lebih banyak iklan dan menjual konten berbayar. Seringkali, sulit membedakan antara jurnalisme sejati dan konten sponsor.

Kita melihat pola serupa dengan mesin pencari saat ini. Seperti surat kabar yang meningkatkan jumlah iklan dan menjual lebih banyak konten disponsori untuk tetap relevan, mesin pencari juga mulai menunjukkan pola serupa.

Perubahan ini bukanlah hasil dari teknologi semata, tetapi perilaku kita sebagai manusia. Teknologi mengubah cara kita berinteraksi dan beradaptasi dengan dunia, dan pada gilirannya, kita juga mengubah teknologi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misalnya, jika kita mencoba mencari informasi di Google atau Bing, kita akan menemui banyak iklan sebelum menemukan hasil non-iklan. Kita semua sudah sadar bahwa hasil "organik" yang kita dapatkan sebenarnya bukanlah hasil yang sepenuhnya organik.

Hasil pencarian menjadi seperti itu karena kita tahu bahwa perusahaan-perusahaan besar telah berinvestasi dalam teknik SEO. Agar situs mereka muncul di halaman pertama hasil pencarian.

Namun, konsumen sekarang lebih cerdas. Kita tahu bahwa halaman pertama hasil pencarian Google atau Bing biasanya diisi oleh iklan atau konten berbayar.

Jadi, seringkali kita harus mencari hingga halaman kedua atau ketiga untuk mendapatkan informasi yang benar-benar relevan.

Seiring dengan menyingsingnya fajar AI, kita telah memasuki era baru dalam penelusuran dan iklan. Algoritma berbasis AI, seperti pembelajaran mesin dan pemrosesan bahasa alami, mampu memahami dan memprediksi kebutuhan pengguna.

Bahkan dengan presisi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hasilnya adalah pengalaman pencarian yang lebih personal dan relevan.

Dalam dunia periklanan, AI telah membawa kita ke tingkat berikutnya. Menggunakan analisis data pengguna yang canggih, perusahaan sekarang dapat menargetkan iklan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi kita. Iklan menjadi lebih personal, relevan, dan tepat waktu.

Salah satu tren baru dalam mencari informasi adalah melalui penggunaan aplikasi. Kita tidak ingin berpindah-pindah dari satu aplikasi ke lainnya.

Kita ingin mendapatkan informasi dan pengetahuan langsung dari aplikasi yang sedang kita gunakan. Kita menginginkan mesin pencari memberikan konteks, bukan hanya tautan yang harus kita klik.

Mungkin mesin pencari seperti Google atau Bing perlu belajar dari drama Korea. Ada fenomena menarik dari cara mereka menyajikan iklan. Di mana iklan sering kali disisipkan secara halus dalam alur cerita.

Sebagai contoh, dalam drama "Descendants of the Sun", karakter yang diperankan Song Hye-Kyo kerap terlihat menggunakan produk dari salah satu merek kosmetik.

Penayangan penggunaan produk ini terasa alami, seakan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari karakter tersebut.

Di film "Crash Landing On You", para penonton disuguhkan adegan-adegan karakter utama yang menikmati makanan dan minuman dari merek-merek spesifik.

Misalnya, ada scene di mana karakter utama menikmati ayam goreng atau meminum minuman dari merek tertentu, memancing penonton untuk mencoba produk yang sama.

Barang-barang elektronik seperti ponsel dan laptop juga kerap muncul dalam drama Korea. Dalam "The Heirs", misalnya, karakter Kim Tan (diperankan oleh Lee Min Ho) tampak menggunakan smartphone dan smartwatch dari perusahaan perangkat pintar ternama asal Korea Selatan.

Tak ketinggalan produk mode juga menjadi elemen penting dalam drama Korea. Misalnya dalam "You're Beautiful", kostum dan aksesori yang digunakan oleh anggota band A.N.Jell semuanya merupakan produk dari brand-brand ternama.

Mereka tidak hanya menjadi trendsetter di kalangan penonton, tetapi juga secara efektif mempromosikan produk tersebut.

Semua produk dalam film-film tersebut ditampilkan dengan cara yang terasa alami dan tidak mengganggu alur cerita. Ini adalah sebuah teknik soft-selling yang efektif dan mungkin dapat diterapkan oleh perusahaan teknologi.

Perusahaan teknologi seperti Microsoft telah terlihat tanggap terhadap perubahan ini. Tidak butuh waktu lama, mereka langsung mengintegrasikan AI generatif seperti ChatGPT ke dalam mesin pencari mereka, Bing.

Dan tidak ketinggalan juga, ke dalam ekosistem mereka seperti keluarga Office, Outlook, Teams, dan beberapa aplikasi produktivitas lain.

Microsoft memasukkan ChatGPT ke dalam Bing untuk memberikan konteks dan pengetahuan di halaman pertama.

Meski demikian, antarmuka pengguna Bing masih membingungkan, menunjukkan bahwa Microsoft masih belajar tentang bagaimana menciptakan produk informasi yang baik.

Jika tren ini berlanjut, maka kita mungkin melihat masa depan di mana mesin pencari dan iklan berbasis AI sepenuhnya terintegrasi ke dalam aplikasi dan layanan yang kita gunakan setiap hari.

Seiring dengan menyingsingnya fajar kecerdasan buatan (AI), ini mungkin menjadi senja bagi mesin pencari seperti Google dan Bing dalam hal penghasilan iklan melalui situs pencarian mereka.

Namun, ini bukan berarti Google, Bing, dan mesin pencari lainnya akan mati. Mereka perlu terus berinovasi. Mereka perlu mengembangkan bukan hanya alat pencariannya, tapi juga ekosistem mereka secara keseluruhan.

Perkembangan AI bukan hanya tantangan, tapi juga kesempatan bagi mesin pencari. Mereka perlu berinovasi lebih cepat dan menciptakan strategi iklan baru yang lebih alami dan interaktif. Seperti yang telah dilakukan oleh drama Korea.

Ini adalah masa depan periklanan di era AI, di mana mesin pencari dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen. Mirip seperti dulu, saat koran menyongsong senja dan dipaksa beradaptasi dengan menyingsingnya fajar mesin pencari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi