Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiprah Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Pencetus Istilah Pramuka dan Penerima Penghargaan Kepanduan Internasional

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/JB SURATNO (RAT)
Sri Sultan Hamengku Buwono IX, selesai pengukuhan susunan Majelis Pembimbing Nasional dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 1978-1983 oleh Kepala Negara di Istana Negara, pertengahan Januari 1979. Paling kiri M. Jusuf (kini Ketua Bepeka), di belakang Sultan, almarhum Ali Moertopo, almarhum Lasiyah Soetanto, dan mantan Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Perkembangan Pramuka di Indonesia tidak lepas dari jasa Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia.

Raja Kesultanan Yogyakarta itu terlibat dalam organisasi Pramuka, yang dulunya dikenal dengan nama Kepanduan, sejak masih kanak-kanak.

Dia menduduki jabatan penting sebagai Ketua Kwartir dan mengeluarkan kebijakan yang sampai saat ini masih digunakan.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga berperan dalam memperkenalkan organisasi Pramuka di kancah Internasional.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, seperti apa sosok Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan kiprahnya di dunia Pramuka?

Sosok Sri Sultan Hamengku Buwono IX

Sri Sultan Hamengku Buwono IX lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912.

Dia merupakan putra kesembilan dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah atau Kanjeng Ratu Alit.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyandang nama kecil Raden Mas Dorojatun.

Dilansir dari situs resmi Keraton Yogyakarta, masa muda Sri Sultan Hamengku Buwono IX dihabiskan di luar lingkungan keraton.

Sejak usia 4 tahun, dia dititipkan di rumah keluarga Belanda, yaitu Mulder, seorang kepala sekolah Neutrale Hollands Javanesche Jongen School (NHJJS).

Sri Sultan Hamengku Buwono IX menempuh pendidikan di Frobel School (taman kanak-kanak), lalu melanjutkan ke Eerste Euripe Lagere School B dan pindah ke Neutrale Europese Lagere School.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Sri Sultan Hamengku Buwono IX melanjutkan pendidikan ke Hogere Burgerschool di Semarang dan Bandung.

Dia juga pernah mengenyam pendidikan di Belanda dan melanjutkan pendidikan di Rijkuniversitet di Leiden.

Namun, saat Perang Dunia II meletus pada 1939, ayahnya memanggil Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk pulang ke Tanah Air.

Saat menggantikan takhta ayahnya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pertama setelah Indonesia merdeka.

Baca juga: 55 Ucapan dan Twibbon Hari Pramuka 14 Agustus 2023

Kiprah di dunia pramuka

Keterlibatan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam dunia Pramuka dimulai sejak masih kanak-kanak.

Menurut buku Sri Sultan HB IX - Bapak Pramuka Indonesia (2018), Sri SultanHamengku Buwono IX tercatat sebagai anggota welp (siaga), jenjang kepramukaan terendah (6-11 tahun) pada tahun 1921 di Yogyakarta.

Pada 1960-an Sri Sultan Hamengku Buwono IX diangkat menjadi Pandu Agung atau pemimpin kepanduan.

Presiden Indonesia saat itu, Soekarno, acap kali berdiskusi dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk menggabungkan organisasi kepanduan dalam satu wadah.

Oleh sebab itu, pada 9 Maret 1961, Presiden Soejarno membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang juga melibatkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai salah satu pengurusnya.

Setahun kemudian, Presiden Soekarno mencetuskan Keppres RI No 238 Tahun 1961 tentang Pramuka.

Bersama dengan itu, gerakan Pramuka ditetapkan sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang bertujuan mendidik para pemuda Indonesia.

Baca juga: Saat Acara Penutupan Jambore Pramuka Dunia di Korsel Bertabur Bintang K-Pop...

Mencetuskan nama Pramuka

Pramuka resmi didirikan pada 14 Agustus 1961. Istilah Pramuka dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Dia terinspirasi dari kata "Poromuka" atau pasukan terdepan dalam perang.

Selain itu, kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang artinya jiwa-jiwa yang berkarya.

Dikutip dari Kompas.com (2021), setelah Pramuka dibentuk, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagau Ketua Kwartir Nasional selama 13 tahun, yakni pada 1961-1974.

Di bawah kepemimpinannya itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX memelopori sejumlah kegiatan, seperti Gerakan Tabungan Pramuka dan Wirakarya, yaitu perkemahan pertama Pramuka Nasional.

Sri Sultan juga membentuk Tri Satya Pramuka serta Dasa Dharma Pramuka dan menetapkan warna seragam Pramuka Indonesia yang digunakan sampai saat ini.

Baca juga: Sejarah Hari Pramuka 14 Agustus dan Twibbon untuk Menyemarakkannya...

Diganjar penghargaan internasional

Jasa Sri Sultan Hamengku Buwono IX di bidang Pramuka terdengar sampai ke luar negeri.

Dia dianugerahi penghargaan Bronze Walf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada 1973.

Penghargaan tersebut merupakan penghargaan tertinggi bagi mereka yang dianggap sangat berjasa dalam mengembangkan pramuka.

Penghargaan lain yang berhasil diperolehnya yaitu Silver World Sward dari Boy Scouts of America pada 1972.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi