Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ikan Kakatua, Penjaga Laut Biru yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia/Ewa Barska
Ikan Kakatua
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Ikan kakatua atau Scaridae adalah ikan herbivora yang identik dengan tubuh warna-warni.

Ikan ini populer dikonsumsi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Bahkan, di Polinesia, seperti dikutip dari National Geographic, ikan kakatua disajikan mentah dan sempat menjadi makanan khusus keluarga raja.

Kendati memiliki cita rasa enak dan gizi tinggi, masyarakat diimbau untuk tidak mengonsumsi ikan dengan nama lain parrotfish tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciri-ciri ikan kakatua

Dilansir dari laman Taman Nasional Teluk Cenderawasih, ikan kakatua merupakan kelompok besar spesies ikan laut yang menghuni perairan dangkal tropis dan subtropis di seluruh dunia.

Berpenampilan menarik dengan warna putih, hijau, atau biru, mereka hidup di terumbu karang, pantai karang, serta padang lamun.

Scaridae memiliki kepala yang agak bulat mirip dengan burung kakatua, sehingga disebut sebagai ikan kakatua.

Dengan rata-rata hidup sekitar 5-7 tahun, ikan kakatua dapat tumbuh hingga panjang mencapai 47 sentimeter.

Adapun ciri-ciri ikan kakatua, antara lain:

Saat muda, ikan kakatua akan berjenis kelamin betina dan memiliki warna keabu-abuan atau kecoklatan.

Namun, saat menginjak dewasa, jenis kelamin ikan kakatua akan berganti menjadi jantan dan corak warnanya berubah lebih kontras.

Baca juga: Ikan Kakatua Diimbau Tak Dimakan karena Berisiko, Apa Akibatnya?

Peran ikan kakatua bagi ekosistem

Peneliti di Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ucu Yanu Abi memaparkan sejumlah peran ikan kakatua untuk ekosistem.

Peran ikan kakatua tersebut, antara lain:

1. Mengontrol alga

Ucu menjelaskan, ikan kakatua berperan penting dalam mengontrol alga yang tumbuh di terumbu karang.

"Mereka termasuk herbivora, makanan utamanya alga. Alga kompetitor bagi pertumbuhan terumbu karang," terangnya kepada Kompas.com, Selasa (25/7/2023).

Alga adalah protista mirip tumbuhan, tetapi tidak memiliki memiliki akar, daun, maupun batang sejati.

Sementara itu, terumbu karang adalah hewan dari kelompok Cnidaria atau hewan invertebrata dengan struktur yang masih sangat sederhana.

Sebagai penyangga bagi kehidupan biota pesisir dan lautan, terumbu karang menjadi tempat berlindung yang baik bagi ikan-ikan dan hewan laut lainnya.

Menurut Ucu, alga yang tumbuh di terumbu karang akan dimakan oleh ikan kakatua. Aktivitas grazing atau pemamahan ini akan membantu menekan pertumbuhan alga di laut.

"Juga akan memberikan kesempatan bagi terumbu karang untuk tumbuh dan melakukan rekrutmen anakan (berkembang biak)," imbuh dia.

Baca juga: Benarkah Kemunculan Oarfish ke Permukaan Tanda Akan Ada Bencana Alam?

2. Menghasilkan pasir

Bukan hanya mengontrol pertumbuhan alga, aktivitas pemamahan oleh ikan kakatua juga akan menghasilkan pasir laut.

"Sambil makan alga, substrat keras yang berupa karang mati akan dikunyah, alganya ditelan, karangnya yang telah hancur dibuang kembali melalui feses," jelas Ucu.

Feses atau kotoran ikan kakatua tersebut berupa pasir putih halus dengan jumlah cukup banyak.

Masih dari laman yang sama, ikan kakatua dewasa dapat mengeluarkan pasir putih halus sebanyak 450 kilogram setiap tahun.

Oleh karena itu, semakin banyak dan lama ikan ini hidup, jumlah pasir putih yang dihasilkan pun akan semakin banyak.

Baca juga: Video Viral Ikan Arapaima Ditemukan Usai Banjir di Garut, Ikan Apa Itu?

Pelestarian populasi ikan kakatua

Meski amat bermanfaat bagi ekosistem laut, hingga saat ini belum ada larangan untuk mengonsumsi ikan kakatua.

Peneliti dari Pusat Riset Oseanografi BRIN M Reza Cordova mengatakan, ikan kakatua sebenarnya masih boleh dimakan oleh masyarakat.

Namun, umumnya terdapat batasan tertentu penangkapan ikan kakatua, tergantung dari area dan luas, serta status terumbu karang di suatu kawasan.

"Ini sudah disarankan untuk dikaji lebih lanjut oleh pemerintah, termasuk berapa banyak yang bisa dikonsumsi," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (24/7/2023).

Baca juga: Apakah Ikan Bisa Merasakan Haus? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com (15/2/2021), salah satu cara melestarikan ikan kakatua adalah tidak melakukan penangkapan besar-besaran.

Pencegahan terhadap penangkapan besar-besaran dapat dilakukan dengan membatasi intensitas serta memperkecil ukuran mata jaring.

Tujuannya, agar tidak terjadi growth overfishing atau hasil tangkapan yang didominasi ikan-ikan kecil atau belum dewasa.

Selain itu, sebagai upaya pencegahan recruitment overfishing, yakni kegiatan eksploitasi juga lebih banyak menangkap ikan yang siap memijah atau kawin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi