Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dilanda Panas Ekstrem, Orangtua Peserta Beberkan Kondisinya

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Herzaky Mahendra Putra
Lokasi perkemahan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan [Dok. Herzaky Mahendra Putra]
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Acara Jambore Pramuka Dunia ke-25 diadakan di Saemangeum, Korea Selatan pada 1-12 Agustus 2023. Acara empat tahunan ini diikuti oleh lebih dari 43.000 peserta dari 150 negara.

Indonesia diwakili oleh 1.569 peserta yang dipimpin oleh Ketua Kontingen Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi.

Selama acara, para peserta jambore tinggal di tenda-tenda perkemahan. Mereka akan mengikuti rangkaian acara dari penyelenggara.

Sayangnya, cuaca panas yang melanda Korea Selatan saat ini menyebabkan banyak peserta mengalami masalah kesehatan. Selain itu, kondisi fasilitas yang kurang memadai semakin menyulitkan peserta kemah.

Baca juga: Polemik Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan, Fasilitas Kurang Memadai, Ratusan Anak Jatuh Sakit, Peserta Ditarik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Lantas, bagaimana kondisi dari kontingen Indonesia?

Baca juga: Mengenal Bapak Pramuka Dunia Baden Powell yang Lahir pada 22 Februari 1857

Dilanda cuaca panas

Salah satu orangtua peserta jambore asal Jawa Barat, Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan kondisi yang dialami kontingen Indonesia di acara tersebut.

Ia menjelaskan, kontingen Indonesia berangkat pada Sabtu (29/7/2023). Mereka kemudian tiba di Seoul, Minggu (30/7/2023). Pada Selasa (1/8/2023), peserta Indonesia tiba di lokasi acara.

"Kami pikir di Korea Selatan terstruktur, dikelola dengan baik. Ketika datang, ternyata lahannya lahan basah. Masih becek. Tanah sawah yang dikeringkan," jelasnya kepada Kompas.com, Minggu (6/8/2023).

Baca juga: Tanggapan Kwarnas Pramuka soal Tragedi Susur Sungai SMP 1 Turi

Ia mengaku mendapatkan informasi terkait kegiatan tersebut dari anaknya, sejak tiba di lokasi baik melalui sambungan telepon atau video call.

"Anak saya, Kayla Salsabila, SMA Labschool Cibubur, dari unit 22 Soputan," terangnya.

Menurut Herzaky, dua peserta akan tinggal dalam satu tenda. Tenda ini dibangun di atas alas plastik agar tidak terkena tanah becek.

Lokasi acara juga sangat panas dan tidak ada area yang asri. Padahal, Korea Selatan sedang dilanda musim panas yang ekstrem. Akibatnya, banyak peserta tumbang hingga dirawat.

"Masalahnya ada gelombang panas 34-38 derajat celsius di siang. Tinggal di tenda tipis benar-benar bikin tekanan. Area tidak asri, panas sekali," lanjutnya.

Baca juga: Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, KBRI Ungkap Kondisi Peserta asal Indonesia

Fasilitas sanitasi kurang memadahi

Herzaky menambahkan, fasilitas sanitasi yang disediakan penyelenggara jambore diklaim juga kurang pantas.

Untuk buang air, anak disebutkannya harus jalan kaki minimal dua kilometer pulang-pergi ke lokasi sanitasi. Padahal, kondisinya sedang terik.

"Kondisi toiletnya pun sangat memprihatinkan. Sangat kotor, bahkan ada yang kotorannya berceceran di lantai," ujar dia.

Sayangnya, keadaan toilet juga kurang baik. Sekat antarbilik toilet hanya ditutup dengan kain.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia 14 Agustus 1961

Kendala soal makanan

Herzaky juga menyoroti makanan yang disediakan oleh pihak penyelenggara.

"Makanan cuma crackers. Kalau mau masak sendiri, convenient store cuma ada lima untuk 40.000 peserta," kata dia, dari cerita anaknya.

Ia menyatakan, penyelenggara menyediakan makan pagi berupa buah dan susu. Makan siang berupa snack dan jus tanpa makanan berat. Lalu, makan malam berupa roti dan susu.

Untuk peserta yang masih merasa lapar, memang ada toko yang menyediakan makanan untuk dimasak sendiri. Namun, lokasinya disebutkan cukup jauh dan sangat sedikit. Ini membuat peserta bahkan bisa antre berjam-jam.

"Lokasi 5 kilometer, harus berjalan kaki ke convenient store, harus antre lebih dari setengah jam. Akhirnya, baru ada shuttle bus hari Jumat tapi antreannya untuk bisa naik hampir dua jam," jelas dia.

Selain itu, fasilitas air minum juga kurang. Menurutnya, anak-anak harus berjalan kaki dua km pulang-pergi untuk mengisi botol minumannya. Akibatnya, banyak anak yang dehidrasi.

Baca juga: Siapa Baden Powell? Ini Profilnya dan Twibbon Hari Pramuka Sedunia

Banyak acara dibatalkan

Karena cuaca yang terlalu panas, Herzaky mengungkapkan banyaknya kegiatan jambore yang dibatalkan.

Pemerintah Korea Selatan mengimbau acara jambore yang dilakukan di luar ruangan dibatalkan. Karena itu, selama Jumat (4/8/2023) dan Sabtu (5/8/2023), peserta jambore tidak ada kegiatan.

Kondisi tersebut memaksa peserta menunggu di tenda dengan suhu yang sangat panas.

"Ada imbauan acara dibatalkan atau dipercepat. Lalu, buat apa ada di sana? Tolong diperhatikan fasilitasnya. Ini bukan lagi masalah fisik tapi mental," tegasnya.

Atas situasi ini, Herzaky meminta pemerintah Indonesia melakukan tindakan serius untuk memastikan anak-anak kontingen Tanah Air dalam kondisi baik-baik saja.

"Ini bukan lagi melatih kemandirian dan menghadapi tantangan hidup serta kebersamaan. Ini namanya survival work, kayak dilepas di hutan. Mending kalau hutannya asri, ini gersang," paparnya.

Baca juga: Hari Pramuka 14 Agustus 2022, Ini Sejarah, Logo dan Tema Peringatannya

Kondisi peserta jambore Indonesia disebutkan baik-baik saja

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah menegaskan bahwa kondisi peserta dari Kontingen Indonesia dalam acara Jambore tersebut baik-baik saja.

"Info dari Seoul kondisi anak-anak baik semua," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/8/2023).

Sebelumnya, Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul, Korea Selatan Zelda Wulan Kartika membenarkan adanya sekitar 1.500 peserta dari Kontingen Indonesia yang mengikuti jambore tersebut.

Hingga Jumat (4/8/2023), pihaknya memastikan belum ada peserta yang dilaporkan pingsan akibat kepanasan.

"Alhamdulillah, sampai hari ini (Jumat) belum ada informasi mengenai adanya peserta Indonesia yang sakit atau pingsan akibat cuaca panas," ujar dia.

Namun, ia mengakui sempat ada peserta Pramuka yang mengalami dehidrasi. Peserta tersebut telah sehat dan kembali beraktivitas seperti biasa.

"Sampai kemarin (Kamis) terdapat dua orang Pramuka Indonesia yang mengalami dehidrasi. Namun, setelah perawatan beberapa jam di medical center, sudah kembali ke tendanya masing-masing," jelas dia.

Baca juga: Mengenal Bapak Pramuka Dunia Baden Powell yang Lahir pada 22 Februari 1857

Phaknya mengaku terus berkomunikasi dengan delegasi ataupun para pejabat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang berada di lapangan terkait kontingen Indonesia.

"Kami berencana menjenguk ke lapangan dalam waktu dekat," kata dia.

Sebagaimana diberitakan, Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia yang mengikuti Jambore Pramuka Sedunia di Korsel tersebut mengeklaim masih solid dan bersemangat mengikuti kegiatan akbar empat tahun sekali tersebut.

Kontingen berkekuatan 1.569 orang yang dipimpin Ketua Kontingen, Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi tetap bertahan meskipun cuaca amat panas mencapai 38 sampai 40 derajat Celsius di siang hari.

Pihak Kontingen Indonesia melalui tim dokter dan sekretariat juga memberikan pendampingan penuh, termasuk penyediaan transportasi, pembelian obat, dan penyediaan kursi roda serta tongkat penyangga untuk yang memerlukannya.

Baca juga: Ramai soal IPB Buka Jalur Prestasi Pramuka, Bagaimana Ketentuannya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi