Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Orang Tewas akibat Tanah Longsor dan Banjir Bandang di China

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK / 2M media
Ilustrasi banjir.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Jumlah korban tewas akibat tanah longsor yang dipicu banjir bandang di dekat Kota Xian, barat laut China, telah meningkat menjadi 21 orang pada Minggu (13/8/2023).

Selain korban tewas, masih ada enam orang lainnya yang dinyatakan hilang akibat bencana tersebut.

"Dua puluh satu orang ditemukan tewas sejauh ini, dan enam lainnya masih hilang," kata biro manajemen darurat Xian dalam sebuah pernyataan dikutip dari ABC News, Minggu (13/8/2023).

Penyelamatan libatkan 980 orang dan anjing pelacak

Sebanyak lebih dari 980 orang dikerahkan dalam upaya penyelamatan korban yang hilang dengan menggunakan pendeteksi kehidupan serta anjing pelacak.

Longsor dan banjir bandang yang terjadi pada Jumat (11/8/2023) malam itu juga telah menghanyutkan dua rumah, merusak jalan, jembatan, suplai listrik, dan infrastruktur lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut para ahli, penyebab bencana tersebut adalah banjir bandang aliran lumpur batu yang disebabkan oleh hujan deras dalam waktu singkat.

"Sampai sekarang, total 186 orang telah direlokasi dan dimukimkan kembali. Sebanyak 49 BTS komunikasi di daerah bencana telah kembali beroperasi, dan pasokan listrik telah dilanjutkan di 855 rumah," ungkap biro manajemen darurat Xian.

Baca juga: BMKG Rilis Potensi Banjir Rob, Wilayah Mana Saja yang Terdampak?

Beberapa wilayah di China dilanda hujan dan banjir

Dilansir dari Washingtonpost, beberapa wilayah di China di setiap musim panas selalu dilanda hujan lebat dan banjir.

Kendati demikian, tahun ini, banjir yang melanda sejumlah wilayah itu terbilang dahsyat, di saat beberapa wilayah lainnya sedang berjuang dalam mengatasi kekeringan yang menghancurkan hasil panen.

Pemerintah China sebelumnya telah melaporkan 142 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor pada Juli lalu.

Di Beijing dan provinsi tetangga Hebei minggu lalu juga mengalami curah hujan terberat setidaknya dalam 140 tahun, menurut pernyataan pemerintah.

Kemudian, pemerintah Hebei menaikkan jumlah korban tewas akibat banjir bulan ini yang disebabkan oleh Topan Doksuri menjadi setidaknya 29 orang.

Pemerintah mengatakan butuh waktu hingga tiga tahun untuk memulihkan listrik dan layanan lainnya.

Baca juga: Banjir Bandang di Gujarat, India: 250 Warga Mengungsi, 1 Orang Hilang

 

Hujan lebat dipicu adanya topan

Dikutip dari Voa News, di bagian barat daya China, ada sekitar 81.000 orang dievakuasi dari daerah-daerah berisiko tinggi di Provinsi Sichuan.

Dikatakan bahwa hujan lebat menyebabkan lereng-lereng bukit runtuh dan mengganggu lalu lintas, tetapi tidak ada laporan mengenai korban jiwa atau luka-luka.

Sisa-sisa badai khanun, yang diturunkan statusnya menjadi topan, diperkirakan akan memiliki curah hujan 40 milimeter (1,5 inci) per jam di Kota Changchun di bagian timur laut dan di sekitar Provinsi Jilin.

Khanun menghantam beberapa bagian Jepang sebagai topan sebelum melemah di atas Semenanjung Korea dalam perjalanannya menuju China.

Siaran televisi pemerintah menunjukkan brigade konstruksi militer beranggotakan 500 orang yang bekerja di tengah kegelapan pada Jumat malam untuk menutup jebolnya tanggul sungai sepanjang 90 meter (300 kaki) di Fuyu, sebuah kota di Jilin.

Mereka menancapkan batang baja ke dalam tanah dan menumpuk ratusan karung pasir untuk menutup celah tersebut.

Sementara itu, lebih dari 20 perjalanan kereta api dibatalkan di Shenyang, kota terbesar di timur laut China, dan di sekitar provinsi Liaoning.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi