Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/S_Photo
Perbedaan intoleransi laktosa dan alergi susu.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Masyarakat awam sering kali salah kaprah pada istilah intoleransi laktosa dan alergi susu.

Banyak yang beranggapan keduanya adalah hal yang sama. Padahal, intoleransi laktosa dan alergi susu adalah dua hal yang berbeda.

Bagi penderita intoleransi laktosa, mereka masih bisa mengonsumsi susu dalam jumlah yang sedikit sehingga tidak menimbulkan gejala.

Namun, pada mereka yang mengalami alergi susu, disarankan untuk menghindari minuman susu dan produk turunannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa perbedaan intoleransi latosa dengan alergi susu sapi?

Baca juga: Mencampur Kopi Instan dan Susu, Sehatkah bagi Tubuh?


Perbedaan intoleransi laktosa dan alergi susu sapi

Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Toto Sudargo menjelaskan perbedaan antara intoleransi laktosa dan alergi susu sapi.

Perbedaan intoleransi laktosa dan alergi susu sapi ada pada penyebab dan gejala yang dirasakan.

"Intoleransi laktosa terjadi penurunan produksi enzim laktase oleh usus halus sehingga tidak dapat memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa," kata Toto, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/8/2023).

Laktosa adalah gula yang ditemukan di dalam susu dan produk susu. Gangguan intoleransi laktosa melibatkan sistem pencernaan.

Dikutip dari Hopkins Medicine, intoleransi laktosa bisa dialami oleh anak-anak dan orang dewasa.

Penyebabnya bisa karena keturunan, cedera pada usus kecil, dan terlahir dengan ketidakmampuan membuat laktase.

Baca juga: Bahaya Merebus Susu sampai Gosong dan Cara Mengatasinya

Berbeda dengan intoleransi laktosa, alergi susu sapi disebabkan karena sistem imun.

"Pada alergi susu ada berbagai penyebab karena adanya kesalahan pada sistem imun dan sistem lainnya di tubuh," ujar Toto.

Sistem imun pada seseorang yang alergi susu akan mengidentifikasi protein susu sebagai sesuatu yang berbahaya.

Alergi susu bisa dialami oleh siapapun dari berbagai jenis usia.

Menurut Cleveland Clinic, alergi susu lebih sering dialami oleh anak yang berusia di bawah 16 tahun.

Alergi susu akan diikuti dengan reaksi alergi yang muncul di tubuh. Reaksi alergi ini merupakan respons tubuh terhadap alergen.

Baca juga: Selain Susu Hangat, Ini Makanan dan Minuman yang Bikin Tidur Nyenyak

Perbedaan gejala intoleransi laktosa dan alergi susu sapi

Toto menjelasakan, intoleransi laktosa dan alergi susu sapi dapat dibedakan dari gejala yang dirasakan.

Pada intoleransi laktosa, gejala yang muncul berkaitan dengan sistem pencernaan.

"Tanda dan gejala intoleransi laktosa yaitu nyeri atau kram bagian perut, mual, perut kembung, dan diare," jelasnya.

Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut gejala intoleransi laktosa:

  1. Perut kembung
  2. Gas usus
  3. Mual dan muntah
  4. Sakit perut dan kram
  5. Perut keroncongan atau keroncongan
  6. Diare

Sementara itu, gejala alergi susu berupa reaksi alergi yang muncul di tubuh. Misalnya, gatal-gatal, pembengkakan pada bibir/lidah/tenggorokan, batuk, sesak nafas, diare, kram perut, pilek, dan mata berair.

Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut gejala alergi susu:

1. Gejala alergi susu ringan

  1. Gatal-gatal
  2. Mual atau muntah
  3. Sakit perut
  4. Diare
  5. Ruam
  6. Kesemutan atau pembengkakan pada bibir, lidah, atau tenggorokan.

2. Gejala alergi susu parah

  1. Sesak dada
  2. Sesak napas (dispnea)
  3. Sulit bernafas
  4. Kesulitan menelan (disfagia)
  5. Ruam (dermatitis kontak)
  6. Mengi
  7. Pusing
  8. Penurunan tekanan darah (hipotensi)
  9. Kehilangan kesadaran (sinkop).

Baca juga: Lebih Sehat Mana, Susu Dingin atau Susu Panas?

Cara mengatasi

Intoleransi laktosa tidak dapat disembuhkan. Anda hanya bisa mencegahnya melalui pola makan.

Bagi mereka yang menderita intoleransi laktosa, Toto mengatakan, penderita masih boleh mengonsumsi susu tapi dalam jumlah sedikit.

"Konsumsi susu atau produk susu yang mengandung laktosa masih diperbolehkan dalam jumlah sedikit asalkan tidak muncul gejala. Selain itu juga dapat mengonsumsi susu yang bebas laktosa atau rendah laktosa," terang dia.

Sementara bagi penderita alergi susu, satu-satunya cara untuk mencegah gejala muncul adalah dengan menghindari susu dan produk yang mengandung susu. 

Toto menyarankan, penderita alergi susu supaya berhati-hati ketika ingin mengonsumsi susu. Bahkan, lebih baik hindari mengonsumsi susu dan produk turunannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi