Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Cuaca Panas Ekstrem Landa Jambore Pramuka Dunia di Korsel...

Baca di App
Lihat Foto
Jakob Mali
Potret tenda yang digunakan peserta Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Jambore Pramuka Dunia atau World Scout Jamboree ke-25 diadakan di SaeManGeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan (Korsel) pada 1 sampai 12 Agustus 2023.

Acara empat tahunan itu mengumpulkan anak-anak berusia minimal 18 tahun perwakilan regu pramuka dari seluruh dunia. Mereka akan berkemah selama lebih dari seminggu untuk mempelajari nilai kepramukaan.

Tahun ini, diperkirakan 43.000 anggota pramuka muda dari 158 negara hadir di Korea Selatan. 

Namun, baru dibuka pada Selasa (1/8/2023), ratusan peserta jambore dilaporkan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Mereka menderita serangan panas akibat cuaca panas ekstrem di lokasi acara.

Tidak hanya itu, para peserta juga mengeluhkan tenda tempat mereka tidur yang digenangi air banjir sehingga kurang layak pakai.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Bapak Pramuka Dunia Baden Powell yang Lahir pada 22 Februari 1857


Peserta alami gejala serangan panas

Jambore Pramuka Dunia 2023 diadakan di luar ruangan, tepatnya di wilayah seluas 8,8 km persegi sekitar 180 km barat daya ibu kota Seoul.

Diberitakan The Guardian, Kamis (3/8/2023), ribuan peserta dari seluruh dunia berkemah dalam tenda di tengah lapangan yang memiliki sedikit rimbunan pohon sebagai peneduh alami.

Padahal, Korea Selatan saat ini sedang mengalami musim panas. Suhu di sana berkisar antara 35 hingga 38 derajat celsius. Selain itu, hujan hanya turun sebentar sehingga cuaca tetap terasa panas.

Kondisi panas yang ekstrem menyebabkan setidaknya 400 peserta jambore dilarikan ke rumah sakit pada Selasa (1/8/2023). Mereka mengalami gejala serangan panas, seperti sakit kepala, pusing, dan kelelahan.

Pada Rabu (2/8/2023), terdapat 207 kasus korban serangan panas lainnya. Di antara para korban, 39 orang masih dirawat di institusi medis hingga hari Kamis (3/4/2023).

Akibat kondisi tersebut, panitia jambore terpaksa membatalkan serangkaian acara dalam kegiatan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia 14 Agustus 1961

Fasilitas dan makanan dikeluhkan

Dilansir dari Koran Seoul (3/8/2023), panitia menyelenggarakan sebanyak 25.000 tenda untuk tempat berkemah para peserta jambore.

Namun, banjir akibat hujan deras yang melanda wilayah tersebut sebelum jambore dimulai membuat air menggenang. Air hujan tidak bisa mengalir karena lokasi perkemahan datar tanpa lereng.

Akibatnya, peserta jambore terpaksa tinggal di tenda yang dibangun di atas lumpur. 

Tidak hanya itu, para peserta mengeluhkan tidak adanya listrik serta AC dan kipas angin yang disediakan di tengah cuaca panas.

Baca juga: 16 Orang di Korsel Meninggal Dunia akibat Gelombang Panas

Diberitakan media lokal Chosun Ilbo, peserta jambore juga kesulitan saat akan ke kamar mandi. Sebab, jumlah toilet dan kamar mandi yang tersedia hanya sedikit dan tidak setara dengan jumlah peserta.

Selain itu, lokasinya juga jauh sehingga mereka harus mengantre lama.

Mereka juga mengeluhkan makanan yang tidak layak makan. Para peserta seharusnya menerima telur rebus dari panitia, tetapi justru telur berjamur yang diterima peserta.

Mereka memang dapat memasak makanan sendiri atau beli di toko serba ada. Namun, barang-barang yang dijual dihargai terlalu mahal.

Selain itu, fasilitas dapur untuk mencuci piring juga belum tersedia dengan baik. Tempat sampah bahkan tidak dibersihkan sehingga penuh dan dikerubungi serangga.

Baca juga: Ramai soal IPB Buka Jalur Prestasi Pramuka, Bagaimana Ketentuannya?

Pemerintah berusaha memperbaiki

Menteri Dalam Negeri Korea Selatan Lee Sang-min mendesak pihak penyelenggara segera melakukan langkah untuk mengatasi cuaca panas. Langkah itu, seperti pemberian fasilitas sebagai tempat berteduh, tambahan AC, serta shuttle bus.

“Untuk mencegah dan menanggulangi penyakit akibat panas, kami telah menyiagakan tenaga medis tambahan, termasuk sekitar 30 dokter dan 60 perawat,” kata sekretaris jenderal panitia penyelenggara acara Choi Chang-haeng.

Untuk mengantisipasi adanya pasien, lebih banyak tempat tidur dengan pendingin akan dipasang di klinik kesehatan. Enam helikopter juga disiagakan untuk membawa pasien darurat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi