Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Obat Tong Mai Dan Disebut Berbahaya bagi Ginjal, Ini Kata Ahli dan BPOM

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Viral obat herbal Tong Mai Dan disebut berbahaya
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

 

KOMPAS.com - Sebuah unggahan dari warganet yang memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati menggunakan obat herbal Tong Mai Dan, ramai di media sosial Twitter.

Menurut pengunggah, obat herbal Tong Mai Dan biasanya dilabeli sebagai obat rematik. 

Pengunggah pemilik akun Twitter @ngobrolinapasih pada 3 Agustus 2023 juga menyebutkan, obat tersebut diduga dapat membahayakan lambung dan ginjal. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau mamak bapak kalian beli ini, plis dibuang aja. Sudah ada korbannya, om saya yang jauh di kalimantan, lambungnya hancur dan gagal ginjal. Baru selesai operasi lambung kemarin. Biasanya dilabel obat rematik. Isinya oplosan anti nyeri dan anti inflamasi toxic dose," tulis akun tersebut.

Hingga Jumat (4/8/2023) unggahan tersebut telah dibagikan ulang sebanyak 5.315 kali dan disukai lebih dari 10.600 akun.

Respons warganet

Beragam komentar muncul terkait unggahan tersebut.

"Banyak sebenernya produk sejenis ini di pasaran. isi nya ya kortikosteroid dan anti nyeri. ga jauh-jauh efek nya, moon face, adiktif, ujung2 ya perforasi gaster, peritonitis. aneh kenapa bisa lolos ya produk model begini, kasian orang awam yg ga paham," tulis akun @finskk.

"Obat obatan "herbal cina" gini emang serem sih, apalagi yg blm jelas BPOM nya..
ibu mertua kakak ku juga gagal ginjal karna konsumsi pil asam urat dgn embel embel herbal cina," kata akun @berkahdhalem.

Baca juga: BPOM Rilis 12 Produk Kosmetik dan Obat Tradisional yang Berbahaya, Ini Daftarnya

Penjelasan ahli

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati mengatakan, dari hasil pengecekan obat Tong Mai Dan, menurutnya obat tersebut tidak terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Zullies juga menyebutkan, berdasarkan penelusuran lanjutan di kanal resmi BPOM, produk tersebut pernah dilarang di Brunei Darussalam karena mengandung klorfeniramin dan deksametason.

"Ini termasuk obat herbal yang dicampur bahan kimia obat," ujar Zullies saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/8/2023).

Penjelasan mengenai produk herbal Tong Mai Dan tersebut di kanal BPOM bisa disimak melalui link berikut.

Melihat kandungan campuran bahan kimia dalam obat herbal tersebut menurutnya tak mengherankan jika kemudian obat tersebut dapat merusak lambung dan ginjal.

"Tidak heran jika efeknya seperti itu (merusak ginjal dan lambung). Deksametason adalah obat steroid yang mengiritasi lambung dan dapat menyebabkan gagal ginjal jika dipakai sembarangan," jelas Zullies. 

Penjelasan BPOM

Sementara itu, dihubungi terpisah, pihak humas BPOM menyampaikan, produk tersebut saat ini tidak terdaftar di BPOM.

"Untuk saat ini produk tersebut tidak terdaftar di BPOM," ujar Pihak BPOM dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (4/8/2023).

Oleh karena itu, pihak BPOM mengingatkan agar masyarakat sebelum mengonsumsi obat dapat mengecek apakah obat dan makanan yang digunakan sudah terdaftar di BPOM atau belum.

Untuk mengecek apakah produk obat dan makanan sudah terdaftar di BPOM dapat melalui link https://cekbpom.pom.go.id/

Pengecekan juga bisa dilakukan melalui aplikasi BPOM Mobile yang dapat di unduh di playstore atau Appstore.

Baca juga: Disebut Bahan Berisiko Kanker, BPOM Belum Larang Pemanis Buatan Aspartam karena Alasan Ini 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi