Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merunut Akar Konflik Politik Yenny Wahid dan Cak Imin...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA
Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (8/8/2023).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Konflik politik antara putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali memanas.

Kali ini, Yenny Wahid menyindir Muhaimin yang ngotot ingin jadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.

Menurut dia, keluarga Gus Dur tidak akan mendukung Prabowo jika Muhaimin jadi cawapresnya.

"Gus Dur yang pendiri partai disebut oleh Cak Imin guru politiknya malah dikudeta, apalagi rakyat, susah kan mau milih pemimpin seperti itu nanti," kata Yenny dalam acara Rosi di Kompas TV.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Profil Yenny Wahid, Sosok yang Diisukan Jadi Kandidat Kuat Cawapres pada Pemilu 2024

Lantas, sejak kapan perseteruan politik antara Yenny Wahid dan Cak Imin mulai terjadi?

Baca juga: Menilik Safari Politik Prabowo, dari Megawati hingga Cak Imin

Konflik PKB 2008

Ketegangan antara Yenny dan Cak Imin berakar dari konflik internal PKB pada 2008.

Semula, Muhaimin Iskandar yang menjadi Ketua Umum PKB diminta mundur oleh Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz dalam sebuah rapat pleno.

Harian Kompas, 28 Maret 2008, memberitakan, keputusan ini disebut sebagai puncak dari keretakan antara hubungan Cak Imin dan Gus Dur.

Beberapa pihak menyebutkan bahwa Cak Imin terlalu ambisius untuk menjadi wakil presiden pada Pemilu 2009. Padahal, PKB telah menetapkan Gus Dur sebagai calon presiden.

Cak Imin juga dinilai lebih loyal kepada istana daripada Gus Dur. Ini terlihat dalam pemilihan pengurus PMII yang mengusung calon dari orang dekat istana.

Tak hanya itu, Cak Imin juga disebut telah berkeliling ke berbagai daerah untuk merencanakan muktamar luar biasa guna mengudeta Gus Dur.

Baca juga: Profil Presiden Keempat RI: Abdurrahman Wahid

Muktamar Luar Biasa (MLB) dua kubu

Ketegangan berlanjut ketika PKB versi Muhaimin dan PKB versi Gus Dur menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB).

PKB versi Muhaimin Iskandar menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa pada 2-4 Mei 2008 di Pondok Pesantren Az Ziyadah, Klender, Jakarta Timur.

Dalam MLB ini, Cak Imin memecat Yenny Wahid sebagai Sekjen PKB dan mengangkat kembali M Lukman Edy.

Pemecatan itu didasari atas laporan tim investigasi DPP PKB yang menyebutkan bahwa Yenny terbukti melakukan tindakan indisipliner serta perbuatan yang mengancam keutuhan partai.

Lukman adalah Sekjen Dewan Tanfidz PKB sebelum digantikan Yenny saat Lukman menjadi Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal era Susilo Bambang Yudhoyono.

Sementara itu, MLB PKB versi Gus Dur berlangsung di Pondok Pesantren Al- Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, Jawa Barat, pada 30 April-1 Mei 2008.

MLB PKB versi Gus Dur ini mengangkat Ali Masykur sebagai ketua umum dan Yenny Wahid sebagai sekjen, dikutip dari Harian Kompas, 2 Mei 2008.

Baca juga: Ogah Jawab Sentilan PBNU dan Yenny Wahid, Cak Imin: Barang Lawas Enggak Usah Dibahas

Berujung saling gugat

Tak lama setelah pelaksanaan dua MLB itu, kubu Cak Imin kemudian mengajukan gugatan terhadap Gus Dur dan panitia MLB Parung ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada 2 Mei 2008.

Mereka juga mempersoalkan pemberhentian Muhaimin Iskandar dari jabatannya sebagai Ketua Umum PKB yang dinilai bertentangan dengan AD/ART.

Beberapa hari kemudian, PKB versi Gus Dur juga menggugat PKB Cak Imin yang dianggap ilegal.

"Mereka itu ilegal. Saya tidak mau berunding dengan mereka. Ketegasan dibutuhkan untuk kondisi sekarang, apalagi sekarang kita tengah menghadapi pergeseran makna demokrasi," kata Gus Dur, dikutip dari Harian Kompas, 5 Mei 2008.

Baca juga: Sindir Cak Imin yang Ngotot Jadi Bacawapres, Yenny Wahid: Gurunya Saja Dikudeta, apalagi Rakyat

Pemerintah akui PKB Cak Imin

Pada 18 Juli 2008, Mahkamah Agung (MA) dalam putusan kasasi Nomor 441/kasus kasasi/Pdt/2008 memutuskan bahwa struktur kepengurusan PKB kembali ke hasil Muktamar Semarang 2005.

Ini berarti posisi Muhaimin sebagai Ketua Umum PKB diperkuat, sedangkan Gus Dur dikukuhkan sebagai Ketua Umum Dewan Syura.

Pada 24 Juli 2008, pemerintah melalui surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia akhirnya menetapkan kepengurusan yang sah dengan Ketua Umum Muhaimin Iskandar dan Sekjen Lukman Edy.

Surat Keputusan Nomor M. HH-67.AH.11.01 Tahun 2008 tentang Pengesahan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat PKB.

Baca juga: Jika Cak Imin Jadi Cawapres Prabowo, Yenny Wahid: Kita Bye-bye

Upaya islah yang gagal

Pada akhir 2010, Yenny Wahid sempat mengajak Cak Imin untuk islah atau berdamai dalam muktamar di Surabaya.

"Kami mengajak Muhaimin bersama membesarkan partai. Kita islah dalam muktamar. Silakan Muhaimin maju menjadi ketua umum. Saya tak akan maju," kata Yenny yang menjabat sebagai Sekjen PKB Gus Dur, dikutip dari Harian Kompas, 22 Desember 2010.

Namun, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB Marwan Jafar menegaskan, PKB yang sah hanya satu, yakni yang menjadi peserta Pemilu 2009 dan diketuai Muhaimin.

Upaya islah itu pun gagal. Yenny kemudian mendirikan partai baru bernama Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) pada 2012.

Sayangnya, partai itu gagal menjadi peserta Pemilu 2014.

Baca juga: Respons Yenny Wahid Usai Diisukan Bakal Jadi Cawapres Anies Baswedan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi