Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Pejuang Kemanusiaan yang Dilupakan

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/JESSI CARINA
Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (13/11/2017).
Editor: Sandro Gatra

TRAGEDI Kudatuli 27 Juli 1997, merupakan perisiwa bersejarah yang secara langsung maupun tidak langsung menelan korban.

Cukup banyak pemuda yang berontak melawan rezim Orba dikejar-kejar oleh polisi dan tentara yang pada masa itu masih tergabung sebagai ABRI.

Namun, ada seorang tokoh pejuang kemanusiaan yang dilupakan, padahal beliau mempertaruhkan nyawa dirinya sendiri demi menyelamatkan para pemuda yang dikejar-kejar oleh aparat keamanan rezim Orba.

Satu di antara sekian banyak pemuda yang diselamatkan oleh sang pejuang kemanusiaan ini di masa kini telah menjadi seorang tokoh cukup populer di panggung politik Orde Reformasi, yaitu Budiman Sujatmiko.

Dalam perjuangan menyelamatkan Budiman Sujatmiko dkk, sang tokoh pejuangan kemanusiaan tak segan mempertaruhkan nyawa dirinya sendiri dengan main kucing-kucingan dan tikus-tikusan, bergerilya melawan ABRI demi menyembunyikan para pemuda kontra Orba dengan gaya kutu loncat berpindah-pindah dari lokasi ke lokasi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adegan menyelamatkan para pemuda dari angkara murka Rezim Orba tidak kalah seru dan dramatis ketimbang adegan serial film Mission Impossible jilid manapun.

Berarti pada masa menjelang akhir kekuasaan rezim Orba itu, sang tokoh pejuang kemanusiaan sudah termasuk ke dalam daftar orang buronan yang harus ditangkap, bahkan dihilangkan karena dianggap radikal melawan penguasa.

Sang tokoh pejuang kemanusiaan kemudian diadili oleh kerabat kerja meja hijau Rezim Orba.

Para anggota majelis hakim sudah sepakat menjatuhkan vonis hukuman penjara bagi sang tokoh pejuang kemanusiaan akibat dianggap berdosa mengejawantahkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab menjadi kenyataan.

Syukur Alhamdullilah, Presiden Habibie mengangkat sang pejuang kemanusiaan menjadi anggota Tim Gabungan Pencari Fakta huruhara Mei 1998, kemudian disusul Gus Dur dilantik menjadi presiden.

Maka hukuman penjara terhadap sang pejuang kemanusiaan menguap dengan sendirinya alias tidak pernah sempat dilaksanakan menjadi kenyataan.

Pada masa Orde Reformasi, sang tokoh pejuang kemanusiaan lanjut gigih membela rakyat tergusur, memuncak pada tragedi penggusuran warga Bukit Duri yang digusur secara sempurna melanggar hukum akibat bangunan dan tanah yang digusur masih dalam proses hukum di PN dan PTUN.

Memang akhirnya kedua lembaga hukum tersebut memenangkan gugatan warga Bukit Duri, namun penggusuran sudah terlebih dahulu terlanjur dipaksakan untuk dilakukan oleh penguasa Orde Reformasi.

Akibat politik kemanusiaan memang kalah menarik untuk diberitakan ketimbang politik kekuasaan, maka wajar bahwa pada masa kini nama Budiman Sujamiko jauh lebih popular ketimbang sang tokoh yang menyelamatkan Budiman Sujatmiko dari terkaman angkara murka Orde Baru pasca-Kudatuli.

Ironis namun nyata, fakta membuktikan bahwa yang diselamatkan malah menjadi lebih tersohor ketimbang yang menyelamatkan.

Sang tokoh pejuang kemanusiaan yang dilupakan itu kini menjadi mahaguru kemanusiaan saya yang mengilhami sehingga saya mendirikan Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.

Sang tokoh pejuang kemanusiaan yang dilupakan itu tak lain tak bukan adalah Sandyawan Sumardi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi