Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Camat Gajahmungkur Dimutasi Usai Bikin Konten Nasi Goreng, Wali Kota Semarang Buka Suara

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/screenshot akun Instagram @adebhakti
Camat Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah Ade Bhakti dimutasi diduga karena postingan nasi goreng 
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Camat Gajahmungkur Kota Semarang, Ade Bhakti dimutasi ke posisi sekretaris pemadam kebakaran atau Damkar Kota Semarang.

Mutasi itu menjadi ramai dibicarakan warganet lantaran terjadi setelah Ade mengunggah konten mengenai nasi goreng di akun media sosialnya, Senin (31/7/2023).

Warganet berspekulasi bahwa mutasi Camat Gajahmungkur itu karena konten nasi goreng yang diduga menyindir lomba masak yang digagas oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.

"Camat dicopot goro2 nasi goreng... lucu," tulis @kev********.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bu mau tanya, kenapa camat dengan kinerja bagus bahkan baik dan sat set kenapa dimutasi bu? Bukannya harusnya dipertahankan bu? ..." kata @nov*******.

Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengadakan lomba Masak Nasi Goreng Khas Mbak Ita dalam rangka HUT ke-78 Kota Semarang pada Rabu (26/7/2023).

Dilansir dari Bagian Komunikasi Pimpinan dan Protokol Kota Semarang, lomba itu dimaksudkan untuk mempromosikan konsep ketahanan pangan, urban farming, keseimbangan gizi makanan, dan penanggulangan stunting pada masyarakat luas.

Baca juga: Dicampur ke Nasi Goreng, Amankah Makanan Kucing Dikonsumsi Manusia?

Tidak ada maksud menyinggung

Terkait hal tersebut, Kompas.com menghubungi Ade Bhakti untuk meluruskan spekulasi yang beredar.

Ade mengatakan, pihaknya tidak memiliki maksud tertentu ketika membuat konten soal nasi goreng.

"Konten nasi goreng enggak ada maksud terselubung karena itu biasa. Kalau panjenengan (Anda) atau teman-teman lihat konten saya itu saya biasa guyonan (candaan) sama staf," ujarnya, Rabu (2/8/2023).

Dia juga mengatakan bahwa di hari itu, dirinya bersama para staf justru ikut membantu para warga membuat konten nasi goreng.

"Nah malam-malam kan lapar. Terus saya kasih uang ke mas Galih (salah satu staf) untuk membeli makanan," terang Ade.

Dalam posisi kelelahan, Ade dan para staf sepakat untuk membeli nasi goreng di dekat kantor karena praktis.

Baca juga: Apa Itu Mutasi Polri? Berikut Pengertian, Jenis, dan Sifatnya


Tidak tahu alasan mutasi

Disinggung soal pemindahannya, Ade mengaku tidak tahu parameter apa yang digunakan.

"Saya enggak tahu (parameternya). Menurut saya Gajahmungkur selama saya pimpin ya prestasinya tidak jelek-jelek amat," ujarnya.

Selama masa kepemimpinannya di triwulan pertama dan kedua 2023, Ade mengatakan bahwa evaluasi kinerja Kecamatan Gajakmungkur meraih peringkat paling atas di antara 16 kecamatan lainnya.

"Kalau bicara stunting, ketika saya masuk ada 60-an, ini saya tinggal 20-an. Kemudian urban farming, Gajahmungkur juga dapat CSR dari perbankan senilai Rp 100 juta. Ada yang dua kali Rp 150 juta dan Rp 100 juta," kata dia.

"Coba dibandingkan teman-teman lain yang mati (urban farming-nya) juga banyak gitu. Jadi ya enggak tahu (alasan mutasi). Tanyakan ke yang mindah, ke wali kotanya langsung," tambah Ade.

Baca juga: Kronologi Tabrakan Beruntun di Jatibarang Semarang, Diduga Berawal dari Truk Rem Blong

Siap menjalankan tugas baru

Kendati demikian, Ade mengatakan siap menjalani tugasnya yang baru.

"Kalau secara aturan camat dan sekdin itu eselonnya sama, kelas jabatannya sama. Jadi sebagai ASN yang taat terhadap aturan, ya harus dijalani sebagai bagian dari perjalanan karier," ucapnya.

Ade mengaku senang dengan posisinya kini sebagai sekretaris pemadam kebakaran atau Damkar Kota Semarang karena merupakan hal yang baru.

"Memang saya belum pernah di situ (Damkar Kota Semarang). Jadi ada tantangan buat saya sebagai ASN muda," jelasnya.

Dia bahkan sudah merencanakan program inovasi yang bakal digagasnya, seperti penerapan teknologi, konsep modern, dan kemudahan pelayanan Damkar.

Ade mengibaratkan mutasi yang dialaminya sebagai pelepasan atribut baju yang dia kenakan.

"Kemarin (pakai) baju camat sekarang dilepas dan ganti baju pemadam kebakaran," ungkap Ade.

Pemilik moto hidup Urip iku kudu Urup itu mengaku tidak akan patah semangat dengan proses mutasi dirinya.

"Jadi jalani ini saja yang penting memberikan manfaat yang banyak ke masyarakat yang lebih luas," tandas dia.

Baca juga: Unggahan Viral Camat Gajahmungkur Diduga Dimutasi gara-gara Nasi Goreng, Wali Kota Semarang: Mutasi Hal Biasa

Mutasi bukan karena konten nasi goreng

Terpisah, Kompas.com menghubungi Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu pada Rabu (2/8/2023).

Wanita yang kerap disapa Mbak Ita itu dengan tegas mengatakan bahwa mutasi Ade Bhakti tidak berkaitan dengan konten nasi goreng.

"Tidak ada (kaitannya)," tegas Ita.

Menurutnya, mutasi merupakan hal yang biasa terjadi dalam organisasi.

"Mutasi jabatan adalah hal yang biasa untuk penyegaran dan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi," kata dia.

Selain itu, mutasi yang dilakukan juga sudah disusun melalui proses yang panjang.

"Bayangkan kami mutasi hampir 500 orang. Kan tidak mungkin ditentukan 1-2 hari," ucapnya.

Dalam proses mutasi, Ita berkata, Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) akan menilai dari semua aspek.

Adapun mutasi akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan formasi dan organisasi.

"Mungkin ada masyarakat yang tidak tahu bahwa proses mutasi memerlukan waktu panjang," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi