Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Penemuan Fosil Gading Gajah Purba, Berusia 800 Ribu Tahun dan Penemu Dapat Imbalan Rp 1 Juta

Baca di App
Lihat Foto
DOKUMEN DISBUDPAR KUDUS
Penyelamatan fosil gading gajah purba (Stegodon Trigonocephalus) sepanjang 2,5 meter ditemukan terpendam di kawasan Situs Patiayam, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pertengahan Agustus 2022.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Temuan fosil gading gajah purba di Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Minggu (31/7/2023) menggegerkan publik.

Fosil gading gajah purba sepanjang 2,5 meter itu mulanya ditemukan oleh warga setempat, Rudi Hartono (35) yang tengah melakukan penggalian.

Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran segera mendatangi lokasi untuk melakukan ekskavasi dan melakukan pemeriksaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta temuan fosil gading gajah purba

Berikut Kompas.com merangkum 5 fakta temuan fosil gading gajah purba di Sragen:

1. Ditemukan saat menggali fondasi

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kalijambe Iptu Sukarno mengungkap kronologi temuan fosil gading gajah purba yang tak disengaja itu.

"Warga sedang menggali tanah untuk keperluan fondasi rumah. Namun, ketika menggali tanah sedalam 50 sentimeter, cangkul yang digunakan mengenai sejenis batu memanjang," ujarnya, dilansir dari Kompas.com (1/8/2023).

Warga mencurigai bahwa benda itu merupakan fosil setelah mencermati seratnya.

Mereka kemudian melaporkan temuan itu ke Museum Sangiran untuk dilakukan pemeriksaan dan pengamanan pengangkatan fosil tersebut.

Baca juga: Penemu Fosil Gading Gajah Purba di Sragen Akan Terima Imbalan Rp 1 Juta

2. Berusia 800.000 tahun

Petugas BPSMP Sangiran segera melakukan verifikasi dengan mendatangi lokasi temuan. Mereka memutuskan bahwa fosil itu harus diselamatkan.

Tim BPSMP Sangiran juga melakukan penggalian di lokasi temuan tersebut. Penggalian dilakukan selama satu hari.

Pj Penyelamatan Temuan dan Imbalan Monitoring Situs Terpadu Sangiran Suwita Nugraha mengatakan, fosil gading gajah purba itu diperkirakan berusia 800.000 tahun.

Hasil pemeriksaan fosil menyimpulkan bahwa fosil tersebut diduga merupakan jenis Stegodon dan Elephas.

"Kita temukan tuf atau bagian dari gabuh karena warnanya memang kuning, sekitar 800.000 tahun yang lalu, memang tua," ucapnya.

"Tapi kalau saya lihat ini cenderung 80 persen jenis Elephas, gajah purba waktu itu," imbuh Suwita.

Baca juga: Bocah 13 Tahun Temukan Gigi Hiu Megalodon di Pantai Inggris, Disebut Mirip Fosil yang Ditemukan di Jawa

3. Disimpan di gudang Museum

Setelah dilakukan pemeriksaan, fosil gading gajah purba itu akan disimpan sementara di storage atau gudang Museum Ngebung.

Nantinya, fosil tersebut akan didaftarkan sebagai benda cagar budaya sehingga bisa dikomersialkan oleh penemunya.

4. Dijadikan obyek wisata

Suwita melarang temuan gading gajah purba itu untuk dijual. sebagai gantinya, penemu bisa menjadikan fosil tersebut sebagai tontonan atau obyek wisata dengan memungut biaya.

Rudi dan warga sekitar akhirnya sepakat untuk menjadikan fosil tersebut sebagai obyek wisata setelah dikembalikan oleh museum.

"Biar desa ada ikon wisata, ada pemasukan buat desa dan pribadi, bisa menarik wisatawan ke Klaster Ngebung, karena museumnya sepi sekali," ujar Rudi, dilansir dari Kompas.com (5/8/2023).

Suwita menerima baik keputusan itu. Sebab, menurut dia cagar budaya bisa menjadi lebih baik bila masyarakat memanfaatkannya sebagai obyek wisata.

Baca juga: Gali Tanah untuk Fondasi Rumah, Warga Sragen Temukan Fosil Gading Gajah Berusia 800.000 Tahun

5. Imbalan Rp 1 juta

Suwita memastikan bahwa Rudi, selaku penemu fosil gading gajah purba akan mendapat imbalan atau uang kompensasi Rp 1 juta.

"Uang kompensasi paling besar kalau menemukan fosil manusia purba, karena itu sakral," kata dia.

Namun, jumlah imbalan itu dinilai masih terlalu kecil oleh warganet di media sosial.

Mereka mengatakan bahwa nominal itu tdiak seberapa jika Rudi menjual fosil gading gajah purba termuannya.

"Murah amat cuma sejuta, mending jual ke kolektor mungkin bisa dapet lebih dri segitu," kata @kour***.

"Dikit banget, itu kalo dijual ke kolektor kayaknya bisa berkali kali lipat lebih banyak dapetnya," tulis @magic*****.

(Sumber: Kompas.com/Muhamad Syahrial, Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Muhamad Syahrial, Dita Angga Rusiana).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi