KOMPAS.com - Sebagian orang bisa mengalami bersin ketika melihat ke arah matahari.
Hal itu terjadi terutama pada musim kemarau dengan cahaya matahari menyilaukan.
Para ahli menyebutkan bahwa yang dialami sebagian orang itu merupakan hal wajar dan memiliki penjelasan ilmiahnya.
Lantas, mengapa seseorang bisa bersin ketika melihat matahari?
Baca juga: Mengapa Mata Tertutup Saat Bersin? Begini Penjelasan Dokter
Penyebab bersin saat melihat matahari
Dikutip dari PBS, fenomena seseorang yang bersin ketika melihat matahari disebut dengan sindrom ACHOO (autosomal dominant compelling helio-ophthalmic outburst).
Filsuf Yunani Aristoteles pernah mengemukakan teori merujuk pada fenomena tersebut selama abad keempat sebelum Masehi.
Namun, baru pada 1954 para ilmuwan pertama kali mendeskripsikannya dalam literatur medis.
“Itu bukan penyakit,” kata ahli saraf dan ahli genetik manusia dari University of California, San Francisco, Louis Ptá?ek.
“Beberapa orang menganggapnya menjengkelkan, tetapi beberapa orang menyukainya sampai batas tertentu. Mereka akan berkata, 'Ini membantu saya mengeluarkan bersin," imbuhnya.
Baca juga: Benarkah Jantung Berhenti Berdetak Saat Kita Bersin?
Dilansir dari ClevelandClinic, ada banyak nama dari fenomena tersebut, seperti “bersin matahari”, “refleks bersin fotik”, “fotoptarmosis”, dan “fotosneezia”.
Bahkan, tidak hanya sekali, kebanyakan orang bersin bisa beberapa kali secara berturut-turut.
“Bersin matahari adalah respons berlebihan yang terjadi saat terpapar cahaya terang,” ucap ahli alergi, David Lang.
Hal itu dipengaruhi oleh saraf trigeminal, saraf wajah yang menuju ke mata dan hidung.
Saat cahaya terang mengenai mata, pupil akan mengecil yang kemudian memberi rangsangan untuk bersin.
Refleks ini biasanya terjadi pada awal paparan sinar matahari atau cahaya yang sangat terang. Ini paling umum terjadi saat berpindah dari lingkungan gelap ke lingkungan terang.
Orang dengan refleks sindrom ini akan bersin sebagai respons terhadap cahaya terang yang menyinari wajahnya, seperti saat prosedur pengobatan gigi atau mata.
Selain itu, beberapa kasus refleks ini juga bereaksi terhadap jenis anestesi tertentu, seperti propofol.
Meski begitu, sindrom ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
Baca juga: Jangan Disepelekan, Ini Bahayanya Menahan Bersin
Bersifat genetik
Sindrom ACHOO bersifat genetik, tetapi para peneliti belum menunjukkan dengan tepat variasi genetik apa yang berkaitan.
Sebuah penelitian tersebut menunjukkan, 15-30 persen manusia mempunyai sindrom ACHOO.
Sindrom ini bersifat dominan, sehingga memiliki peluang 50 persen untuk mewarisinya ke keturunan atau diwarisi dari salah satu orangtua kandung.
Menurut sebuah studi pada 1995, sindrom tersebut lebih sering terjadi pada orang kulit putih terutama wanita.
Kendati demikian, setiap orang mempunyai refleks dari sindrom yang bervariasi.
Beberapa orang bersin tak terkendali dan berkali-kali berturut-turut dengan paparan sinar matahari, bahkan di tengah musim dingin.
Bagi orang lain dengan refleks, bersin matahari hanya terjadi sesekali.
Baca juga: Ramai Pembuluh Darah Mata Pecah akibat Bersin Kencang, Ini Kata Dokter
Adakah cara mencegahnya?
Menurut Lang, tidak ada pengobatan khusus untuk mencegah, bahkan mengatasi sindrom ini.
Meski begitu, terdapat beberapa cara yang mungkin bisa dicoba, antara lain:
- Menggunakan kacamata hitam, topi, atau aksesoris lain yang membuat sinat matahari tidak mengenai mata secara tiba-tiba.
- Mengobati rhinitis jika menderita.
- Melakukan teknik tekanan philtral transversal, yakni menakan area antar hidung dan bibir dengan jari.