KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke.
Selain terdiri puluhan ribu pulau, Indonesia juga memiliki keberagaman suku dan budaya.
Tahun ini, Indonesia akan merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-78 pada 17 Agustus.
Baca juga: Link Download Logo Resmi HUT Ke-78 RI Format JPEG, PNG, PDF, dan Vektor
Namun, pernahkah Anda bertanya kapan nama Indonesia ini pertama kali muncul?
Muncul dalam penelitian etnografi
Dikutip dari Kompaspedia, nama Indonesia digunakan pertama kali sejak abad ke-19 dalam penelitian etnografi oleh peneliti asing.
Adalah George Samuel Windsor Earl yang mencantumkan nama Indonesia pertama kali dalam artikelnya yang berjudul "On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian, and Malay-Polynesian Nations".
Artikel itu tayang dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia.
Dalam tulisannya, Earl meneliti tentang kehidupan penduduk asli Australia dan Melayu-Polinesia.
Baca juga: Syarat Daftar dan Link Upacara 17 Agustus 2023 di Istana Negara
Untuk penduduk Kepulauan Hindia, Earl mengusulkan istilah "Indu-nesians" dan "Melayunesians". Namun, ia lebih menyukai istilah yang pertama dibandingkan terakhir.
Alasannya, istilah "Indu-nesians" terlalu luas karena mencakup penduduk Kepulauan Maladewa.
Pada 1850, nama "Indonesia" juga muncul dalam artikel ilmiah yang ditulis oleh James Richardson Logan dengan judul "The Ethnology of the Indian Archipelago: Embracing Inquiries into the Continental Relations of the Indo-Pacific Islanders".
Dalam artikelnya, Logan menggunakan "Indonesia" untuk menyebut Kepulauan Hindia.
Baca juga: Saat Peraih Skor UTBK Tertinggi Se-Indonesia Sebut Nilai Hanyalah Angka, Ini Kata ITS
Muncul sebagai nama organisasi
Baru pada abad ke-20, Indonesia digunakan sebagai nama organisasi pelajar dan mahasiswa di Belanda, yakni Perhimpunan Indonesia.
Organisasi itu menjadi awal kemunculan organisasi-organisasi lain yang menggunakan nama Indonesia dan menyuarakan kemerdekaan.
Saat itu, penggunaan istilah Indonesia tak lagi diartikan secara geografis, melainkan memiliki tujuan politis.
Pemilihan nama Indonesia didasarkan atas keengganan para pemuda ini dikenal sebagai kelompok berdasarkan etnis.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Mohammad Hatta Mundur sebagai Wakil Presiden
Tak hanya itu, mereka juga tak menyukai penyebutan "inlander" oleh orang Belanda karena berkonotasi merendahkan.
Atas dasar itu, mereka lebih memilih menggunakan nama "Indonesia" sebagai penegasan bahwa mereka bukan bagian dari Hindia Belanda.
Perhimpunan Indonesia kemudian berkembang menjadi organisasi yang vokal melawan penjajahan Belanda.
Beberapa tokoh yang ada di dalamnya adalah Mohammad Hatta, Mangoenkoesoemo, Koesoema Soemantri, J Sinatala, dan Sastromoeljono.
Organisasi ini kemudian menerbitkan sebuah majalah bernama Indonesia Merdeka dan menjadikannya sebagai media propaganda.
Baca juga: Jika Tidak Dijajah Jepang, Akankah Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945?
Dikenal secara internasional
Nama Indonesia semakin dikenal luas di dunia berkat Mohammad Hatta yang menghadiri Kongres Gerakan Perdamaian Internasional di Perancis pada 1926.
Melalui kongres itu, Hatta meyakinkan dunia akan keberadaan Indonesia secara geografis dan politis.
Tak hanya di Perancis, nama Indonesia juga berkumandang di Belgia dalam sebuah Kongres Anti Penindasan Imperialisme dan Kolonialisme pada 1927.
Adalah Nazir Datuk Pamuntjak, perwakilan dari Perhimpunan Indonesia yang berpidato dengan judul "Indonesie en de Vrijheid-strijd" (Indonesia dalam Perjuangan Kemerdekaan).
Puncaknya, kesadaran penggunaan nama Indonesia secara politis disuarakan dalam Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 melalui Sumpah Pemuda.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kongres Pemuda dan Lahirnya Sumpah Pemuda
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.