Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kepala Badan Informasi Geospasial
Bergabung sejak: 6 Jul 2023

Professor Geografi

Informasi Geospasial Bisa Membantu Pengelolaan Sistem Zonasi Sekolah

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL
Aksi wali murid dan calon peserta didik memprotes PPDB sistem zonasi di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (19/6/2019)
Editor: Egidius Patnistik

BEBERAPA kali Kompas.com memberitakan soal sistem zonasi, yang selalu menjadi berita hangat di setiap awal tahun ajaran baru sekolah. Sudah enam tahun sistem zonasi untuk penerimaan anak didik diterapkan. Namun, hingga saat ini masih saja ada yang perlu diperbaiki.

Berbagai pemberitaan terkait permasalahan zonasi masih muncul. Terakhir diberitakan bagaimana orang tua calon siswa melakukan pengukuran sendiri secara manual jarak antara sekolah dengan rumah.

Di pemberitaan yang lain dikeluhkan masalah kartu keluarga, warga menyiasati sistem zonasi dengan pindah kartu keluarga (KK). Berita lain menyoroti transparansi sistem pemberkasan dan seleksi.

Baca juga: Digagas Muhadjir Effendy, Ini Alasan Nadiem Lanjutkan Sistem Zonasi

Sistem zonasi, merupakan sistem yang melibatkan analisis lokasi, keterkaitan jarak dan posisi. Berbicara tentang lokasi, jarak, dan posisi berarti melibatkan data dan informasi geospasial.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Informasi geospasial diartikan sebagai informasi terkait lokasi atau suatu tempat atau suatu daerah yang dinyatakan dengan suatu sistem koordinat tertentu. Termasuk dalam informasi geospasial yang paling mendasar adalah mengidentifikasi lokasi dengan berbasis koordinat, mengidentifikasi lokasi yang berasosiasi dengan lokasi lain, menghitung jarak antara dua titik lokasi atau koordinat, dan identifikasi persebaran, yang biasanya disajikan dalam bentuk peta.

Itulah pengejawantahan definisi informasi geopasial yang paling mendasar. Informasi geospasial sendiri diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial.

Mendikbudristek Nadim Makarim telah menyatakan bahwa sistem zonasi akan terus dilanjutkan. Sistem ini dinilai memberikan asas keadilan, pemerataan, dan transparansi untuk memberikan pelayanan pendidikan secara menyeluruh dan meningkatkan kualitas pendidikan secara lebih merata.

Perlunya informasi geospasial dalam pengelolaan sistem zonasi

Karena sistem zonasi basisnya adalah lokasi atau tempat, maka wajib hukumnya memanfaatkan peta. Peta merupakan salah satu wujud dari informasi geospasial.

Peta dasar skala besar (skala 1:5000 atau 1:10.000) berisi informasi tentang bangunan dan utilitas, jaring-jaring jalan, batas wilayah, topografi, garis pantai, kedalaman laut, dan tutupan lahan yang digambarkan dalam suatu koordinat tertentu (misalnya koordinat longitude-latitude).

Letak bangunan dan utilitas (termasuk bangunan sekolah), jaring-jaring jalan dan batas wilayah tentu memberikan informasi yang bermanfaat pada sistem zonasi. Kalau kita mempunyai peta dasar format digital skala besar, maka semua sekolah dalam suatu batas wilayah administratif akan tergambarkan. Setiap persil bangunan juga terpetakan.

Data geospasial itu kemudian diintegrasikan dengan data statistik, yaitu data kependudukan, data kartu keluarga (KK). Ke depan kalau KK kita mempunyai informasi by name, by address, by coordinate, maka tiap KK akan dapat digambarkan titiknya dalam peta. Setiap persil bangunan pada peta akan mengandung informasi statistik, data KK. Persebaran KK pada peta terlihat jelas.

Baca juga: Nadiem: PPDB Sistem Zonasi Mampu Perhatikan Kebutuhan Siswa

Kalaupun saat ini by coordinate belum didapatkan pada KK, minimal ada by address. By address dapat ditelusur di peta, dapat diberi tanda titik lokasinya, minimal mendekati, koordinatnya mengikuti.

Kalau KK by coordinate sudah dapat dilihat pada peta, maka radius, jarak, zona, dapat dianalisis, tidak perlu dilakukan pengkuran manual. Orangtua calon siswa tidak perlu bersusah payah merentangkan meteran.

Fungsi buffering, fungsi distance pada berbagai aplikasi sistem informasi geografis dapat digunakan untuk analisis ini. Sangat jelas, sangat mudah, sangat transparan. Tidak ada keraguan.

Jika data statistik dari KK dapat diintegrasikan dengan sistem informasi geospasial, komposisi penduduknya dapat dilihat. Data statistiknya dapat diolah secara tabuler, dapat di search by gender, by age, by status dan lain sebagainya, tergantung kebutuhan dan tujuan.

Kemudian bisa dilihat persebarannya secara spasial di peta. Antisipasi dapat dilakukan, tahun depan ada berapa anak pada usia tertentu yang potensial masuk sekolah, yang potensial akan mendaftarkan sekolah baru, persebarannya di mana saja, dekat secara radius dengan sekolah mana saja. Dari setahun sebelumnya jumlahnya dapat diantisipasi, perhitungan dapat dilakukan.

Panitia penerimaan siswa baru dan setiap sekolah bahkan dapat melakukan persiapan, kira-kira dalam radius tertentu ada berapa calon siswa yang akan masuk. Hal ini tidak sulit. Sistem informasi geospasial diintegrasikan dengan sistem statistik data kependudukan, yang memungkinkan updating secara otomatis.

Baca juga: Riset Geospasial untuk Keberlanjutan Manusia

Apabila ada perubahan KK, sistem statistik akan berubah, atribut pada sistem informasi geospasialnya akan mengikuti. Perpindahan KK yang kurang dari setahun, misalnya, atau yang tidak memenuhi persyaratan untuk zonasi bisa dideteksi, bisa diantisipasi.

Mitigasi kecurangan dapat dilakukan lebih dini. Sistem informasi geospasial dapat disajikan secara terbuka, transparan. Setiap orang, semua masyarakat dapat mengakses informasinya, dapat melihat dan bahkan dapat menghitung jarak sendiri secara web service atau melalui aplikasi. Sistemnya inklusif, partisipatif. Lebih transparan, lebih jujur, semua lega, fair enough.

Butuh Komiten

Masalahnya sekarang tinggal bagaimana kita mempunyai komitmen penuh untuk berbagi pakai data antar instansi, berbagi data format spasial dengan format statistik. Apakah kita punya keberpihakan untuk membuat sistem ini?

Sistem itu penting dan kebutuhan untuk pengembangnnya harus didukung oleh para pengambil keputusan.

Sistem itu dapat dipakai untuk tujuan lainnya, misalnya tujuan intervensi gisi, pemberian beasiswa, subsidi pupuk, bantuan sosial, program sanitasi dan lain sebagainya. Mungkin sistem informasi geospasialnya berbiaya, perlu upaya, tetapi create once use many times. Lebih efektif, efisien.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi