Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Penyakit yang Bisa Disebabkan oleh Polusi Udara, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Sudarshan Jha
Tidak hanya membahayakan lingkungan, terdapat berbagai akibat polusi udara untuk kesehatan yang perlu diwaspadai.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Jakarta menempati peringkat kelima sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia setelah Baghdad, Iraq, menurut data IQAir yang dirilis pada Rabu (9/8/2023).

Selain Jakarta, sejumlah kota lain di Indonesia juga memiliki kualitas udara yang tidak sehat antara lain Serang, Semarang, Tangerang Selatan, Medan, dan Bandung.

IQAir merupakan perusahaan teknologi asal Swiss yang memantau kualitas udara atau tingkat polusi di sejumlah.

Diketahui, polusi udara merupakan salah satu pencemaran lingkungan yang bertanggung jawab atas jutaan kematian setiap tahunnya.

Baca juga: Bahaya Manakah Polusi Udara dengan Mengisap Rokok?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter spesialis paru sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto menyebutkan, dampak dari polusi udara dapat memangkas usia harapan hidup orang Indonesia rata-rata 1,2 tahun.

Menurut data Healthy Adjusted Life Expectancy (HALE) oleh WHO pada 2019, rata-rata usia harapan hidup orang Indonesia 62,8 tahun. Usia ini berada di bawah standar harapan hidup WHO yakni 71,3 tahun.

“Indonesia gagal memenuhi kriteria konsentrasi PM 2,5 yang ditetapkan WHO. Akibat polusi udara, rata-rata individu di Indonesia kehilangan 1,2 tahun usia harapan hidup,” ujar Agus dikutip dari Kompas.com (7/4/2023).

Selain itu, polusi udara juga telah dikaitkan dengan berbagai penyakit lain yang di antaranya dapat mengancam jiwa.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Polusi Suara, Jenis dan Dampak Bahaya bagi Kesehatan

Lantas, apa saja penyakit yang bisa disebabkan oleh polusi udara?


 Baca juga: Jokowi dan Anies Baswedan Divonis Bersalah atas Polusi Udara Jakarta

10 penyakit akibat polusi udara

Lihat Foto
Shutterstock/NadyGinzburg
Ilustrasi polusi udara.
1. Penyakit kardiovaskular

Dilansir dari Metropolisindia, polusi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada jantung dan pembuluh darah.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa paparan polusi udara dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan bentuk penyakit jantung lainnya.

Baca juga: 10 Kota dengan Tingkat Polusi Tertinggi di Indonesia Versi IQAir

2. Kanker

Kanker adalah salah satu penyakit akibat polusi udara yang paling umum.

Kanker disebabkan oleh paparan partikel udara yang bersifat karsinogenik, seperti yang dilepaskan dari pembakaran bahan bakar fosil.

Penyakit tersebut dapat berkembang di organ tubuh mana pun, namun yang paling sering ditemukan di paru-paru.

Kanker paru-paru sel non-kecil adalah jenis kanker paru-paru yang lebih umum. Kanker ini menyumbang sekitar 80 persen dari semua kasus. Penyakit ini umumnya kurang agresif dibandingkan kanker paru sel kecil dan memiliki prognosis yang lebih baik.

Merokok juga merupakan penyebab utama kanker paru. Ini bertanggung jawab atas sekitar 85 persen dari semua kasus.

Sementara itu, faktor risiko lainnya termasuk paparan asap rokok, gas radon, asbes, dan polusi udara.

Baca juga: Update, Daftar Kota dengan Tingkat Polusi Tertinggi dan Terendah di Indonesia

3. Alzheimer dan parkinson

Polusi udara juga telah dikaitkan dengan berbagai gangguan neurologis, termasuk penyakit alzheimer dan parkinson.

Penyakita alzheimer adalah gangguan otak degeneratif yang menyebabkan hilangnya ingatan dan penurunan kognitif.

Penelitian telah menunjukkan bahwa polusi udara dapat mempercepat perkembangan penyakit alzheimer.

Sementara itu, penyakit parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang dapat memengaruhi gerakan dan koordinasi.

Polusi udara telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena penyakit parkinson.

4. Penyakit crohn

Beberapa gangguan pencernaan telah dikaitkan dengan polusi udara, termasuk sindrom iritasi usus besar, penyakit crohn, dan kolitis ulserativa.

Penyakit crohn merupakan penyakit kronis pada saluran pencernaan yang dapat terjadi mulai dari mulut sampai dengan anus. Namun yang paling sering terjadi yakni pada usus halus dan usus besar.

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi lebih mungkin menderita kondisi ini.

Gejala gangguan pencernaan meliputi sakit perut, diare, sembelit, dan kembung. Gangguan pencernaan dapat menjadi sangat serius dan bahkan mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan baik.

Baca juga: Bahaya Manakah Polusi Udara dengan Mengisap Rokok?

5. Penyakit ginjal

Selanjutnya, polusi udara juga dapat menyebabkan beberapa penyakit yang berkaitan dengan ginjal, seperti berikut:

  • Penyakit ginjal kronis: Kondisi jangka panjang yang dapat menyebabkan gagal ginjal. Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan racun dalam tubuh, termasuk yang berasal dari polusi udara.
  • Cedera ginjal akut: Penyakit yang menyebabkan hilangnya fungsi ginjal secara tiba-tiba dan berpotensi untuk pulih kembali. Ini dapat disebabkan oleh paparan polusi udara tingkat tinggi, khususnya materi partikulat.
  • Dialisis: Ini adalah perawatan yang digunakan untuk penderita gagal ginjal. Perawatan ini melibatkan penyaringan darah untuk membuang produk limbah dan kelebihan cairan.
6. Penyakit hati

Paparan terhadap polusi udara dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit hati berlemak yang berhubungan dengan disfungsi metabolisme.

Penyakit hati berlemak adalah penumpukan lemak di dalam hati, yang dapat menyebabkan peradangan dan jaringan parut.

Hepatitis adalah peradangan hati yang dapat disebabkan oleh virus atau infeksi lainnya. Sirosis adalah kondisi kronis yang mengakibatkan pengerasan dan jaringan parut pada hati.

Baca juga: Presiden Jokowi, Menteri hingga Gubernur Divonis Bersalah soal Polusi Udara di Jakarta

7. Penyakit kulit

Ada berbagai penyakit kulit yang telah dikaitkan dengan polusi udara, termasuk eksim, psoriasis, dan jerawat.

  • Eksim adalah suatu kondisi yang menyebabkan kulit menjadi kering, gatal, dan meradang. Polusi udara dapat memicu atau memperburuk eksim.
  • Psoriasis adalah kondisi autoimun kronis yang menyebabkan kulit mengalami bercak merah yang meninggi dan tertutup sisik putih. Polusi udara telah terbukti memicu kambuhnya psoriasis.
  • Jerawat adalah kondisi kulit umum yang menyebabkan jerawat dan komedo. Polusi udara telah dikaitkan dengan peningkatan jerawat.
8. Asma

Asma adalah suatu kondisi di mana saluran udara menyempit dan membengkak, serta menghasilkan lendir ekstra. Hal ini dapat membuat sulit bernapas, batuk, dan sesak napas.

Asma sering kali dipicu oleh faktor lingkungan seperti polusi udara, cuaca dingin, atau serbuk sari.

Penting untuk mengetahui pemicu ini dan mencoba menghindarinya jika memungkinkan.

Baca juga: 6 Bahaya Mandi Malam Pakai Air Dingin, Perburuk Gejala Rematik dan Asma

9. Bronkitis

Bronkitis adalah penyakit umum lainnya yang berhubungan dengan polusi udara. Penyakit ini terjadi ketika bronkus, atau saluran udara, meradang dan teriritasi.

Bronkitis dapat disebabkan oleh paparan iritasi udara, seperti asap, debu, asap kimia, serta infeksi virus.

Gejala bronkitis meliputi batuk, sesak napas, dan nyeri dada.

10. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah kondisi paru-paru yang membuat Anda sulit bernapas.

PPOK disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap partikel berbahaya di udara, seperti asap rokok atau emisi pabrik.

Penderita PPOK sering mengalami gejala seperti sesak napas, mengi, dan batuk. Pada kasus yang parah, PPOK dapat berakibat fatal.

Baca juga: 4 Bahaya Penggunaan Vape atau Rokok Elektronik, Apa Saja?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi