Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ayya, Wakil Indonesia di Jambore Pramuka Dunia Korea Selatan...

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Fayyazza Fairoza
Poret Ayya bersama peserta Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan [Dok. Fayyazza Fairoza].
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Fayyazza Fairoza (16) menceritakan pengalamannya menjadi salah satu anggota kontingen yang mewakili Indonesia di Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan.

Ayya, panggilan akrabnya merupakan siswa di SMAIT Ihsanul Fikri, Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Ia bersama 1.568 orang lainnya mewakili Tanah Air untuk mengikuti kegiatan dalam jambore dunia di Saemangeum, Korea Selatan selama 1-12 Agustus 2023.

Baca juga: Mengenal Bapak Pramuka Dunia Baden Powell yang Lahir pada 22 Februari 1857

Untuk bisa mengikuti acara empat tahunan ini, setiap Kwartir Gerakan Pramuka dapat mendaftarkan anggota yang berusia 14-17 tahun ke Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagai salah satu perwakilan dari Jawa Tengah, Ayya mengaku tidak menyangka bisa terlibat dalam acara ini.

"Kalau pas pertama kali itu masih enggak nyangka aku beneran ikut jambore dunia, dan ini juga pertama kalinya aku ke luar negri, apalagi tanpa orangtua," ceritanya kepada Kompas.com, Minggu (6/8/2023).

Meski sempat terkendala cuaca panas dan fasilitas yang ada, Ayya mengaku sudah bisa beradaptasi dan enjoy mengikuti kegiatan jambore tersebut. Pihak panitia juga disebutkan terus berbenah menutupi kekurangan, baik dari segi fasilitas dan suplai makanan.

Baca juga: Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dilanda Panas Ekstrem, Orangtua Peserta Beberkan Kondisinya

Berikut cerita selengkapnya:


Baca juga: Ramai soal Jambore Pramuka Dunia di Korsel, Kwarnas: Kita Tetap di Arena!

Cuaca korsel sangat panas

Ayya beserta rombongan berangkat ke Korea Selatan pada Senin (31/7/2023). Mereka kemudian sampai di lokasi jambore pada Selasa (1/8/2023).

Begitu tiba di lokasi jambore, ia mengaku terkejut karena ternyata cuaca Korea Selatan sangat panas.

"Pertama kali ke sini, enggak expect ternyata Korea bakal sepanas ini. Biasanya yang di drakor (drama Korea) dingin gitu. Ternyata mereka syutingnya emang di musim gugur dan dingin," lanjutnya.

Hal yang dilihatnya melalui serial Korea sangat berbeda dengan apa yang dirasakannya sewaktu mengikuti jambore. Terlebih lagi, Negeri Ginseng saat ini sedang musim panas. Bahkan, musim panas yang melanda termasuk paling panas dari biasanya.

Baca juga: Polemik Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan, Fasilitas Kurang Memadai, Ratusan Anak Jatuh Sakit, Peserta Ditarik

Usai tiba di lokais jambore, peserta langsung mendirikan tenda untuk tempat tidur. Satu tenda diisi dua peserta.

Selama berada di arena perkemahan, Ayya mengakui cuacanya sangat panas. Sejak pukul 7 dan 8 pagi, udaranya juga sudah mulai panas.

"Jadi lebih baik jangan tempatkan diri di tenda. Udara di tenda enggak bisa keluar," tambah dia.

Karena itu, para peserta memilih berteduh di atap tenda yang didirikan penyelenggara. Di sana, para peserta dapat mengobrol dan masak bersama.

Baca juga: Polemik Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan, Fasilitas Kurang Memadai, Ratusan Anak Jatuh Sakit, Peserta Ditarik


Area kemah becek

Menurut Ayya, Saemangeum sempat dilanda hujan deras sebelum para peserta tiba di lokasi perkemahan. Hujan tersebut membuat air hujan menggenang dan tanah menjadi becek.

Ia menjelaskan, lokasi perkemahan tersebut awalnya laut yang dikeringkan menjadi daratan. Karena itu, tanahnya menjadi lembek dan berlumpur saat basah.

"(Kita sampai saat) tanahnya masih dalam keadaan basah. Jadi kita bawa koper ke sini itu berat di atas tanah basah," tambahnya.

Meski begitu, Ayya menyebutkan hujan tidak pernah turun beberapa hari belakangan. Ini membuat tanah di area jambore menjadi kering.

Sayangnya, mobil yang lewat di area perkemahan saat tanahnya masih basah meninggalkan bekas ban. Ketika tanah mengering seperti sekarang, bekas ban itu membuat jalan menjadi tidak rata.

Baca juga: Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dilanda Panas Ekstrem, Orangtua Peserta Beberkan Kondisinya

Sempat sulit beradaptasi

Ayya mengakui dirinya sempat merasa khawatir di hari-hari pertamanya berada di perkemahan. Ada juga peserta yang menangis dan minta pulang.

"Waktu hari pertama aku tinggal di tenda dengan banyaknya kekurangan, aku selalu mikir, emang aku bisa ya bertahan hidup di sini. Apalagi kami harus tinggal di sini sampai 14 hari," ujar dia.

Meski begitu, ia menyadari sebagai anak Pramuka harus mencoba beradaptasi dengan kekurangan di sekelilingnya.

Keyakinan ini membuatnya terus belajar dari kekurangan yang dirasakan. Ayya juga membangun kerja sama dengan tim Indonesia.

Jika ada yang kelaparan, mereka akan saling berbagi makanan. Ketika ada yang kehabisan baterai di ponselnya, mereka saling meminjamkan bank daya.

Tidak hanya dengan sesama orang Indonesia, ia juga belajar berinteraksi dan minta bantuan kepada orang asing dari luar negeri.

Baca juga: Saat Cuaca Panas Ekstrem Landa Jambore Pramuka Dunia di Korsel...

Fasilitas jambore

Terkait kondisi kesehatan di sana, Ayya mengaku tidak mengetahui adanya anggota kontingen Indonesia yang sampai dilarikan ke rumah sakit. Meski begitu, ada peserta yang terkilir.

Menurut dia, unitnya tidak kekurangan makanan. Mereka masih bisa membeli ke convenient store yang disediakan penyelenggara. Namun, lokasinya agak jauh dan harus mengantre di bawah udara panas.

Sayangnya, Ayya mengungkapkan kelompoknya menemukan makanan haram mengandung babi pemberian panitia. Padahal, kontingen Indonesia telah memesan makanan halal. Kejadian ini cukup mengejutkan bagi mereka.

"Ada crackers. Kita iseng pakai Google Translate ternyata mengandung babi. Pagi ini, kok ada lagi. Semacam jeli gitu," katanya.

Baca juga: Saat Teror Penusukan Tanpa Motif Jelas di Korea Selatan Picu Ketakutan Penduduk...

Tidak hanya itu, Ayya juga mengatakan, penyelenggara menyediakan kamar mandi di dalam gedung yang antarbiliknya hanya disekat menggunakan kain.

Gantungan baju yang ada cuma dari besi untuk menaruh baju. Selain itu, lubang kamar mandi juga kurang miring sehinga airnya menggenang.

Di sisi lain, hanya tersedia sedikit toilet yang ada semprotan airnya untuk buang air. Banyak toilet yang tidak ada airnya. Kondisi toilet juga jorok dan banyak sampah tisu kotor.

Meski demikian, Ayya menyatakan dirinya belum pernah antre terlalu lama saat akan ke kamar mandi.

Baca juga: 6 Kontroversi Matty Healy, Vokalis The 1975, Pernah Selfie Injak Bendera Korea Selatan

Penyelenggara mulai berbenah

Meski terdapat banyak kekurangan dari segi fasilitas maupun masalah kesehatan yang dialami peserta, Ayya menyatakan pihak pemerintah Korea Selatan langsung berusaha memperbaiki kegiatan tersebut.

"Dengan banyaknya keluhan masyarakat tentang WSJ (World Scout Jamboree) ini, pemerintah Korea langsung dengan cepat menambah fasilitas yang memang kami butuhkan," ungkapnya.

Menurut dia, pemerintah korea sudah menurunkan anggota militer, polisi, pemadam kebakaran, UNICEF, serta Palang Merah Korea untuk mengatasi kondisi di sana.

Penyelenggara juga menambah shuttle bus untuk transportasi warga perkemahan. Bus yang awalnya berjalan setiap 10 menit, sekarang menjadi tiap 5 menit.

"Kadang saya melihat justru busnya yang mengantre untuk mengantar warga perkemahan," lanjut dia.

Ayya juga memastikan panitia menyediakan air mineral botol kemasan di area-area yang dilewati peserta untuk mencegah dehidrasi.

Baca juga: Saat Panda Raksasa Lahirkan Anak Kembar Pertama di Korea Selatan...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi