Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Soto Kering Tanpa Kuah Disebut Makanan Asli Klaten, Benarkah?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@FOOD_FESS
Tangkapan layar foto soto kering khas Klaten.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Sejumlah warganet ramai membahas makanan yang disebut soto kering di media sosial.

Pembahasan itu diawali oleh unggahan pengguna akun Twitter ini, Selasa (8/9/2023). Dalam foto yang diunggah, terlihat sebungkus makanan yang berisi bihun, kol, ayam suwir, dan seledri yang disiram kecap.

Pengunggah menyebutkan bahwa makanan tersebut bernama soto kering.

"Guis siapa yang suka soto kering? Ini di campur pake kecap +sambul pake nasi dan gorengan. Mantul banget, segini sm gorengan 3 cuma 4k. Sarapan hemat," tulis pengunggah.

Menanggapi cuitan tersebut, warganet lain berkomentar makanan tersebut bukanlah soto karena tidak berkuah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ini mana sotonya.. kok makin banyak orang yang psikotes," kata akun ini.

"Soto berkuah kuning nder cepatlah kembali ke jalan yg lurus," kata warganet yang lain.

Sementara itu, seorang warganet lain menyebut soto kering merupakan makanan khas Klaten, Jawa Tengah yang banyak dijual di daerah Klaten kota, Pedan, Ceper, dan Delanggu.

Akun ini menjelaskan, soto kering terbuat dari kubis, taoge, dan suwiran ayam yang diberi bumbu berupa tumisan bumbu soto ditambah air dan kecap manis.

Hingga Kamis (10/8/2023), unggahan tersebut sudah tayang sebanyak 1,5 juta kali dan disukai oleh 1.107 pengguna Twitter.

Lantas, apa yang dimaksud dengan soto kering dan benarkah ini makanan khas Klaten?

Baca juga: Ini Perbedaan Soto dari Berbagai Daerah di Indonesia


Awal kemunculan soto kering

Chef Andreas dari Hotel Noormans Semarang mengatakan, makanan yang disebut soto kering tersebut bernama soto garing atau disingkat toring.

"Memang (soto garing) bermula dari Klaten," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (10/9/2023).

Menurutnya, kemunculan soto garing atau toring berawal dari sebuah warung soto di daerah Klaten.

Saat sedang berjualan, ada seorang pelanggan yang ingin membungkus soto untuk bekal istirahat saat bekerja.

Namun, pelanggan ini bekerja di sebuah pabrik. Hal itu membuatnya kesulitan jika membungkus soto untuk dimakan saat beristirahat.

"Karena kalo dibungkus buat sangu (bekal) kerja memakai kuah pasti akan medhok atau layu berair," lanjut Andreas.

Untuk menjaga soto tersebut menjadi lebih tahan lama dan bisa dimakan belakangan, pemilik warung kemudian memodifikasi isi dan bumbu soto jualannya.

"Makanya terciptalah modifikasi menu yang menjadi toring atau soto garing," jelasnya,

Andreas menambahkan, soto memang termasuk salah satu comfort food untuk sarapan, terutama di daerah Jawa Tengah.

Baca juga: Cerita di Balik Menu Soto Campur Minuman Saset Jeruk di Angkringan West, Rasanya Bagaimana?

Tetap soto walau tak berkuah

Andreas menjelaskan, satu porsi soto garing memiliki isi yang sama dengan soto berkuah pada umumnya.

"Sama. Ada suwir ayam, sledri, tauge, dan lain-lain," ujarnya.

Namun, perbedaan dengan soto pada umumnya adalah kuahnya. Toring cukup dituangi kecap asin dan kuah soto sedikit ke atas isiannya. Kecap dan kuah tadi merupakan bagian dari bumbu soto garing.

Meski tidak memiliki kuah yang banyak seperti jenis soto lainnya, Andreas mengatakan makanan ini tetap bisa disebut sebagai soto.

"Masih (disebut soto). Makanya namanya toring atau soto kering, karena tetep ada penggunaan kuah sebagai bumbunya," tandasnya.

Baca juga: Ramai soal Soto, Ini Hidangan Soto dari Jawa, Sumatera, dan Berbagai Daerah di Indonesia

Menurut Andreas, soto kering ini merupakan modifikasi yang muncul sesuai permintaan pelanggan.

Utamanya, bagi mereka yang tidak ingin makan makanan terlalu berkuah, tidak bisa menghangatkan kuah soto untuk dimakan nanti, maupun takut makanannya akan tidak enak lagi.

"Pasti penjualan soto kering satu paket dengan orang jualan soto biasa. Itu modifikasi dari soto (berkuah)," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi